Sukses

Bursa Saham Asia Beragam Jelang Keputusan Bank Sentral Jepang

Bursa saham Asia Pasifik beragam pada perdagangan Jumat (16/6/2023) di tengah wall street yang kompak menguat. Investor menanti pertemuan bank sentral Jepang.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Jumat (16/6/2023) setelah indeks S&P 500 dan Nasdaq menguat di wall street. Di sisi lain, investor menanti hasil pertemuan bank sentral Jepang.

Dikutip dari CNBC, analis dari Bank of America perkirakan bank sentral Jepang tetap pertahankan kebijakannya. Di Jepang, indeks Nikkei 225 melemah 0,71 persen, dan alami penurunan hari kedua berturut-turut. Sedangkan indeks Topix merosot 0,52 persen. Di Australia, indeks ASX 200 naik 0,44 persen. Sedangkan indeks Kospi Korea Selatan bertambah 0,25 persen dan indeks Kosdaq naik 0,28 persen.

Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong  memperpanjang reli dengan naik lebih dari 2 persen pada perdagangan Kamis, 15 Juni 2023. Indeks Hang Seng berjangka di posisi 19.951 dari penutupan terakhir di 19.828,92.

Di Amerika Serikat, wall street kompak menguat. Indeks S&P 500 dan Nasdaq menyentuh level tertinggi intraday sejak April 2022. Indeks S&P 500 naik 1,22 persen dan indeks Nasdaq bertambah 1,15 persen. Indeks Dow Jones mencatat penguatan terbesar dengan menanjak 1,26 persen. Sementara itu, yield atau imbal hasil obligasi melemah dan saham teknologi berlanjut menguat, sesuai tren wall street pada 2023.

Penutupan Bursa Saham Asia pada Kamis, 15 Juni 2023

Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Kamis pekan ini yang dipimpin bursa saham Hong Kong. Penguatan bursa saham Asia Pasifik terjadi setelah bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed) tahan suku bunga acuan. Namun, the Fed beri sinyal kenaikan suku bunga lagi sebelum akhir tahun.

Dikutip dari CNBC, the Fed pertahankan suku bunga acuan 5-5,25 persen. Bank sentral diprediksi naikkan suku bunga acuan menjadi 5,6 persen sebelum 2023.

 

 

2 dari 4 halaman

Selandia Baru Masuk Resesi

Indeks Hang Seng naik dan bertambah 2 persen yang didorong sektor saham kesehatan, konsumer siklikal dan saham teknologi. Bursa saham China mendaki dengan indeks Shanghai naik 0,74 persen ke posisi 3.252,98. Indeks Shenzhen bertambah 1,81 persen ke posisi 11.182,94.

Selandia Baru tergelincir ke resesi dengan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal I 2023 turun 0,1 persen. Kemudian Selandia Baru revisi PDB menjadi 0,7 persen pada kuartal terakhir 2022.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 dan Topix melemah. Indeks Nikkei ditutup ke posisi 33.458,49 dan indeks Topix tergelincir ke posisi 2.293,97.

Indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,4 persen ke posisi 2.608,54. Indeks Kosdaq naik 0,71 persen ke posisi 878,04. Di Australia, indeks ASX 200 naik 0,19 persen ke posisi 7.175,3. Tingkat pengangguran turun menjadi 3,6 persen pada Mei 2023 dari sebelumnya 3,7 persen.

3 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street pada 15 Juni 2023

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak menguat pada perdagangan Kamis, 15 Juni 2023. Indeks Dow Jones reli lebih dari 400 poin dan indeks S&P 500 menyentuh level tertinggi baru dalam 13 bulan.

Pergerakan indeks acuan itu seiring investor bertaruh the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS hampir selesai menaikkan suku bunga setelah bank sentral pertahankan suku bunga acuan pekan ini.

Dikutip dari CNBC, Jumat (16/6/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones bertambah 428,73 poin atau 1,26 persen ke posisi 34.408,06. Indeks S&P 500 menguat 1,22 persen ke posisi 4.425,84. Indeks Nasdaq naik 1,15 persen ke posisi 13.782,82.

Di sisi lain, imbal hasil obligasi lebih rendah, sementara saham teknologi terus memimpin kenaikan di pasar. Hal ini sejalan dengan tren di wall street pada 2023. Adapun kenaikan pada perdagangan Kamis pekan ini membawa indeks S&P 500 dan Nasdaq ke level tertinggi intraday sejak April 2022.

“Pertanyaan kunci untuk pasar sekarang adalah, dapatkah valuasi dan siklus saham mengejar growth dan saham teknologi. Jika ya, momentum itu membantu mendorong pasar lebih tinggi,” ujar Co-Chief Investment Officer Certuity, Dylan Kremer dikutip dari CNBC.

4 dari 4 halaman

Langkah The Fed

Indeks S&P 500 juga mengalami kenaikan beruntun terpanjang sejak November 2021 dan menuju kenaikan mingguan terkuat sejak Maret 2023. Dari penutupan level terendah pada Oktober, indeks acuan tersebut juga naik 23 persen. Sepanjang 2023, indeks S&P 500 sudah melompot 15 persen. Sementara itu, indeks Nasdaq naik lebih dari 31 persen pada 2023.

Di sektor teknologi, saham Microsoft dan Oracle melompat lebih tinggi dengan masing-masing naik 3,2 persen dan 3,5 persen. Saham Alibaba menguat hampir 3,2 persen.

Pada Rabu, 14 Juni 2023, Ketue the Fed Jerome Powell menuturkan, setelah pertemuan the Federal Open Market Committee (FOMC) atau Komite Pasar Terbuka Federal akan memakai enam minggu hingga pertemuan berikutnya untuk memperhitungkan pengetatan kumulatif kebijakan moneter.

Ia menambahkan, keputusan tentang kebijakan pada pertemuan Juli 2023 juga belum dibuat. Sementara itu, kenaikan indeks acuan pada pertemuan Kamis pekan ini menunjukkan investor tetap bersedia bertaruh pada ketidakpastian menjelang pertemuan FOMC pada Juli 2023.

Namun, Powell bersikeras kalau bank sentral akan menaikkan suku bunga lebih lanjut pada 2023. Kenaikan suku bunga tersebut akan tetap bergantung pada data ekonomi setiap bulan.

Rilis data ekonomi tambahan pada Kamis pekan ini memberi investor dan pembuat kebijakan wawasan yang lebih baik tentang kekuatan pasar tenaga kerja dan belanja konsumen. Klain pengangguran mingguan sedikit di atas perkiraan 262.000 dibandingkan dengan perkiraan Dow Jones di 245.000. Sedangkan penjualan ritel naik 0,3 persen.

Video Terkini