Sukses

Rights Issue, Bintang Samudera Lines Incar Dana Rp 120 Miliar

PT Bintang Samudera Mandiri Lines Tbk (BSML) akan menawarkan sebanyak-banyaknya 400 juta lembar saham baru dengan nilai nominal Rp 25 per saham dalam rangka rights issue.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bintang Samudera Mandiri Lines Tbk (BSML) berencana melakukan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

Pada aksi tersebut, perseroan akan menawarkan sebanyak-banyaknya 400 juta lembar saham baru dengan nilai nominal Rp 25 per saham. Perseroan telah mendapat persetujuan sehubungan dengan rencana aksi ini melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bintang Samudera Lines yang diselenggarakan pada 22 Mei 2023.

Melansir prospektus perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (14/6/2023), harga penawaran dipatok sebesar Rp 300 per saham. Dengan demikian, dana yang akan diterima perseroan dari aksi ini adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp 120 miliar.

Seluruh dana yang diperoleh dari rights issue ini akan digunakan untuk pelunasan seluruh dan atau sebagian pokok utang kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI). Jika terdapat sisa dana hasil rights issue, maka akan dialokasikan untuk modal kerja dan atau operational expenditure (opex) perseroan.

Berdasarkan Surat Pernyataan Kesanggupan dalam rangka PMHMETD I tertanggal 23 Mei 2023, PT Goldfive Investment Capital sebagai pemilik 862.534.600 saham yang mewakili 46,62 persen dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan akan melaksanakan HMETD-nya sebesar 186.471.288 atau senilai Rp 55,94 miliar.

Dalam hal para pemegang saham lama tidak melaksanakan haknya untuk membeli saham hasil pelaksanaan HMETD yang ditawarkan sesuai dengan HMETD-nya, para pemegang saham lama akan mengalami penurunan persentase kepemilikan sahamnya (dilusi) dalam jumlah maksimum sebesar 17,78 persen.

  • Tanggal efektif pernyataan HMETD dari OJK: 30 Mei 2023
  • Tanggal terakhir pencatatan (recording date) untuk memperoleh HMETD: 13 Juli 2023
  • Tanggal terakhir perdagangan saham dengan HMETD (cum right)
  • Pasar reguler dan pasar negosiasi: 11 Juli 2023
  • Pasar tunai: 13 Juli 2023
  • Tanggal mulai perdagangan saham tanpa HMETD (ex-right)
  • Pasar reguler dan pasar negosiasi: 12 Juli 2023
  • Pasar tunai: 14 Juli 2023
  • Tanggal distribusi HMETD: 14 Juli 2023
  • Tanggal pencatatan di BEI: 17 Juli 2023
  • Periode perdagangan HMETD: 17-27 Juli 2023
  • Periode pendaftaran, pembayaran dan pelaksanaan HMETD: 17-27 Juli 2023
  • Periode penyerahan saham hasil pelaksanaan HMETD: 19-31 Juli 2023
  • Tanggal terakhir pembayaran pemesanan saham tambahan: 31 Juli 2023
  • Tanggal penjatahan: 1 Agustus 2023
  • Tanggal pengembalian uang pemesanan atas pemesanan saham tambahan: 3 Agustus 2023

 

2 dari 3 halaman

Penutupan IHSG pada 14 Juni 2023

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,29 persen ke posisi 6.699,71. Indeks LQ45 merosot 0,29 persen ke posisi 949,80. Indeks acuan bervariasi.

Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.744,64 dan terendah 6.672,8. Sebanyak 253 saham menguat dan 279 saham melemah. 206 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.344.185 kali dengan volume perdagangan 21 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 9,4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.923.

Mayoritas sektor saham menguat dan melemah. Sektor saham energi bertambah 0,78 persen, sektor saham basic menguat 1,28 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti sektor saham industri naik 0,98 persen, sektor saham properti menanjak 0,27 persen, sektor saham infrastruktur mendaki 0,21 persen dan sektor saham transportasi naik 0,03 persen.

Sementara itu, sektor saham nonsiklikal susut 0,06 persen, sektor saham siklikal tergelincir 0,46 persen, sektor saham kesehatan merosot 1,23 persen, sektor saham keuangan terpangkas 0,34 persen dan sektor saham teknologi merosot 1,05 persen.

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

Saham MOLI bertambah 23,03 persen

Saham DEWA bertambah 22 persen

Saham VTNY bertambah 17,53 persen

Saham DMMX bertambah 15,50 persen

Saham CAKK bertambah 15,38 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

Saham RAAM merosot 14,92 persen

Saham BEBS merosot 14,91 persen

Saham KLAS merosot 14,88 persen

Saham PUDP merosot 14,52 persen

Saham MAXI merosot 13,7 persen

3 dari 3 halaman

Penghimpunan Dana Melalui Rights Issue

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat kenaikan jumlah penggalangan dana lewat aksi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

Hingga 29 Mei 2023, Bursa mencatat penggalangan dana lewat aksi ini telah mencapai Rp 22,8 triliun. "Per 29 Mei 2023 terdapat 17 perusahaan tercatat yang telah menerbitkan rights issue dengan total nilai Rp 22,8 triliun," ungkap Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna,  kepada wartawan, dikutip Selasa (30/5/2023).

Nyoman menambahkan, angka itu mengalami kenaikan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sebagai gambaran, periode Januari-Mei 2021 terdapat 9 perusahaan tercatat yang melaksanakan rights issue dengan nilai fundraised mencapai Rp 4,5 triliun.

Sedangkan pada periode Januari-Mei 2022 terdapat 13 perusahaan tercatat yang melaksanakan rights issue dengan nilai fundraised mencapai Rp 14,3 triliun. Sedangkan data teranyar per 29 Mei 2023, terdapat 17 Perusahaan dengan nilai fundraised sebesar Rp 22,8 triliun.

"Hal ini menunjukkan tren kenaikan dalam 3 tahun terakhir baik dari sisi jumlah perusahaan yang melakukan rights issue maupun nilai dana yang dihimpun," kata Nyoman.

Sebelumnya, BEI mencatat terdapat 25 perusahaan dalam pipeline rights issue per 26 Mei 2023, dengan asumsi saat itu baru ada 16 perusahaan yang gelar rights issue.

Adapun rincian emiten dalam pipeline rights issue berdasarkan sektornya adalah sebagai berikut:

• 1 Perusahaan dari sektor basic materials

• 7 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals

• 4 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals

• 5 Perusahaan dari sektor energy

• 7 Perusahaan dari sektor financials

• 0 Perusahaan dari sektor healthcare

• 0 Perusahaan dari sektor industrials

• 0 Perusahaan dari sektor infrastructures

• 0 Perusahaan dari sektor properties & real estate

• 0 Perusahaan dari sektor technology

• 1 Perusahaan dari sektor transportation & logistic

 

Â