Sukses

Elon Musk Sebut Kapitalisasi Pasar Tesla Tergantung Penyelesaian Mobil Otonom

Kepada anak miliarder Bernard Arnault, Antoine Arnault, Elon Musk menjelaskan kapitalisasi pasar Tesla yang bergantung sejauh mana keberhasilan selesaikan mobil otonom.

Liputan6.com, Jakarta - CEO Tesla Elon Musk menilai, kapitalisasi pasar produsen mobil listrik miliknya Tesla secara langsung terkait dengan apakah Tesla mampu menyelesaikan mobil otonom atau mobil tanpa pengemudi.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (17/6/2023), Elon Musk menyampaikan hal itu kepada Antoine Arnault, anak miliarder Bernard Arnault saat berbicara di konferensi inovasi VivaTech Paris. Arnault yang lebih muda menyampaikan kepada Musk mengenai kapitalisasi pasar Tesla senilai USD 827 miliar. Kapitalisasi pasar itu lebih kecil dari valuasi perusahaan barang mewah Arnault.

Elon Musk menanggapi dan menyarankan dia memiliki sedikit wawasan tentang pergerakan harga saham. “Valuasi adalah hal yang aneh. Terkadang saya berkata, hei, menurut saya harga saham Tesla terlalu tinggi, dan kemudian harga saham naik. Saya seperti, oke,” ujar dia.

Namun, ia menilai kapitalisasi pasar terkait apakah perusahaan dapat menyempurnakan teknologi kendaraan tanpa pengemudi. “Sungguh, nilai perusahaan terutama didasarkan pada otonom,” ujar dia.

"Jika Anda melihat total output produksi kami, hampir 2 juta kendaraan tahun ini atau semacamnya. Tapi itu masih hanya 2 persen dari total produksi kendaraan,” ia menambahkan.

Musk menuturkan, potensi kendaraan otonom adalah nilai otonomi.”Bahkan jika Anda memiliki diskon, kemungkinan persentase otonomi terjadi, itu sangat berharga,” ujar dia.

Ia juga mengulangi mengenai mengubah kendaraannya menjadi armada robotaxis yang dapat mengemudi sendiri, sebuah gagasan yang pernah dia katakan akan diterapkan pada 2020.

Elon Musk telah menuturkan, selama beberapa tahun kalau Tesla hampir menyelesaikan mengemudi otonom. Namun, Tesla masih hanya menyediakan fitur bantuan pengemudi tingkat lanjut.

2 dari 4 halaman

Elon Musk Bungkam saat Kunjungi Pabrik Tesla di China, Ada Apa?

Sebelumnya, orang terkaya di dunia Elon Musk menjadi sorotan, di mana sang miliarder tampak tidak aktif dan bungkam saat mengunjungi China pekan lalu. Selain bos Tesla, CEO Goldman Sachs David Solomon juga mengunjungi China.

Mengutip US News, Kamis (8/6/2023) Elon Musk dan David Solomon pun memiliki kesamaan, yaitu di mana keduanya tidak banyak berbicara di depan umum tentang perjalanan mereka yang sebagian besar terdiri dari pertemuan dengan pejabat pemerintah, staf lokal, dan mitra bisnis.

Acara media dan keterlibatan publik lainnya, yang dulu sering dilakukan sebelum pandemi, sekarang jarang terjadi. Bahkan Elon Musk, yang dikenal kerap aktif di Twitter, tidak membagikan pengalamannya saat mengunjungi negeri tirai bambu.

Pada tahun 2020, miliarder tersebut merayakan pengiriman mobil pertama yang dibuat di pabrik Tesla di Shanghai. Saat itu, acara tersebut terbuka untuk pers. Kali ini, media tidak diundang untuk meliput kunjungan pabriknya.

Begitu juga David Solomon. Pada tahun 2019, dia memberikan wawancara media dan berpartisipasi dalam sejumlah forum.

