Sukses

Kerek Produksi, PT Timah Remajakan Alat Penambangan pada 2023

Selain peralatan armada penambangan kurang memadai, PT Timah Tbk (TINS) hadapi tantangan penambangan bijih timah ilegal.

Liputan6.com, Jakarta - PT Timah Tbk (TINS) fokus meremajakan alat produksi penambangan bijih timah di laut pada 2023. Hal ini untuk dongkrak kinerja dan produksi bijih timah yang merosot.

Demikian disampaikan Direktur Keuangan PT Timah Tbk, Fina Eliani, dikutip dari Antara, Minggu (18/6/2023).

Fina menuturkan, produksi bijih timah PT Timah Tbk merosot dalam dua tahun terakhir. Hal ini karena ada kendala peralatan produksi penambangan bijih timah di laut yang harus segera diremajakan.

PT Timah Tbk saat ini mempunyai 50 unit kapal isap yang dipergunakan untuk produksi timah melalui tambang offshore. Satu kapal isap mempunyai kapasitas produksi sekitar 30 ton sebulan tergantung ketebalan lapisan timah dan kedalaman.

Di sisi lain, produksi bijih timah 2022 sebesar 20.079 ton, produksi logam timah 19.825 metrik ton dan penjualan logam 2022 sebesar 20.805 ton dan produksi bijih timah PT Timah Tbk pada 2020 sebesar 39.757 ton atau turun 51,79 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya 82.460 ton.

“Untuk penambangan di laut terdapat kendala yaitu peralatan armada tambang timah yang kurang memadai dan ini sangat mempengaruhi produksi bijih timah PT Timah Tbk,” kata dia.

Fina mengatakan, produksi bijih timah merosot juga dipengaruhi masih maraknya penambangan bijih timah ilegal di Bangka Belitung, Riau yang merupakan wilayah operasional PT Timah Tbk.

“Semakin tinggi jual timah lokal maka semakin tinggi persaingan usaha untuk meningkatkan bijih timah di lapangan dan ini sangat mempengaruhi produksi bijih timah di PT Timah Tbk,” ujar dia.

2 dari 4 halaman

Prediksi Harga Timah

Sebelumnya, manajemen PT Timah Tbk (TINS) prediksi,  harga logam timah dunia akan bergerak di kisaran USD 23 ribu-USD 30 ribu per metrik ton pada 2023.

Direktur Keuangan PT Timah Tbk Fina Eliani menuturkan, permintaan logam timah di pasar dunia semakin pulih sehingga bakal berdampak terhadap kenaikan harga timah dunia. “Kami memperkirakan harga logam timah dunia pada 2023 ini akan bergerak di kisaran 23.000 hingga 30.000 dolar Amerika Serikat per metrik ton,” tutur Fina dikutip dari Antara, ditulis Minggu (18/6/2023).

Sebelumnya PT Timah Tbk memprediksi harga timah dunia pada 2023 lebih rendah dibandingkan 2022 karena permintaan logam timah yang diprediksi logo akibat dampak krisis ekonomi dunia. 

"Pada Mei tahun ini harga logam timah sudah mencapai 26.000 hingga 27.000 dolar per metrik ton dan ini jauh lebih tinggi dibandingkan prediksi awal hanya 23.000 dolar AS per metrik ton,” kata dia.

Ia menuturkan, kenaikan harga logam timah ini seiring makin pulihnya permintaan logam timah dunia. “PT Timah terus beradaptasi menghadapi bisnis pertimahan yang dinamis ini, serta didorong oleh upaya efisiensi di seluruh rantai bisnis, penurunan interest bearing debt dan konsistennya peningkatan kinerja anak usaha segmen nonpertimahan,” tutur dia.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk Abdullah Umar menuturkan, harga timah dunia 2022 masih cenderung fluktuatif. Namun, semakin pulihnya sektor ekonomi yang salah satunya ditandai dengan peningkatan konsumsi terhadap tin-related products berupa produk elektronik membuat permintaan atas komoditas timah bertumbuh.

Harga jual rata-rata logam timah LME 2022 sebesar 31.474 dolar per metrik ton, merosot 4 persen dibandingkan 2021 sebesar USD 32.619 dengan level tertinggi pada USD 43.917 dan level terendah USD 19.373. “PT Timah Tbk terus beradaptasi terhadap kondisi bisnis pertimahan yang memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi TINS dalam mendukung kinerja 2022,” kata dia.

 

3 dari 4 halaman

Pengembangan PLTS

Sebelumnya, dua anggota Grup MIND ID, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Timah Tbk (TINS), menjajaki potensi kerja sama pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di lokasi operasional PT Timah.

Sinergi ini merupakan wujud komitmen kedua perusahaan untuk berkontribusi pada konservasi energi, pengurangan emisi, dan pembangunan berkelanjutan. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) Sinergi Pengembangan Energi Terbarukan oleh Direktur Pengembangan Usaha PT Timah Tbk, Alwin Albar dan Direktur Pengembangan Usaha PTBA Rafli Yandra pada 26 Januari 2023.

Direktur Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo turut menyaksikan penandatanganan. Bukit Asam melalui anak perusahaannya, PT Bukit Energi Investama (BEI) akan membangun PLTS untuk mendukung kegiatan operasional PT Timah. Listrik dari PLTS akan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional produksi, penerangan, dan perkantoran yang diharapkan akan berkontribusi pada penurunan emisi dan biaya energi yang lebih efisien.

Direktur Pengembangan Usaha PT Timah Tbk Alwin Albar mengatakan, PT Timah bersama Grup MIND ID terus mendukung upaya Pemerintah menuju Net Zero Emission salah satunya dengan penggunaan energi terbarukan untuk meminimalisasi dampak lingkungan dari aktivitas bisnis perusahaan.

"Sejalan dengan visi PT Timah Tbk menjadi perusahaan tambang kelas dunia yang ramah lingkungan. PT Timah harus tumbuh dengan inovasi. Salah satunya adalah penggunaan energi terbarukan. Selain efisien, juga ramah lingkungan,” kata dia dalam keterangan resmi, Selasa (28/2/2023).

 

 

4 dari 4 halaman

Kembangkan Proyek Percontohan PLTS Terapung

Sebelumnya PT Timah Tbk juga telah mengembangkan pilot project PLTS terapung di Kampong Reklamasi Selinsing untuk mendukung pasokan listrik di kawasan tersebut. Direktur Pengembangan Usaha PTBA Rafli Yandra mengatakan, Bukit Asam semakin gencar berekspansi ke sektor energi baru terbarukan sebagai bagian dari transformasi menuju perusahaan energi dan kimia kelas dunia terintegrasi dan berkelanjutan.

"Kerja sama dengan PT Timah sejalan dengan visi PTBA ke depan. Kami meyakini bahwa praktik bisnis berkelanjutan tidak hanya berdampak positif pada kelestarian alam, tetapi juga dapat memberikan manfaat ekonomi serta membangun keunggulan kompetitif PTBA. Dengan bisnis perusahaan yang berkelanjutan, PTBA akan terus hadir mendukung ketahanan energi nasional,” kata Rafli.

Sejalan dengan tujuan mulia (Noble Purpose) MIND ID, sinergi PTBA dan PT Timah bertujuan untuk menciptakan kehidupan yang berkelanjutan di masa depan. Langkah ini merupakan wujud komitmen untuk mendukung pengurangan emisi karbon global, sejalan dengan target Pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060.