Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Jumat (23/6/2023) seiring investor melihat data inflasi dari Jepang dan Singapura serta perkiraan aktivitas manufaktur dan jasa Jepang dari au Jibun bank.
Dikutip dari CNBC, Jumat (23/6/2023), indeks Nikkei melemah 1,34 persen. Indeks Topix tergelincir 1,41 persen. Tingkat inflasi inti Jepang pada Mei sedikit melemah menjadi 3,2 persen year on year (YoY), lebih rendah 3,4 persen pada April tetapi masih di atas target BOJ sebesar 2 persen. Tingkat inflasi inti Mei sedikit di atas 3,1 persen yang diharapkan ekonom yang disurvei Reuters.
Baca Juga
Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan turun 0,71 persen, tetapi indeks Kosdaq memperpanjang kenaikan meski hanya naik tipis.
Advertisement
Indeks ASX 200 di Australia merosot 0,95 persen, setelah dua hari berturut-turut mengalami koreksi dan mengikuti penurunan satu hari terbesar pada Juni pada Kamis pekan ini.
Selain itu, indeks Hang Seng Hong Kong terpangkas 1,68 persen terseret saham perawatan kesehatan dan teknologi. Sedangkan bursa saham China masih libur.
Di wall street, indeks Nasdaq dan S&P 500 menguat dengan masing-masing naik 0,95 persen dan 0,37 persen. Sedangkan indeks Dow Jones melemah.
Perdagangan Kamis 22 Juni 2023
Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada perdagangan Kamis, 22 Juni 2023. Hal ini setelah Ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell prediksi ada lagi kenaikan suku bunga untuk meredam inflasi menjadi 2 persen.
“Hampir semua peserta FOMC berharap akan tepat untuk menaikkan suku bunga lebih jauh pada akhir tahun ini,” ujar Powell dikutip dari CNBC.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 melemah 0,19 persen, sedangkan indeks Topix bertambah 0,53 persen. Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,46 persen dan indeks Kosdaq bertambah 0,17 persen. Indeks Australia ASX 200 merosot 1,59 persen, dan perpanjang koreksi dari perdagangan Rabu kemarin. Sedangkan bursa saham Hong Kong, China dan Taiwan libur.
Secara terpisah, harga kripto melonjak dalam 24 jam terakhir dengan bitcoin menembus di atas USD 30.000 untuk pertama kalinya sejak 26 April. Harga ether naik hingga sentuh USD 1.900, level tertinggi sejak 4 Juni.
Penutupan Wall Street 22 Juni 2023
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan Kamis, 22 Juni 2023. Indeks Nasdaq dan indeks S&P 500 menguat seiring investor kembali melakukan aksi beli saham teknologi.
Dikutip dari CNBC, Jumat (23/6/2023), pada penutupan perdagangan wall street indeks Nasdaq melompat 0,95 persen menjadi 13.630,61. Indeks S&P 500 bertambah 0,37 persen ke posisi 4.381,89. Dua indeks acuan tersebut mendekati level tertinggi dalam sesi perdagangan. Indeks Dow Jones melemah 4,81 poin atau 0,01 persen ke posisi 33.946,71.
“Indeks Nasdaq lebih tinggi hari ini (Kamis-red), yang sebelumnya melemah. Saham tampaknya dalam mode jeda. Tarik menarik antara kubu pasar bull dan bear seimbang yang menyiratkan ketidakpastian dan peningkatan volatilitas pada masa mendatang,” ujar Chief Equity Strategist US Bank Wealth Management, Terry Sandven.
Investor mengambil sejumlah saham teknologi utama yang melemah pekan ini. Saham Tesla menguat meski anjlok pada hari sebelumnya. Saham Tesla naik lebih dari dua kali llpat pada 2023. Analis Morgan Stanley Adam Jones merevisi peringkat untuk saham Tesla menjadi equal weight dari overweight. Ia menuturkan, saham Tesla menawarkan risiko yang seimbang setelah reli.
Sementara itu, saham Amazon naik lebih dari 4 persen. Saham Microsoft menguat 1,8 persen. Saham Apple mencapai level tertinggi sepanjang masa dengan naik lebih dari 1 persen.
Di sisi lain, saham pemasok Boeing, Spirit AeroSystems melemah lebih dari 9 persen setelah perusahaan hentikan produksi fasilitas Kansas. Ini mengikuti pengumuman pemogokan pekerja yang akan dimulai pada Sabtu pekan ini. Saham Boeing juga turun lebih dari 3 persen dan membebani Dow Jones.
Indeks S&P 500 tergelincir 0,5 persen pada Rabu pekan ini di wall street, menandai kinerja harian terburuk pada Juni 2023. Indeks saham acuan tersebut turun 0,6 persen pekan ini dengan kecepatan untuk memecahkan rekor kemenangan beruntun dalam lima pekan ini.
Advertisement
Sentimen Kebijakan the Fed
Ini terjadi setelah indeks pasar yang lebih luas mencapai level tertinggi lebih dari setahun pekan lalu. Koreksi perdagangan saham pada Rabu pekan ini juga seiring Ketua the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS Jerome Powell menuturkan, kemungkinan lebih banyak kenaikan suku bunga akan terjadi ke depan untuk meredam inflasi.
Hal ini meredam harapan investor yang berharap bank sentral mendekati akhir dari siklus pengetatannya.
The Fed mempertahankan suku bunga pada pertemuan kebijakan pekan lalu setelah menaikkan suku bunga acuan selama 10 kali berturut-turut. Namun, pejabat mengindikasikan akan ada dua lagi kenaikan suku bunga acuan sebesar 0,25 persen pada 2023.
“Pasar lebih lemah karena saya pikir mereka menyadari bukan hanya the Federal Reserve, tetapi bank sentral global belum selesai, dan sebenarnya masih berkomitmen penuh untuk melawan inflasi mereka, dan akan mengorbankan pertumbuhan ekonomi jika perlu,” tutur Chief Investment Officer Verdence Capital Advisors.
Di sisi lain, Bank Sentral Inggris menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin pada perdagangan Kamis pekan ini. Ini menunjukkan kenaikan sebanyak 13 kali berturut-turut. Keputusan tersebut mengikuti data inflasi terbaru pekan ini untuk Inggris yang menunjukkan pembacaan lebih tinggi dari perkiraan sebesar 8,7 persen pada Mei 2023.