Sukses

Ketidakpastian Global yang Berlanjut Bayangi Pasar Saham

Pasar modal dinilai masih dibayangi ketidakpastian global seiring bank sentral Amerika Serikat atau the Fed yang berpotensi kembali naikkan suku bunga sebanyak dua kali.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,07 persen ke posisi 6.698,54 pada 12-16 Juni 2023. Penguatan IHSG itu terjadi di tengah aksi jual investor asing sebesar USD USD 116 juta.

Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, Sabtu (17/6/2012), penguatan IHSG tersebut didorong sektor bahan dasar dan teknologi berkontribusi masing-masing 1,74 persen terhadap IHSG.

Pada pekan ini, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia. Neraca perdagangan Indonesia lebih rendah dari  prediksi. Neraca perdagangan Indonesia surplus USD 0,44 miliar pada Mei 2023. Surplus ini lebih kecil dari posisi April surplus USD 3,94 miliar.

Adapun neraca perdagangan Indonesia lebih rendah dari perkiraan terutama didorong lonjakan impor sebesar 14,35 persen, sedangkan ekspor naik 0,96 persen YoY.

Di sisi lain, indeks kepercayaan konsumen Indonesia naik menjadi 128,3 dari sebelumnya 126,1 atau level tertinggi sejak Mei 2022. Ini menunjukkan prospek dan kondisi ekonomi Indonesia membaik.

Selain itu, Ashmore juga menilai kebijakan bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed) masih belum jelas. Pada pertemuan terakhir FOMC lebih hawkish dari yang diharapkan. Meski pejabat the Fed setuju untuk pertahankan suku bunga acuan, mayoritas juga antisipasi untuk menaikkan suku bunga acuan lagi sebanyak dua kali.

Ketua the Fed Jerome Powell menuturkan, suku bunga dipertahankan ini untuk melanjutkan proses kecepatan kenaikan suku bunga yang melambat. Agresifitas kebijakan the Fed meningkatkan kekhawatiran resesi dan kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat.

Saat ini imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun di kisaran 3,75 persen dan tenor dua tahun di kisaran 4,69 persen.  Kurva imbal hasil yang berbalik ini ikuti berita dengan jarak imbal hasil antara tenor 2 dan 10 tahun berada di 94 basis poin, semakin dekati spread negatif terbesar 108 basis poin pada Maret 2023.

Di sisi lain, Indonesia dinilai stabil di tengah ketidakpastian global dan kekhawatiran resesi. Inflasi terkendali dan rupiah masih bertahan yang didukung surplus neraca transaksi berjalan. “Karena ketidakpastian global terus berlanjut, kami tetap merekomendasikan dalam reksa dana,” tulis Ashmore.

2 dari 3 halaman

Kinerja IHSG pada 12-16 Juni 2023

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan 12-16 Juni 2023. Analis menilai pergerakan IHSG dibayangi sentimen global selama sepekan.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (17/6/2023), IHSG melompat 0,07 persen ke posisi 6.698,54 pada 12-16 2023. Pada pekan lalu, IHSG naik 0,92 persen ke posisi 6.695,02.

Demikian juga kapitalisasi pasar bursa bertambah 0,59 persen menjadi Rp 9.506,68 triliun pada pekan ini. Kapitalisasi pasar bursa tersebut naik Rp 55,53 triliun dari pekan lalu Rp 9.451,15 triliun. Kenaikan itu juga diikuti frekuensi transaksi bursa yang menguat 1,58 persen menjadi 1.332.322 transaksi dari 1.311.607 transaksi pada pekan lalu.

Di sisi lain, rata-rata nilai transaksi harian bursa merosot 12,23 persen menjadi Rp 9.970 triliun dari Rp 11,35 triliun pada pekan lalu. Rata-rata volume transaksi bursa selama sepekan terpangkas 9,17 persen menjadi 18,73 miliar saham dari 20,62 miliar saham pada pekan lalu. Investor asing mencatatkan aksi jual Rp 880,60 miliar pada Jumat, 16 Juni 2023. Pada pekan ini, investor asing melakukan aksi jual saham Rp 2,62 triliun. Sepanjang 2023, investor asing melakukan aksi beli saham Rp 17,75 triliun.

3 dari 3 halaman

Dipengaruhi Sentimen The Fed

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG dipengaruhi oleh sentimen luar negeri seperti rilis data ekonomi Amerika Serikat dan keputusan FOMC yang tetap pertahankan suku bunga acuan.

“Secara teknikal, pergerakan IHSG masih berada di awal fase uptrendnya, jadi cukup wajar apabila pergerakan IHSG masih cenderung pelan selama sepekan,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Untuk pekan depan, ia prediksi, sentimen yang akan pengaruhi pasar dari Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) ditambah sentimen negatif dari Eropa yang memasuki resesi.

“Investor juga masih mencermati adanya isyarat the Fed yang nampaknya masih ada kenaikan FFR ke depan setidaknya satu kali dalam tahun ini,” ujar dia.

Herditya menuturkan, selama sepekan, level support IHSG berada di 6.578 dan level resistance di 6.744.

Selain itu, BEI menyebutkan, total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2023 adalah 37 emisi dari 29 emiten senilai Rp41,75 triliun.  BEI mencatat total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 517 emisi dengan nilai nominal outstanding Rp 442,14 triliun dan USD 47,5 juta diterbitkan oleh 127 emiten.