Liputan6.com, Jakarta - International Finance Corporation (IFC) akan menginvestasikan hingga USD 500 juta di PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN), yang terdiri dari penerbitan obligasi sosial dan obligasi hijau.
Penerbitan obligasi ini akan menjadi yang pertama bagi Bank BTPN dan memperkuat komitmennya dalam mendukung sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia, khususnya bisnis-bisnis yang dipimpin oleh perempuan serta aksi adaptasi terhadap perubahan iklim.
Baca Juga
Penerbitan obligasi tematik masih relatif jarang terjadi di Indonesia. Investasi oleh IFC, anggota Grup Bank Dunia, diharapkan dapat membantu menumbuhkan pasar yang baru berkembang untuk obligasi tematik di dalam negeri, terutama di kalangan emiten sektor swasta, dan bertujuan untuk berkontribusi memperluas pasar modal Indonesia.
Advertisement
“Pengajuan investasi IFC dalam penerbitan obligasi sosial dan hijau BTPN membuktikan komitmen kami untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan melalui pinjaman lingkungan dan sosial. Hal ini akan membantu kami dalam mewujudkan visi kami untuk membawa perubahan signifikan pada hidup jutaan orang,” ujar Presiden Direktur BTPN Henoch Munandar dalam keterangan resminya, Jumat (23/6/2023).
Sebagai bagian dari SMBC Group, Bank BTPN akan menggunakan dana tersebut untuk mendukung 'Transition Plan' SMBC Group dalam mempromosikan keuangan berkelanjutan dan menyelaraskan pinjaman serta investasinya dengan target emisi net zero pada 2050.
Indonesia merupakan negara yang sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim, tetapi terbatasnya ketersediaan produk keuangan menjadi tantangan dalam pembiayaan iklim.
Pemakaian Obligasi Hijau
Investasi IFC dalam penerbitan obligasi hijau oleh BTPN akan mendukung tujuan Indonesia mencapai pertumbuhan yang lebih hijau, selaras dengan komitmen Paris Agreement yang ditandatangani pemerintah Indonesia.
Adapun, obligasi hijau akan digunakan untuk membiayai berbagai proyek yang berwawasan lingkungan, diantaranya energi terbarukan, efisiensi energi, bangunan hijau, dan transportasi yang ramah lingkungan.
Hal ini juga akan menjembatani kesenjangan pembiayaan mitigasi dan adaptasi iklim dengan harapan mengurangi total emisi gas rumah kaca yang setara dengan 137.326 ton CO2 per tahun.
“Kami sangat senang dapat bermitra dengan Bank BTPN dalam memelopori inisiatif yang kami nilai dapat menjadi pemicu pengembangan lebih lanjut pasar modal Indonesia dan membawa dampak yang terukur bagi bagi Indonesia,” kata Direktur Pelaksana IFC Makhtar Diop.
Advertisement
Meningkatkan Akses Keuangan
Menurut ia, investasi ini tidak hanya akan mendorong pertumbuhan hijau, tapi juga akan meningkatkan akses terhadap keuangan yang vital untuk usaha kecil khususnya yang dimiliki oleh perempuan.
Kesenjangan pembiayaan untuk UMKM diperkirakan mencapai USD 166 miliar atau sekitar 19 persen dari PDB Indonesia. Hal ini diperparah oleh pandemi COVID-19.
Investasi IFC dalam penerbitan obligasi sosial oleh Bank BTPN akan digunakan untuk membiayai UMK sektor penting bagi perekonomian Indonesia dan merupakan pencipta lapangan kerja utama yang masih terkendala oleh akses keuangan yang terbatas.
Dengan sekitar setengah dari penerbitan obligasi sosial diperuntukkan bagi UMKM milik perempuan, struktur obligasi tersebut memastikan pengusaha perempuan, yang merupakan segmen penting dari UMKM dan menghadapi kesenjangan pembiayaan yang lebih besar, mendapatkan akses yang lebih mudah pada pembiayaan.
Minimal USD 400 juta akan diinvestasikan secara merata dalam bentuk obligasi sosial dan hijau, dengan tambahan USD 100 juta yang akan dialokasikan pada salah satu obligasi tersebut.
Tak hanya itu, IFC juga akan mendukung Bank BTPN melalui berbagi pengetahuan, inovasi, dan peningkatan kapasitas terkait manajemen risiko iklim (termasuk manajemen risiko lingkungan dan sosial), pembiayaan bangungan hijau, pembiayaan rantai pasokan, dan pembiayaan gender.