Sukses

Profil Irwandy Arif, Komisaris Utama Baru Bukit Asam

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) memutuskan untuk merombak pengurus perseroan dalam RUPST Perseroan. Salah satunya angkat Irwandy Arif sebagai Komisaris Utama.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) memutuskan untuk merombak pengurus perseroan. Hal tersebut telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Kamis, 15 Juni 2023. 

Salah satunya, para pemegang saham menyetujui pengangkatan Irwandy Arif sebagai Komisaris Utama. Menarik untuk diketahui, berikut ini Liputan6.com ulas profil Irwandy Arif dari berbagai sumber.

Irwandy Arif lahir di Ujung Pandang pada 28 Desember 1951. Ia menempuh pendidikan S1 Teknik Pertambangan di Institut Teknologi Bandung, S2 Teknik Industri di Institut Teknologi Bandung, dan S3 di Ecole des Mines de Nancy, Perancis.

Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Komisaris Independen PT Vale Indonesia Tbk pada 2018, Advisor Tambang Bawah Tanah PT Cibaliung Sumber Daya Mineral pada 2011, dan Komisaris Independen PT Antam Tbk pada 2009. Sedangkan, dasar hukum pengangkatan sebagai Komisaris PT Bukit Asam Tbk adalah Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada 10 Juni 2020.

Sebagai informasi, berikut ini merupakan susunan pengurus perseroan teranyar.

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Irwandy Arif

Komisaris Independen : Kurnia Toha

Komisaris Independen : Rahmat Hidayat Pulungan

Komisaris Independen : Andi Pahril Pawi

Komisaris : E Piterdono HZ

Komisaris : Carlo Brix Tewu

Dewan Direktur

Direktur Utama : Arsal Ismail

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko : Farida Thamrin

Direktur Pengembangan Usaha : Rafli Yandra

Direktur Operasi dan Produksi : Suhedi

Direktur Sumber Daya Manusia : Suherman

2 dari 4 halaman

RUPST Bukit Asam Rombak Jajaran Pengurus

Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) memutuskan untuk merombak pengurus perseroan. Hal tersebut telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Kamis, 15 Juni 2023. 

Para pemegang saham menyetujui usulan perubahan susunan pengurus perseroan. RUPS PTBA mengukuhkan pemberhentian dengan hormat Agus Suhartono sebagai Komisaris Utama dan Devi Pradnya Paramita sebagai Komisaris. RUPS juga menyetujui pengangkatan Irwandy Arif sebagai Komisaris Utama, Kurnia Toha sebagai Komisaris Independen, dan Rahmat Hidayat Pulungan sebagai Komisaris Independen.

Seiring dengan disetujuinya perubahan tersebut, maka susunan pengurus perseroan menjadi sebagai berikut: 

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Irwandy Arif

Komisaris Independen : Kurnia Toha

Komisaris Independen : Rahmat Hidayat Pulungan

Komisaris Independen : Andi Pahril Pawi

Komisaris : E Piterdono HZ

Komisaris : Carlo Brix Tewu

 

Dewan Direktur

Direktur Utama : Arsal Ismail

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko : Farida Thamrin

Direktur Pengembangan Usaha : Rafli Yandra

Direktur Operasi dan Produksi : Suhedi

Direktur Sumber Daya Manusia : Suherman

Selain itu, pemegang saham menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp 12,6 triliun atau 100 persen dari laba bersih perseroan tahun buku 2022. 

"Kami membagikan dividen 100 persen atau Rp 12,6 triliun," kata Direktur Utama Bukit Asam Arsal Ismail dalam paparan publik, Kamis (15/6/2023).

 

3 dari 4 halaman

Belanja Modal 2023

Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 6,4 triliun pada 2023. Belanja modal tersebut akan dialokasikan untuk investasi.

"Belanja modal untuk 2022 target investasi Rp 2,9 triliun. Tetapi, kami ada sedikit peningkatan belanja. Ini di beberapa area meliputi investasi rutin perushaaan anak dan investasi yang sifatnya pengembangan, pada 2023 target investasi Rp 6,4 triliun," kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Farida Thamrin dalam konferensi pers, Kamis (9/3/2023).

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Bukit Asam Arsal Ismail mengatakan, pihaknya akan melakukan ekspansi secara selektif.

"PTBA tetap mau ekspansi tp selektif karena kita sendiri memiliki resources yang kurang lebih sampai sekarang lebih dari 5 miliar metrik ton (MT) dan yang sudah mineable reservenya atau terukur kurang lebih 3 miliar ton," kata Arsal.

Selain itu, Bukit Asam juga tengah mendukung program pemerintah dalam menggenjot hilirisasi. "Kami fokus dengan eksisting, yang eksisting ini untuk bagaimana dengan yang ada kita optimalkan enggak hanya jual batu bara tapi dukung program pemerintah hilirisasi," ujar dia.

Di samping itu, Bukit Asam juga mulai melakukan diversifikasi, salah satunya terjun ke energi baru terbarukan (EBT).

"Kemudian folus lain kami juga harus sesuaikan karena net zero emission tidak bisa dihindari maka kami mulai diversifikasi peluasan enggam ke fosil tapi ke EBT termasuk hilirisasi. Ekspansi ini kami tetap selektif ketika nanti ada penugasan atau kesemptan yang diberikan pemerintah kami juga tenunya akan masuk ke sana," ujar dia.

"Bukit Asam menggunakan yang sudah ada dan jika memiliki kesempatan akan ekspansi tapi tentunya dengan kajian dan analisa dan lakukan eksplorasi," ia menambahkan.

 

4 dari 4 halaman

Transformasi Bisnis

Sejalan dengan visi PTBA, ekspansi bisnis perusahaan ke sektor energi baru dan terbarukan terus bergulir. PTBA terus melakukan transformasi melalui diversifikasi bisnis untuk menjadi perusahaan energi dan kimia kelas dunia yang terintegrasi dan berkelanjutan. 

Salah satunya dengan masuk ke bisnis energi baru terbarukan (EBT). Wujud konkret dukungan PTBA dalam upaya pengurangan emisi karbon global juga ditandai dengan sinergi bersama PT Jasa Marga (Persero) Tbk dalam pengembangan PLTS berkapasitas 400 Kilowatt-peak (kWp) di jalan tol Jasa Marga Group. 

Pembangunan PLTS Jalan Tol Bali Mandara yang telah diresmikan pada 21 September 2022 lalu, berjalan dengan sangat baik sehingga menghasilkan manfaat positif berupa efisiensi energi dan biaya operasional, serta tentunya turut mendukung Presidensi G20 Indonesia pada November 2022, yang salah satunya berfokus pada isu transisi energi.

Sejalan dengan visi menjadi perusahaan energi dan kimia kelas dunia yang peduli lingkungan, PTBA berkomitmen untuk mendukung kebijakan pemerintah yang mendorong hilirisasi batu bara dan menjaga ketahanan energi nasional. 

"Rencana tersebut sejalan dengan kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) 2017," imbuhnya.

Kemudian, PTBA melalui PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) sebagai Independent Power Producer (IPP) membangun PLTU Mulut Tambang Sumsel-8 berkapasitas 2x660 MW, atau dikenal juga sebagai PLTU Tanjung Lalang.Â