Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan Rabu, 21 Juni 2023. Koreksi wall street terjadi seiring investor mengambil nafas dari reli pasar pekan lalu dan menimbang komentar terbaru ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell mengenai inflasi.
Dikutip dari CNBC, Kamis (22/6/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones terpangkas 102,35 poin atau 0,30 persen menjadi 33.951,52. Indeks S&P 500 susut 0,52 persen menjadi 4.365,69. Indeks Nasdaq tergelincir 1,21 persen menjadi 13.502,20. Indeks acuan tersebut merosot dalam tiga hari berturut-turut.
Baca Juga
Beberapa saham teknologi besar yang menikmati kinerja luar biasa karena antusiasme seputar kecerdasan buatan melemah. Saham Amazon terpangkas 0,8 persen setelah the Federal Trade Commission (FTC) atau Komisi Perdagangan Federal pada Rabu, 21 Juni 2023 mengugat Amazon.
Advertisement
FTC menuduh Amazon mengelabui jutaan pembeli untuk mendaftar ke Prime, dan kemudian menghalangi upaya mereka untuk membatalkan.
Saham Nvidia naik hampir 200 persen pada 2023, turun 1,7 persen. Saham induk usaha Google Alphabet dan Netflix masing-masing turun lebih dari 2 persen.
Di sisi lain, saham FedEx merosot lebih dari 2 persen sehari setelah raksasa pengiriman itu membukukan pendapatan lebih lemah dari perkiraan untuk kuartal terakhirnya. Saham Winnebago susut hampir 1,3 persen setelah melewatkan perkiraan pendapatan kuartal III 2023.
Prediksi Suku Bunga
Powell menuturkan, lebih banyak kenaikan suku bunga akan terjadi karena bank sentral mencoba untuk memerangi inflasi. Komentar tersebut muncul setelah hasil pertemuan pekan lalu ketika bank sentral AS menahan kenaikan suku bunga setelah 10 kal naik berturut-turut. Namun, pejabat the Fed mengindikasikan mungkin ada kenaikan suku bunga dua kali lagi sebesar 0,25 persen.
“Hampir semua peserta FOMC berharap akan tepat untuk menaikkan suku bunga lebih jauh pada akhir tahun,” ujar Powell.
Saham mengambil jeda dari kegembiraan reli baru-baru ini. Pekan lalu, indeks S&P 500 mencapai level tertinggi sejak April 2022 dan membukukan kenaikan selama lima minggu berturut-turut.
“Selama beberapa minggu terakhir, mereka tidak melakukan apa-apa selain naik, yang melegakan, dan sepertinya pembicara the Fed pekan ini benar-benar akan fokus pada pembicaraan, mereka akan terus menaikkan suku bunga,” ujar Pendiri Bokeh Capital Partners, Kim Forrest.
Ia menilai, sejumlah saham yang menguat signifikan mengambil jeda seiring bergantung pada pertumbuhan.
Wall Street Anjlok Terseret Sentimen Kebijakan Suku Bunga The Fed
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan Selasa, 20 Juni 2023. Hal ini setelah reli yang mendorong pasar ke level yang tidak terlihat lebih dari setahun terhenti.
Dikutip dari CNBC, Rabu (21/6/2023),pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones jatuh 245,25 poin atau 0,72 persen menjadi 34.053,87. Indeks S&P 500 merosot 0,47 persen ke posisi 4.388,71. Indeks Nasdaq susut 0,16 persen menjadi 13.667,29.
“Kami mengalami kemajuan yang signifikan. Ketika kita memasuki pekan baru meskipun liburan singkat, kita harus menemukan alasan yang kredibel untuk terus mendorong indeks lebih tinggi melawan sentimen negatif yang masih ada sekitar potensi resesi dan potensi the Fed yang tetap ketat terhadap inflasi,” ujar Chief Market Strategist B.Riley Financial, Art Hogan seperti dikutip dari CNBC.
Adapun sektor saham energi menjadi penghambat terbesar di indeks S&P 500. Sektor saham energi turun lebih dari 2 persen. Sementara itu, Intel, Nike, dan Boeing menyeret Dow Jones dengan masing-masing turun lebih dari 3 persen.
Advertisement
Respons Investor terhadap Kebijakan The Fed
Sementara itu, saham homebuilders mengungguli setelah laporan perumahan yang lebih kuat dari perkiraan. Saham PulteGroup, D.R Horton dan Lennar masing-masing lebih tinggi dari 1 persen. Di sisi lain, saham Nvidia juga melawan tren, dengan naik lebih dari 2 persen. Sedangkan indeks utama merosot.
Investor keluar dari pekan yang kuat. Indeks S&P 500 mencapai level tertinggi sejak April 2022. Indeks S&P 500 dan Nasdaq membukukan kinerja mingguan terbaik sejak Maret dengan tolok ukur pasar naik 2,6 persen. Indeks Nasdaq bertambah 3,25 persen. Indeks S&P 500 juga mencatat kenaikan dalam lima minggu berturut-turut yang pertama sejak November 2021, dan minggu positif yang kedelapan berturut-turut untuk indeks Nasdaq. Kinerja yang sebelumnya dicapai pada 2019.
Investor tampaknya menerima keputusan bank sentral untuk menahan suku bunga acuan pada Juni pekan lalu. Ketua the Federal Reserve atau bank sentral AS Jerome Powell menuturkan, bank sentral belum membuat keputusan tentang kebijakan menjelang pertemuan Juli. Namun, pembuat kebijakan memperkirakan kenaikan suku bunga 25 basis poin pada akhir tahun ini.
Keyakinan Investor
Keputusan untuk melewatkan kenaikan suku bunga pada Juni mematahkan rentetan 10 kali kenaikan suku bunga berturut-turut. Terlepas dari desakan Powell, kebijakan the Fed ke depan akan tetap tergantung pada data, saham telah meningkat. Dalam pekan yang terakhir 14 Juni,
Keyakinan investor naik menjadi 45,2 persen dari 27,4 persen beberapa pekan lalu, menurut American Association of Individual Investors. Itu adalah level tertinggi sejak November 2021.
Adapun wall street sedang mencoba mengukur bagaimana sentimen pasar yang kuat pekan lalu akan bertahan dalam minggu perdagangan yang singkat dan minim data ekonomi.
“Kami percaya pasar saham sangat meregang karena pelaku pasar khawatir kehilangan potensi pasar bull baru,” ujar Chief US Equity Strategist Morgan Stanley, Mike Wilson.
Pelaku pasar menyerap data pembangunan perumahan Amerika Serikat pada Mei 2023 yang melampaui harapan. Ada 1,63 juta rumah baru bulan lalu, lebih tinggi dari 1,39 juta rumah baru yang diharapkan oleh ekonom yang disurvei Dow Jones.
Sementara itu, terkait pengumuman laba, investor akan melihat laporan triwulanan dari raksasa pengiriman FedEX setelah penutupan perdagangan.
Advertisement