Sukses

Saratoga Investama Sedaya Bayar Dividen Rp 1 Triliun, Berapa Bagian Sandiaga Uno?

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) membagikan dividen tunai sebesar Rp 1,01 triliun atau Rp 75 per saham pada Rabu 14 Juni 2023. Pembagian dividen ini telah disetujui dalam RUPST 15 Mei 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) membagikan dividen tunai sebesar Rp 1,01 triliun atau Rp 75 per saham pada Rabu 14 Juni 2023. Pembagian dividen ini telah disetujui pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan yang diselenggarakan 15 Mei 2023.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (21/6/2023), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Uno tercatat sebagai pemegang saham SRTG dengan porsi di atas 5 persen, yakni 21,51 persen atau setara 2.917.827.145 lembar saham SRTG. Dengan porsi kepemilikan tersebut, maka Sandiaga Uno untung sekitar Rp 218,84 miliar dari dividen.

Selain Sandiaga Uno, pemegang saham lainnya Edwin Soeryadaya tercatat memiliki 33,193 persen atau setara 4.502.626.790 lembar saham SRTG, akan menerima dividen senilai Rp 337,7 miliar. Serta PT Unitras Pertama dengan kepemilikan 32,721 persen atau setara 4.438.610.000 lembar, akan menerima dividen Rp 332,89 miliar.

Sebelumnya, cum dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi telah berlangsung pada 24 Mei 2023. Lalu ex dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi berlangsung sehari setelahnya, yakni pada 245 Mei 2023. Cum dividen di pasar tunai berlangsung pada 26 Mei lalu, dan ex dividen di pasar tunai pada 29 Mei 2023.

Pada perdagangan saham Rabu, 21 Juni 2023, saham SRTG melemah 0,59 persen ke posisi Rp 1.695 per saham pukul 11.24 WIB. Saham Saratoga Investama Sedaya dibuka naik lima poin ke posisi Rp 1.710 per saham. Saham SRTG berada di level tertinggi Rp 1.720 dan terendah Rp 1.690 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.264 kali dengan volume perdagangan 60.771 lot saham. Nilai transaksi Rp 10,4 miliar.

Selama sepekan, saham SRTG susut 1,74 persen sedangkan secara year to date, saham SRTG terpangkas 33 persen.

2 dari 3 halaman

Kinerja Keuangan 2022

Sebelumnya, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) mengumumkan hasil kinerja pada 2022. Emiten investasi milik Sandiaga Uno mencatatkan penurunan laba bersih 81,47 persen menjadi Rp 4,61 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 24,89 triliun. 

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Senin (13/3/2023), keuntungan neto atas investasi pada saham dan efek ekuitas lainnya sebesar Rp 3,72 triliun atau turun 84,75 persen dari tahun sebelumnya Rp 24,40 triliun.

Adapun, penghasilan dividen, bunga dan investasi mengalami peningkatan 58,18 persen menjadi Rp 2,61 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,65 triliun.

Saratoga membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp 5,85 triliun hingga akhir 2022 atau anjlok 77,22 persen dari Rp 25,69 triliun pada 2021. Dengan demikian, laba tahun berjalan perseroan hingga akhir 2022 mencapai Rp 4,62 triliun turun 81,43 persen dari Rp 24,89 triliun. Alhasil, laba per saham dilusian pada 2022 sebesar Rp 338 per saham dari tahun sebelumnya Rp 1.825 per saham.

Sementara itu, aset perseroan senilai Rp 63,77 triliun hingga akhir 2022 naik dari akhir tahun lalu sebesar Rp 61,15 triliun. Kemudian, liabilitas Saratoga Investama Sedaya Rp 3,95 triliun hingga akhir 2022 turun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 5,13 triliun. Sedangkan, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp 59,81 triliun hingga akhir 2022 meningkat dari akhir tahun lalu Rp 56,01 triliun.

3 dari 3 halaman

Saratoga Investama Lepas 4,3 Persen Saham TBIG

Sebelumnya, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) melalui entitas anak, PT Wahana Anugerah Sejahtera (WAS) menjual saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) Rp 2,76 triliun.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (21/9/2022), transaksi berlangsung pada 20 September 2022. Jumlah saham yang ditransaksikan adalah sebanyak 976,6 juta lembar atau setara 4,31 persen dengan harga penjualan Rp 2.830 per saham.

Usai transaksi, kepemilikan Saratoga Investama Sedaya melalui WAS atas saham TBIG menjadi sebanyak 1,12 miliar saham atau setara 4,95 persen dari seluruh modal dan disetor TBIG. Dari sebelumnya 1,2 miliar saham atau setara 9,26 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor TBIG.

Pada perdagangan Rabu 21 September 2021, TBIG ditutup stagnan pada posisi 2.800. Saham TBIG dibuka pada posisi 2.810 dan bergerak pada rentang 2.770—2.820. Sejak awal tahun, saham TBIG bergerak cukup fluktuatif dan tercatat turun 250 poin atau 8,20 persen.

TBIG meraih pertumbuhan positif kinerja keuangan selama semester I 2022. Hal ini seiring kenaikan laba dan pendapatan selama enam bulan pertama 2022. mencatat laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 24,55 persen menjadi Rp 826,14 miliar pada semester I 2022. Pada periode sama tahun sebelumnya, perseroan membukukan laba Rp 663,26 miliar.

Capaian itu sejalan dengan kenaikan pertumbuhan pendapatan sebesar 11,17 persen. Pada semester I 2022, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk meraup pendapatan Rp 3,30 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,97 triliun.

Pada 18 September 2022, di pasar negosiasi, transaksi saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) mencapai Rp 2,8 triliun. Saham TBIG ditransaksikan dua kali dengan harga Rp 2.777 per saham. Di pasar negosiasi, saham TBIG susut 1,87 persen. Saham TBIG berada di level tertinggi Rp 2.830 dan terendah Rp 2.777 per saham.

Â