Liputan6.com, Jakarta - Perdagangan saham PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) terancam diberhentikan sementara (suspensi) oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal itu lantaran perseroan belum menyelesaikan laporan keuangan tahun buku 2022.
Sekretaris Perusahaan Krakatau Steel, Pria Utama mengatakan, saat ini perseroan tengah berupaya menyelesaikan laporan tersebut secepatnya. "Laporan keuangan Krakatau Steel tahun buku 2022 masih dalam proses penyelesaian pak. Mudah-mudahan secepatnya," kata Pria kepada Liputan6.com, Rabu (14/6/2023).
Baca Juga
Informasi saja, perseroan berencana menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Rabu, 21 Juni 2023. Salah satu mata acara yang diusung mata rapat tersebut adalah pengesahan laporan keuangan tahun buku 2022.
Advertisement
Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, pihaknya akan memberikan surat peringatan (SP) terhadap sejumlah emiten yang belum menyerahkan laporan keuangan 2022 ataupun belum membayar denda hingga saat ini.
"Jadi kami sudah umumkan kemarin, buat perusahaan-perusahaan yang belum menyampaikan laporan keuangan sudah SP1, SP2 sudah ada agendanya nanti lanjut SP3 atau suspensi," kata Nyoman.
Meski belum setor laporan keuangan tahun buku 2022, KRAS telah merilis laporan keuangan untuk periode tiga bulan pertama tahun ini. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan pendapatan USD 689,83 juta atau naik 2,04 persen dari USD 675,99 juta pada kuartal I 2022.
Sayangnya, Krakatau Steel justru mencatat rugi bersih USD 18,26 juta dari periode yang sama tahun sebelumnya mencatatkan laba bersih USD 26,45 juta. Kerugian terjadi lantaran perseroan mengalami kerugian kurs sebesar USD 25,8 juta.
Direktur Komersial Krakatau Steel Melati Sarnita Mengundurkan Diri
Sebelumnya, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk telah menerima surat pengunduran diri dari Melati Sarnita yang menjabat sebagai direktur komersial pada 10 Mei 2023.
Sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan POJK No. 33/2014, permohonan pengunduran diri sebagaimana diungkapkan di atas akan berlaku efektif setelah didiskusikan dan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Krakatau Steelyang akan dilaksanakan pada 21 Juni 2023.
“Kami telah menerima surat pengunduran diri Melati Sarnita sebagai Direktur Komersial Krakatau Steel,” kata Corporate Secretary Krakatau Steel Pria Utama dalam keterbukaan informasi, dikutip Minggu (14/5/2023).
Pria menegaskan bahwa pengunduran diri Direktur Komersial Krakatau Steel ini tidak akan berdampak pada kinerja Krakatau Steel.
“Tidak ada dampak dari kejadian, informasi, atau fakta material tersebut terhadap kegiatan operasional, hukum, dan kondisi keuangan atau kelangsungan usaha Krakatau Steel," tambah Pria.
Melati Sarnita menjabat sebagai Direktur Pengembangan Usaha di Krakatau Steel pada 2019. Selanjutnya pada 2020 Melati Sarnita dialihkan penugasan sebagai Direktur Komersial Krakatau Steel yang bertanggung jawab atas komersial bisnis Krakatau Steel.
Sebagai lulusan Master of Business Administration dan Sarjana Teknik Metalurgi, sebelum menjadi direktur di Krakatau Steel Melati Sarnita berkarier di bidang energi dan gas bumi di Kodeco Energy Co. Ltd., Chevron, dan Perusahaan Gas Negara.
Advertisement
Krakatau Steel Bayar Utang Tranche B Rp 2,7 Triliun, Berapa Sisanya?
Sebelumnya, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) telah membayar utang Tranche B sebesar Rp2,7 triliun kepada seluruh kreditur perbankan pada 1 Maret 2023.
Direktur Utama Krakatau Steel Purwono Widodo menuturkan, hingga saat ini sejak restrukturisasi dimulai pada 2019, Krakatau Steel telah membayar utang sebesar Rp10,9 triliun atau setara USD718 juta dari total pokok utang sebesar Rp33,6 triliun (USD2,2 miliar).
“Setelah pembayaran hutang Tranche B senilai Rp2,7 triliun tersebut, sisa utang Tranche B lainnya akan kami bayarkan di bulan November 2023 senilai USD121 juta (Rp1,8 triliun) dan di bulan Desember 2023 senilai USD166 juta (Rp2,5 triliun),“ kata Purwono dalam keterangan resminya, Jumat (3/3/2023).
Adapun, rincian pembayaran utang Krakatau Steel yang sudah dibayar hingga saat ini yaitu terdiri dari utang Tranche A sebesar Rp423,1 miliar (USD27,7 juta), Tranche B sebesar Rp6,5 triliun (USD430 juta), serta pembayaran pinjaman kepada Commerzbank AG sebesar Rp3,9 triliun (USD260 juta).
"Sedangkan utang Tranche C sebesar USD1 miliar baru akan jatuh tempo pada 2025 dan 2027," kata dia.
Restrukturisasi dan Transformasi
Sejak dilakukannya restrukturisasi dan transformasi pada 2019, Krakatau Steel telah mencapai peningkatan kinerja yang signifikan. Pada 2020, laba bersih Krakatau Steel mencapai sebesar Rp 351,3 miliar (USD23 juta), kemudian meningkat pada 2021 menjadi sebesar Rp947 miliar (USD62 juta), dan Rp1,2 triliun (USD82 juta) pada 2022 (unaudited).
Tren peningkatan kinerja Krakatau Steel juga terlihat dari peningkatan pendapatan pada 2020 sebesar Rp19,8 triliun (USD1,3 miliar), kemudian meningkat pada 2021 menjadi sebesar Rp 32 triliun (USD2,1 miliar), dan Rp 33 triliun (USD2,2 miliar) pada 2022 (unaudited).
Dia bilang, dengan kinerja yang terus meningkat dari tahun ke tahun, Krakatau Steel dapat memenuhi kewajibannya dalam pembayaran utang.
"Ke depan pun kami optimistis akan dapat melunasi sisa utang sesuai yang telah direncanakan dan mempertahankan konsistensi dalam meningkatkan kinerja,” tutup dia.
Advertisement