Sukses

Top 3: Anak Usaha Adhi Karya Kantongi Pinjaman Rp 325 Miliar

Berikut tiga artikel terpopuler di kanal saham yang dirangkum pada Minggu, 18 Juni 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Anak usaha PT Adhi Karya Tbk (ADHI) yakni PT Dumai Tirta Persada (DTP) mendapatkan pinjaman dari PT Sarana Multi Infrastruktur dan PT Indonesia Infrastructure Fund sebesar Rp 325 miliar. Pinjaman tersebut diberikan untuk pengembangan proyek DTP.

Dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI) ditulis Sabtu, 17 Juni 2023  DTP dan pemberi pinjaman dalam hal ini PT PT Sarana Multi Infrastruktur dan PT Indonesia Infrastructure Fund serta Adhi Karya menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka senior sebesar Rp 325 miliar pada 14 Juni 2023.

Pinjaman tersebut berjangka waktu 15 tahun yang digunakan untuk mendukung kegiatan pengembangan proyek yang dijalankan DTP. Anak usaha Adhi Karya tersebut mengembangkan proyek kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) SPAM Kota Dumai, sehingga DTP membutuhkan pendanaan yang bersumber dari ekuitas dan pinjaman senior.

Artikel anak usaha Adhi Karya kantongi pinjaman Rp 325 miliar menyita perhatian di kanal saham pada Minggu, (18/6/2023). Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di kanal saham? Berikut tiga artikel terpopuler di kanal saham yang dirangkum pada Minggu, (18/6/2023):

1.Anak Usaha Adhi Karya Kantongi Pinjaman Rp 325 Miliar.

Anak usaha PT Adhi Karya Tbk (ADHI) yakni PT Dumai Tirta Persada (DTP) mendapatkan pinjaman dari PT Sarana Multi Infrastruktur dan PT Indonesia Infrastructure Fund sebesar Rp 325 miliar. Pinjaman tersebut diberikan untuk pengembangan proyek DTP.

Dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI) ditulis Sabtu, (17/6/2023),  DTP dan pemberi pinjaman dalam hal ini PT PT Sarana Multi Infrastruktur dan PT Indonesia Infrastructure Fund serta Adhi Karya menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka senior sebesar Rp 325 miliar pada 14 Juni 2023.

Pinjaman tersebut berjangka waktu 15 tahun yang digunakan untuk mendukung kegiatan pengembangan proyek yang dijalankan DTP. Anak usaha Adhi Karya tersebut mengembangkan proyek kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) SPAM Kota Dumai, sehingga DTP membutuhkan pendanaan yang bersumber dari ekuitas dan pinjaman senior.

Berita selengkapnya baca di sini

2 dari 3 halaman

2.Raksasa Produsen Chip AS Micron Bakal Investasi USD 600 Juta di China

Produsen chip asal Amerika Serikat (AS) Micron akan investasi lebih dari USD 600 juta atau sekitar Rp 8,97 triliun (asumsi kurs Rp 14.963 per dolar AS) di China. Investasi tersebut untuk pengepakan dan pegujian di China Utara kurang dari sebulan setelah Beijing melarang chip dari proyek infrastruktur.

Dikutip dari Channel News Asia,  Sabtu (17/6/2023), Micron tersebut akan investasi lebih dari 4,3 miliar yuan atau setara USD 605 juta selama beberapa tahun ke depan di pabriknya di Xi’an untuk memperoleh peralatan dan menambah pabrik baru di fasilitas tersebut.

Pengawas keamanan siber China bulan lalu mengatakan, Micron telah gagal dalam tinjauan keamanan nasional, memberi tahu operator “infrastruktur informasi penting” untuk berhenti membeli produknya.

Itu adalah eskalasi terbaru dalam perang chip yang pahit antara Amerika Serikat dan China yang telah membuat Washintong bergerak untuk memblokir akses Beijing ke semikonduktor mutakhir.

Berita selengkapnya baca di sini

3 dari 3 halaman

3.Elon Musk Sebut Kapitalisasi Pasar Tesla Tergantung Penyelesaian Mobil Otonom

CEO Tesla Elon Musk menilai, kapitalisasi pasar produsen mobil listrik miliknya Tesla secara langsung terkait dengan apakah Tesla mampu menyelesaikan mobil otonom atau mobil tanpa pengemudi.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (17/6/2023), Elon Musk menyampaikan hal itu kepada Antoine Arnault, anak miliarder Bernard Arnault saat berbicara di konferensi inovasi VivaTech Paris. Arnault yang lebih muda menyampaikan kepada Musk mengenai kapitalisasi pasar Tesla senilai USD 827 miliar. Kapitalisasi pasar itu lebih kecil dari valuasi perusahaan barang mewah Arnault.

Elon Musk menanggapi dan menyarankan dia memiliki sedikit wawasan tentang pergerakan harga saham. “Valuasi adalah hal yang aneh. Terkadang saya berkata, hei, menurut saya harga saham Tesla terlalu tinggi, dan kemudian harga saham naik. Saya seperti, oke,” ujar dia.

Namun, ia menilai kapitalisasi pasar terkait apakah perusahaan dapat menyempurnakan teknologi kendaraan tanpa pengemudi. “Sungguh, nilai perusahaan terutama didasarkan pada otonom,” ujar dia.

Berita selengkapnya baca di sini