Sukses

Hampir Setahun Debut di BEI, Saham Dewi Shri Farmindo Mulai Lesu

Saham PT Dewi Shri Farmindo Tbk (DEWI) terpantau berada di zona merah selama tiga hari berturut-turut pada pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Dewi Shri Farmindo Tbk (DEWI) terpantau  berada di zona merah. Sejak awal pekan ini, saham DEWI langganan auto reject bawah (ARB) secara berturut-turut.

Pada Senin, 19 Juni 2023, saham DEWI ditutup turun 13,94 persen ke posisi 284. Keesokan harinya, saham DEWI kembali terkoreksi hingga 14,79 persen ke posisi 242. Pelemahan berlanjut pada perdagangan hari ini, Rabu 21 Juni 2023. Saham DEWI ditutup turun 14,88 persen ke posisi 206, sesaat perdagangan dibuka.

Melansir data RTI, frekuensi perdagangan saham DEWI tercatat sebanyak 417 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 2,94 juta lembar senilai Rp 604,94 juta.

Dalam sepekan, harga saham Dewi Shri Farmindo telah susut 39,77 persen. Saham DEWI resmi tercatat daan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Juli tahun lalu. Saat itu, harga penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dipatok sebesar 100 per saham. Jika dibandingkan harga tersebut, harga saham DEWI sata ini memang telah mengalami kenaikan.

Namun, sejak awal tahun atau secara year to date (YTD), harga saham DEWI turun 0,96 persen. PT Dewi Shri Farmindo Tbk mencatatkan saham dengan kode saham DEWI sebagai perusahaan tercatat ke-26 di BEI pada 2022.

Perseroan mencatatkan saham 2 miliar saham DEWI dengan rincian saham pendiri sebesar 1,3 miliar saham dan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) sebesar 700 juta saham dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Perseroan mematok harga IPO sebesar Rp 100 per saham. Dana hasil IPO yang diraih sekitar Rp 70 miliar.

 

 

2 dari 3 halaman

Dewi Shri Farmindo Resmi Tercatat di BEI

Sebelumnya, PT Dewi Shri Farmindo Tbk resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, (18/7/2022) di papan pengembangan dengan kode saham DEWI.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, Dewi Shri Farmindo resmi menjadi perusahaan tercatat ke-26 pada  2022  dan  menjadi perusahaan tercatat saham ke 792.

"Pencapaian ini merupakan bagian dari kerja keras segenap manajemen dan karyawan PT Dewi Shri Farmindo serta menjadi langkah awal bagi perusahaan itu scale up bertumbuh menjadi lebih besar,” kata I Gede Nyoman, dalam Seremoni Pencatatan Perdana Saham DEWI, Senin (18/7/2022).

Sementara itu, Direktur Utama Dewi Shri Farmindo, Aditiya Fajar Junus mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu kelancaran pencatatan saham perusahaan di BEI.

"Kami senang sekali dapat menjadi salah satu perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia,” kata Aditiya.

Dia menuturkan, terkait kebutuhan dan konsumsi daging ayam di Indonesia meningkat setiap tahun.

"Ayam seperti kita ketahui adalah salah satu sumber protein hewani di Indonesia yang favorit dan juga ekonomis. Kebutuhan dan konsumsi daging ayam di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya,” ungkapnya.

Dewi Shri Farmindo telah melakukan budidaya ayam broiler dan pemotongan ayam broiler sejak 2019. Bahkan, DEWI juga berkomitmen untuk selalu menjaga mutu dan kepuasan pelanggan.

"Visi dan misi perusahaan kami ingin menjadi perusahaan yang berpengaruh terhadap kontribusi untuk pemenuhan kebutuhan protein di Indonesia. Dengan ini, kami mengajak seluruh publik untuk berinvestasi bersama kami dengan kode saham DEWI,” ujar dia.

 

3 dari 3 halaman

Gelar IPO

Sebelumnya, PT Dewi Shri Farmindo Tbk, emiten bergerak di usaha budidaya ayam ras pedaging dan perdagangan eceran hewan ternak akan melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).

Mengutip laman e-ipo, Senin (27/6/2022), PT Dewi Shri Farmindo Tbk akan melepas 700 juta saham ke publik dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Jumlah saham yang ditawarkan itu setara 35 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO. Perseroan menawarkan harga perdana Rp 100-Rp 110 per saham. Dengan demikian, dana IPO yang akan diperoleh sebesar Rp 70 miliar-Rp 77 miliar.

Dana hasil IPO antara lain digunakan untuk pembelian tanah afiliasi sebesar Rp 7,48 miliar atau sekitar 11,88 persen. Kemudian sebesar Rp 3,67 miliar atau 5,83 persen untuk pembelian tanah non-afiliasi seluas 10.773m2. Selanjutnya sekitar Rp 6,5 miliar atau 10,32 persen untuk pembangunan fasilitas RPA di atas tanah afiliasi, sekitar Rp 9,98 miliar atau 15,85 persen untuk pembangunan fasilitas broiler commercial farm di atas tanah non-afiliasi, dan sisanya digunakan untuk modal kerja perseroan untuk pembelian ayam day old chick (DOC) dan pembelian ayam karkas.

Perseroan pun telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek dalam rangka IPO yaitu PT KGI Sekuritas Indonesia dan PT Binaartha Sekuritas.