Liputan6.com, Jakarta PT Harum Energy Tbk (HRUM) menyiapkan investasi sebesar USD 90 juta atau sekitar Rp 1,34 triliun (kurs Rp 14.855,55 per USD) untuk merampungkan smelter kedua perseroan, Westrong Metal Industry (WMI) di Halmahera Tengah. Smelter ini ditargetkan rampung sebelum 2023 berakhir
“Kami masih ada investasi yang harus dikeluarkan untuk smelter kedua. Tahun ini kita anggarkan penyelesaian smelter masih butuh dana USD 90 juta… Smelter ini diharapkan dapat mulai beroperasi komersial pada kuartal IV tahun ini dengan kapasitas produksi 56 ribu ton per tahun,” jelas kata Direktur Utama Harum Energy, Ray Antonio Gunara dalam paparan publik perseroan, Jumat (9/6/2023).
Baca Juga
Informasi saja, pada 27 April 2022, PT Harum Nickel Industry (HNI), yang merupakan salah satu subsidiari PT Harum Energy Tbk telah mengambil bagian atas 250.000 saham baru dalam PT Westrong Metal Industry (PT WMI) yang mewakili 20 persen dari total modal ditempatkan dan disetor PT WMI, dengan harga pengambilan bagian saham sebesar USD 75 juta.
Advertisement
Smelter yang dibangun oleh PT WMI akan menggunakan teknologi rotary kiln electric furnace (RKEF). Sampai dengan Mei lalu, progres pembangunan smelter telah mencapai 80 persen. Dengan capaian itu, perseroan optimis target penyelesaian akan berjalan sesuai jadwal.
“Progres per Mei sudha 70-80 peren. Jadi kami merasa bahwa jawal dimulainya produksi dari smelter ini akan sesuai dengan jadwal yaitu di akhir kuartal IV tahun ini,” imbuh Ray.
Untuk tahap awal, smelter WMI ditargetkan dapat memproduksi 3—6 juta ton nikel dalam 3–4 tahun pertama sejak dimulainya produksi secara komersial.
Adapun saat ini perseroan telah memiliki satu smelter eksisting, Infei Metal Industry (IMI) yang sudah beroperasi sejak kuartal II tahun lalu. Hingga kuartal I 2023, smelter IMI telah merealisasikan produksi sebesar 6 ribu ton dalam bentuk ferronickel atau nickel pig iron
“Kami juga akan terus jajaki peluang perluasan atau ekspansi sektor nikel baik hulu maupun hilir. Kami akan jajaki peluang untuk mengakuisisi sumber daya nikel tambahan untuk menambah sumber daya yang saat ini sudah kita miliki. Dan pada saat yang sama melakukan ekspansi ke industri pengolahan untuk mendapat nilai tambah maksimal dari investasi yang kita lakukan,” tutup Ray.