Liputan6.com, Jakarta - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) memutuskan untuk merombak pengurus perseroan. Hal tersebut telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Kamis, 15 Juni 2023.Â
Para pemegang saham menyetujui usulan perubahan susunan pengurus perseroan. RUPS PTBA mengukuhkan pemberhentian dengan hormat Agus Suhartono sebagai Komisaris Utama dan Devi Pradnya Paramita sebagai Komisaris. RUPST Bukit Asam juga menyetujui pengangkatan Irwandy Arif sebagai Komisaris Utama, Kurnia Toha sebagai Komisaris Independen, dan Rahmat Hidayat Pulungan sebagai Komisaris Independen.
Baca Juga
Seiring dengan disetujuinya perubahan tersebut, maka susunan pengurus perseroan menjadi sebagai berikut:Â
Advertisement
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Irwandy Arif
Komisaris Independen : Kurnia Toha
Komisaris Independen : Rahmat Hidayat Pulungan
Komisaris Independen : Andi Pahril Pawi
Komisaris : E Piterdono HZ
Komisaris : Carlo Brix Tewu
Â
Dewan Direktur
Direktur Utama : Arsal Ismail
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko : Farida Thamrin
Direktur Pengembangan Usaha : Rafli Yandra
Direktur Operasi dan Produksi : Suhedi
Direktur Sumber Daya Manusia : Suherman
Â
Selain itu, pemegang saham menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp 12,6 triliun atau 100 persen dari laba bersih perseroan tahun buku 2022. "Kami membagikan dividen 100 persen atau Rp 12,6 triliun," kata Direktur Utama Bukit Asam Arsal Ismail dalam paparan publik, Kamis (15/6/2023).
Gerak Saham PTBA
Pada penutupan perdagangan saham Kamis, 15 Juni 2023, saham PTBA menguat 4,31 persen ke posisi Rp 3.630 per saham. Saham PTBA dibuka naik 10 poin ke posisi 3.490 per saham. Saham PTBA berada di level tertinggi Rp 3.640 dan terendah Rp 3.460 per saham. Total frekuensi perdagangan 15.131 kali dengan volume perdagangan 998.550 lot saham. Nilai transaksi Rp 354,7 miliar.
Â
Â
Tebar Dividen 2022
Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp 12,6 triliun atau 100 persen dari laba bersih perseroan tahun buku 2022. Hal tersebut telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Kamis, 15 Juni 2023.
Dalam RUPS ini, para pemegang saham juga menyetujui usulan perubahan susunan pengurus perseroan. RUPS PTBA mengukuhkan pemberhentian dengan hormat Agus Suhartono sebagai Komisaris Utama dan Devi Pradnya Paramita sebagai Komisaris.Â
RUPS juga menyetujui pengangkatan Irwandy Arif sebagai Komisaris Utama, Kurnia Toha sebagai Komisaris Independen, dan Rahmat Hidayat Pulungan sebagai Komisaris Independen.
Seiring dengan disetujuinya perubahan tersebut, maka susunan pengurus perseroan menjadi sebagai berikut.
Â
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Irwandy Arif
Komisaris Independen : Kurnia Toha
Komisaris Independen : Rahmat Hidayat Pulungan
Komisaris Independen : Andi Pahril Pawi
Komisaris : E Piterdono HZ
Komisaris : Carlo Brix Tewu
Â
Dewan Direktur
Direktur Utama : Arsal Ismail
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko : Farida Thamrin
Direktur Pengembangan Usaha : Rafli Yandra
Direktur Operasi dan Produksi : Suhedi
Direktur Sumber Daya Manusia : Suherman
Â
Â
Advertisement
Belanja Modal 2023
Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 6,4 triliun pada 2023. Belanja modal tersebut akan dialokasikan untuk investasi.
"Belanja modal untuk 2022 target investasi Rp 2,9 triliun. Tetapi, kami ada sedikit peningkatan belanja. Ini di beberapa area meliputi investasi rutin perushaaan anak dan investasi yang sifatnya pengembangan, pada 2023 target investasi Rp 6,4 triliun," kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Farida Thamrin dalam konferensi pers, Kamis (9/3/2023).
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Bukit Asam Arsal Ismail mengatakan, pihaknya akan melakukan ekspansi secara selektif.
"PTBA tetap mau ekspansi tp selektif karena kita sendiri memiliki resources yang kurang lebih sampai sekarang lebih dari 5 miliar metrik ton (MT) dan yang sudah mineable reservenya atau terukur kurang lebih 3 miliar ton," kata Arsal.
Selain itu, Bukit Asam juga tengah mendukung program pemerintah dalam menggenjot hilirisasi. "Kami fokus dengan eksisting, yang eksisting ini untuk bagaimana dengan yang ada kita optimalkan enggak hanya jual batu bara tapi dukung program pemerintah hilirisasi," ujar dia.
Di samping itu, Bukit Asam juga mulai melakukan diversifikasi, salah satunya terjun ke energi baru terbarukan (EBT).
"Kemudian folus lain kami juga harus sesuaikan karena net zero emission tidak bisa dihindari maka kami mulai diversifikasi peluasan enggam ke fosil tapi ke EBT termasuk hilirisasi. Ekspansi ini kami tetap selektif ketika nanti ada penugasan atau kesemptan yang diberikan pemerintah kami juga tenunya akan masuk ke sana," ujar dia.
"Bukit Asam menggunakan yang sudah ada dan jika memiliki kesempatan akan ekspansi tapi tentunya dengan kajian dan analisa dan lakukan eksplorasi,"Â ia menambahkan.