Tetapi selama perjalanannya pada Maret tahun ini, satu-satunya keterlibatannya yang diketahui adalah pertemuan tertutup dengan regulator, dana kekayaan kedaulatan China, dan di sebuah universitas.

Direktur pelaksana Canada China Business Council Noah Fraser, melihat bahwa para eksekutif AS yang berkunjung ke China tidak lagi mengejar peluang bisnis baru, tetapi berkonsentrasi untuk mempertahankan hubungan bisnisnya.

 "Mereka tampaknya tetap menundukkan kepala dan akan makan siang pribadi di mana mereka dapat belajar dari orang-orang di lapangan tentang apa yang terjadi," katanya.

Bloomberg Billionaires Index mencatat, orang terkaya dunia wahid ini Elon Musk kini mengantongi kekayaan bersih sebesar USD 202 miliar atau setara Rp 3 kuadriliun (asumsi kurs Rp 15.000 per dolar AS). Angka ini menempatkannya di urutan teratas orang terkaya di dunia.

 

3 dari 4 halaman

CEO Tesla Elon Musk Kunjungi Tiongkok dan Temui Sejumlah Pejabat, Bahas Apa Saja?

Sebelumnya, CEO Tesla Elon Musk, diketahui melakukan perjalanan ke Tiongkok untuk menemui beberapa pejabat di Beijing. Ini pertama kalinya ia ke negara itu setelah tiga tahun.

Diketahui, Tiongkok baru membuka lagi perbatasannya dan memulihkan kebijakan nol-Covid mereka pada bulan Desember yang lalu.

Mengutip New York Post, Kamis (1/6/2023), pada hari Selasa, tak lama setelah bos Twitter itu mendarat di Beijing, dia menemui Menteri Luar Negeri China Qin Gang.

Qin mengatakan kepada Musk, Tiongkok berkomitmen untuk meningkatkan lingkungan bisnis bagi investor termasuk Tesla, dan menggunakan metafora mengemudi menggambarkan hubungan China dan AS.

"Kita harus menginjak rem tepat waktu, menghindari mengemudi berbahaya dan terampil menggunakan akselerator untuk mempromosikan kerja sama saling menguntungkan," menurut pernyataan dari Kemenlu Tiongkok.

Kemenlu Tiongkok juga mengutip sang CEO Tesla dan SpaceX, yang mengatakan dirinya bersedia untuk memperluas bisnis di negara itu, serta menentang pemisahan ekonomi AS dan China.

"Kepentingan Amerika Serikat dan China saling terkait, seperti kembar siam, yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain," kata Elon Musk.

Lalu pada Rabu waktu setempat, dikutip dari CNA, Musk bertemu dengan Menteri Perindustrian Tiongkok, untuk membahas pengembangan kendaraan energi baru.

Menurut keterangan Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China, dia menemui Jin Zhuanglong di Beijing, membahas "pengembangan kendaraan energi baru dan kendaraan terkoneksi cerdas".

 

4 dari 4 halaman

China Menyambut Baik Kunjungan Elon Musk

Tidak diketahui lebih rinci lanjutan pertemuan tersebut. Perwakilan Tesla tidak menanggapi permintaan soal informasi mengenai rencana perjalanan Musk di Tiongkok.

Namun, berdasarkan laporan media China, Tesla menyambut bos mereka pada hari Selasa dengan makan malam 16 menu, yang berisi makanan laut, daging domba Selandia Baru, mi pasta kedelai tradisional Beijing.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning juga mengatakan, negara itu menyambut baik kunjungan para eksekutif internasional "untuk lebih memahami China dan mempromosikan kerja sama yang saling menguntungkan."

Tiongkok merupakan pasar kendaraan listrik terbesar di dunia. Tesla juga mengumumkan pada bulan April akan membangun pabrik besar kedua di Shanghai, yang akan jadi pabrik kedua di kota itu setelah Gigafactory, yang mulai dibangun pada 2019.