Sukses

Potensi Itama Ranoraya di Sektor Kesehatan Usai Pandemi COVID-19

Analis menilai sektor kesehatan di dalam negeri masih punya potensi besar seiring konsumsi masyarakat dan pemerintah di sektor kesehatan masih tinggi.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi COVID-19 meski sudah terkendali, akan tetapi sektor kesehatan (health care) masih memiliki daya tarik. Sebab, terdapat katalis yang bisa menjaga pertumbuhan kinerja, yakni meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan.

Kepala Riset Praus Capital, Alfred Nainggolan mengatakan, emiten sektor kesehatan di dalam negeri memiliki potensi besar meraih hasil positif pada 2023. Ini mengingat, masih tingginya konsumsi masyarakat dan pemerintah di sektor kesehatan baik produk dan jasa kesehatan.

"Sektor kesehatan merupakan sektor yang defensif karena merupakan basic need atau kebutuhan primer bagi masyarakat. Dalam kondisi perlambatan, konsumsi terhadap produk kesehatan cenderung tetap stabil," kata Alfred dalam keterangan resminya, ditulis Jumat (9/6/2023).

Apalagi saat ini pemahaman masyarakat Indonesia terhadap masalah kesehatan semakin baik sehingga kebutuhan akan produk dan pelayanan kesehatan semakin meningkat pula.

Menurut ia, besarnya potensi emiten sektor kesehatan untuk tetap meraih hasil positif pada 2023 juga didukung oleh kondisi ekonomi nasional yang diperkirakan masih tetap mengalami pertumbuhan.

“Ekonomi Indonesia tahun ini masih tetap tumbuh positif dan ini berpengaruh besar terhadap permintaan pelayanan kesehatan di dalam negeri,” kata dia..

Sejumlah lembaga internasional, seperti Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Pembangunan Asia (ADB), Bank Dunia dan OECD memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 mencapai kisaran 4,7 persen – 5,1 persen.

"Walaupun ada gejolak ekonomi global yang muncul seperti perang antara Rusia dan Ukraina, perekonomian Indonesia tahun ini cukup tangguh dan masih menjadi negara dengan angka pertumbuhan ekonomi yang besar," kata dia.

2 dari 3 halaman

Prospek Perusahaan

Di samping itu, prospek yang menjanjikan itu antara lain tercermin dari realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2023 yang tumbuh diatas 5 persen, performa APBN 2023 per April masih terus tumbuh, laporan Kementerian Investasi/BKPM yang menyebutkan capaian realisasi investasi kuartal I 2023 mencapai Rp 328,9 triliun atau meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yaitu sebesar 16,5 persen. 

PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) sebagai sebuah emiten yang bergerak di bidang peralatan dan perlengkapan medis berteknologi tinggi (HiTech Health Care Solutions) telah mencatat penjualan sebesar Rp 97,053 miliar selama kuartal I 2023.

Pendapatan yang diraih IRRA selama kuartal I 2023 itu sama dengan 34,4 persen dari total pendapatan IRRA selama tahun buku 2019. IRRA optimis bahwa kinerjanya akan terus meningkat pada 2023 ini. 

Dalam rangka meningkatkan kinerjanya, IRRA telah melakukan berbagai upaya yang di antaranya memperluas sektor pasar ke ranah yang belum pernah IRRA sentuh sebelumnya yang didorong dengan penambahan produk-produk baru baik dalam negeri maupun luar negeri dengan fokus kriteria berteknologi tinggi sesuai dengan visi dan misi IRRA. 

 

3 dari 3 halaman

Strategi Perseroan

Pada 2022, Oneject Indonesia selaku sister company IRRA, menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Garbe Group di Dussseldorf, Jerman, untuk pendirian perusahaan baru atau pembangunan pabrik mould plastic di Bekasi yang akan menjadi pusat supply mould alat kesehatan di Indonesia dengan standar mutakhir.

Selain itu, PT Itama Ranoraya Tbk bersama Oneject juga telah bekerjasama dengan PT Enseval Putera Megatrading Tbk (EPMT) untuk memperkuat jaringan distribusi produk alat kesehatan Oneject ke seluruh wilayah Indonesia.

Upaya yang dilakukan IRRA itu sejalan dengan target Kementerian Kesehatan untuk menciptakan pemerataan akses kesehatan di seluruh wilayah Indonesia melalui transformasi kesehatan.

IRRA juga turut serta membantu pemerintah dalam menyalurkan produk-produk dalam negeri yang berkualitas sesuai dengan arahan pemerintah pusat untuk mengutamakan produk dalam negeri.