Sukses

2 Bos Blue Bird Beli Saham BIRD Jelang RUPST, Segini Nilainya

Wakil Presiden Direktur Adrianto Djokosoetono dan Direktur Utama Blue Bird Sigit Djokosoetono kompak membeli saham BIRD jelang RUPST Perseroan.

Liputan6.com, Jakarta - Dua bos emiten transportasi, PT Blue Bird Tbk (BIRD) belum lama ini membeli saham BIRD jelang Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (14/6/2023), Wakil Presiden Direktur Blue Bird Adrianto Djokosoetono memborong saham BIRD sebanyak 3.937.316 lembar saham BIRD dengan harga Rp 2.050 pada 12 Juni 2023. Adapun, tujuan dari transaksi tersebut untuk investasi dengan status kepemilikan langsung.

Ia pun menggelontorkan dana untuk membeli saham BIRD sebesar Rp 8,07 miliar. Dengan adanya transaksi tersebut, kini Adrianto menggenggam saham Blue Bird sebanyak 132.132.816 lembar saham atau 5,281 persen. 

Tak hanya itu, Direktur Utama Blue Bird Sigit Djokosoetono membeli saham BIRD sebanyak 100.000 lembar saham dengan harga Rp 1.600 - Rp 1.700 per saham. Transaksi tersebut dilakukan secara bertahap pada 5 April dan 13 April 2023. 

Dengan demikian, Sigit merogoh kocek Rp 165 juta. Saat ini, ia menggenggam 149.951.300 lembar saham BIRD atau 5,993 persen. Sebelumnya, Sigit memiliki 149.851.300 saham BIRD atau 5,989 persen.

"Tujuan dari transaksi investasi dengan status kepemilikan langsung," tulis Sigit.

Saham Blue Bird (BIRD) ditutup merosot 0,93 persen ke posisi Rp 2.130 per saham pada perdagangan Selasa, 13 Juni 2023. Saham BIRD dibuka stagnan di posisi Rp 2.150 per saham. Saham BIRD berada di level tertinggi Rp 2.200 dan terendah Rp 2.110 per saham. Total frekuensi perdagangan saham BIRD 2.302 kali dengan volume perdagangan 72.198 lot saham. Nilai transaksi Rp 15,5 miliar

2 dari 4 halaman

Direktur Utama Blue Bird Beli 100 Ribu Saham BIRD

Sebelumnya, Direktur Utama PT Blue Bird Tbk Sigit Priawan Djokosoetono membeli saham BIRD pada April 2023 secara bertahap.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (7/5/2023), Direktur Utama Blue Bird Sigit Priawan Djokosoetono membeli saham BIRD pada 5 dan 7 April 2023.

Pada 5 April 2023, Sigit beli 50.000 saham BIRD dengan harga Rp 1.700 per saham. Dengan demikian, nilai pembelian saham itu sebesar Rp 85 juta. Pada 13 April 2023, ia membeli 50.000 saham BIRD dengan harga Rp 1.600 per saham sehingga nilai pembelian saham Rp 80 juta. Total pembelian saham BIRD Rp 165 juta.

Adapun pembelian saham yang ditransaksikan itu 0,004 persen. Jumlah saham setelah transaksi pembelian saham BIRD, ia genggam 149.951.300 saham BIRD atau setara 5,993 persen.

“Tujuan transaksi investasi, status kepemilikan langsung,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Blue Bird Tbk, Jusuf Salman.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 5 Mei 2023, saham BIRD naik 0,56 persen ke posisi Rp 1.795 per saham. Saham BIRD dibuka naik lima poin ke posisi Rp 1.790 per saham. Harga saham BIRD berada di level tertinggi Rp 1.830 dan terendah Rp 1.760 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.234 kali dengan nilai transaksi Rp 5,2 miliar.

 

3 dari 4 halaman

Kinerja Kuartal I 2023

Sebelumnya, emiten transportasi, PT Blue Bird Tbk (BIRD) mengumumkan kinerja perseroan hingga kuartal I 2023. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan peningkatan dari sisi pendapatan dan laba.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (27/4/2023), pendapatan neto Blue Bird pada kuartal I 2023 naik 55,19 persen menjadi Rp 1,04 triliun dari Rp 673,98 miliar pada kuartal I 2022.

Sementara, beban langsung pada periode yang sama naik 43,71 persen menjadi Rp 719,67 miliar dari periode yang sama sebelumnya Rp 500,75 miliar. Dengan demikian, laba bruto Blue Bird melesat 88,39 persen menjadi Rp 326,34 miliar hingga akhir Maret 2023 dibanding periode yang sama 2022 sebesar Rp 173,22 miliar.

Sepanjang kuartal I 2023, perseroan membukukan laba usaha sebesar Rp 144,90 miliar naik 314,93 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 34,92 miliar.

Laba bersih pada kuartal I 2023 naik 161,46 persen sebesar Rp 123,26 miliar dari Rp 47,14 miliar pada periode yang sama 2022. Sehingga laba per saham dasar yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada kuartal I 2023 ikut naik menjadi Rp 49 dari kuartal I tahun sebelumnya Rp 18.

Aset perseroan sampai dengan Maret 2023 naik menjadi Rp 7,05 triliun dari Rp 6,89 triliun pada Desember 2022. Liabilitas naik menjadi Rp 1,57 triliun pada kuartal I 2023 dari tahun sebelumnya Rp 1,54 triliun. Sementara ekuitas hingga Maret 2023 naik menjadi Rp 5,47 triliun dibandingkan posisi Desember 2022 sebesar Rp 5,35 triliun.

 

4 dari 4 halaman

Target Kinerja Keuangan 2023

Sebelumnya, PT Blue Bird Tbk (BIRD) membidik pertumbuhan pendapatan sekitar 20 persen-30 persen pada 2023. 

Direktur Blue Bird Irawaty Salim mengatakan, pihaknya telah menyiapkan berbagai strategi dan belanja modal untuk merealisasikan target kinerja tersebut.

"Perseroan menargetkan adanya peningkatan pendapatan di kisaran 20 persen sampai 30 persen pada 2023," kata Direktur Blue Bird Irawaty Salim saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Minggu (8/1/2022).

Beberapa langkah yang akan ditempuh Blue Bird antara lain, melakukan peremajaan untuk armada-armada Perseroan untuk tetap dapat melayani customer secara prima, ekspansi penambahan armada dilakukan bedasarkan sebaran demand di masing-masing segmen bisnis Perseroan untuk menjaga tingkat utilisasi armada dilevel yang tinggi. 

Selain itu, optimalisasi kombinasi penggunaan internal kas dan pinjaman bank untuk kebutuhan ekspansi, dan terus menerus mencari opsi-opsi untuk bertumbuh, seperti peningkatan kualitas ekosistem bisnis BlueBird dan lainnya.

Dengan demikian, Blue Bird menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp 1,5 triliun sampai Rp 2 triliun pada 2023. 

Penggunaan belanja modal tersebut akan dialokasikan untuk pembelian lebih dari 6000 armada guna meremajakan sekaligus menambah jumlah armada Blue Bird.

Sementara itu, di tengah pencabutan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), Blue Bird akan leluasa melakukan ekspansi bisnis. Ancaman resesi global juga tidak akan menghalangi langkah Blue Bird dalam mengembangkan bisnis pada tahun ini.

Kemudian, Blue Bird juga selalu siap mendukung program atau keputusan dari pemerintah. Pada saat ini, Perseroan masih mengevaluasi dampaknya terhadap kinerja perusahaan.

Namun, emiten berkode BIRD melihat pencabutan PPKM oleh pemerintah menjadi sinyal yang baik bagi perekonomian Indonesia pada 2023, di mana mobilisasi masyarakat berpotensi lebih tinggi.

"Perseroan akan tetap berfokus untuk melayani customer kami sesuai standar kualitas Perseroan yang baik, di mana mengutamakan kebersihan, kesehatan, dan keselamatan," ujar dia.