Sukses

Tebar Dividen Final Rp 71, Bagaimana Gerak Saham Unilever?

RUPST PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) memutuskan membagikan dividen final Rp 71 per saham. Lalu bagaimana gerak saham UNVR pada Jumat, 23 Juni 2023?

Liputan6.com, Jakarta - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) akan membagikan dividen tunai final sebesar Rp 71 per saham. Rencana itu telah mendapat restu pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Unilever Indonesiayang diselenggarakan Kamis, 22 Juni kemarin.

Berdasarkan total saham UNVR, maka dividen final itu senilai Rp 2,70 triliun. Sebelumnya, perseroan telah membagikan dividen interim tunai 2022 sebesar Rp 2,63 triliun atau Rp 69 per saham pada 15 Desember 2023. Dengan demikian, total dividen seluruhnya Rp 5,34 triliun.

Menyusul rencana tersebut, saham Unilever ditutup hijau pada penutupan sesi I perdagangan hari ini, Jumat 23 Juni 2023. UNVR naik 0,24 persen ke posisi 4.260. Saham UNVR dibuka pada posisi 4.250 dan bergerak pada rantang 4.210-4.280.

Melansir data RTI, frekuensi perdagangan saham UNVR tercatat sebanyak 2.463 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 3,35 juta lembar senilai Rp 14,24 miliar. Namun, harga saham UNVR tercatat tutun 2,96 persen dalam sepekan. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, saham UNVR terkoreksi 10,69 persen.

Kinerja Unilever sepanjang tahun lalu perseroan mencatatkan beban pemasaran dan penjualan sebesar Rp 8,45 triliun, beban umum dan administrasi Rp 3,54 triliun, serta beban lain-lain Rp 973 juta. Dari rincian tersebut, diperoleh laba usaha Rp 7,07 triliun atau turun 7,95 persen yoy.

Pada periode yang sama, perseroan mencatatkan penghasilan keuangan sebesar Rp 10,21 miliar dengan biaya keuangan Rp 85,21 miliar. Setelah dikurangi pajak, perseroan mengukuhkan laba sebesar Rp 5,36 triliun, turun 6,83 persen dibanding laba 2021 sebesar Rp 5,76 triliun.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Aset Perseroan

Dari sisi aset perseroan sampai dengan Desember 2022 tercatat sebesar Rp 18,32 triliun, turun dibandingkan posisi akhir 2021 sebesar Rp 19,07 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 7,57 triliun dan aset tidak lancar Rp 10,75 triliun.

Liabilitas per Desember 2022 turun menjadi Rp 14,32 triliun dari Rp 14,75 triliun per Desember 2021. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 12,44 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 1,88 triliun. Sedangkan ekuitas sampai akhir tahun lalu turun menjadi Rp 3,99 triliun dari Rp 4,32 triliun pada akhir 2021.

Sedangkan sampai dengan kuartal pertama tahun ini, perseroan mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 10,60 triliun atau turun 2,12 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 10,83 triliun. Dari raihan itu, perseroan membukukan laba Rp 1,40 triliun atau turun 30,69 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 2,02 triliun.

 

3 dari 5 halaman

Jurus Unilever Indonesia Genjot Produk Premium

Sebelumnya, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) bakal menggenjot produk premium atau premiumisasi ke depan. Ini mengingat, penjualan segmen premium bertumbuh 17,7 persen pada kuartal I 2023.

"Kami terus berfokus untuk bertumbuh pada akhirnya melakukan investasi yang berpeluang untuk mendapatkan keuntungan bagi perusahaan," kata Direktur Keuangan Unilever Indonesia Vivek Agarwal dalam paparan publik, Kamis (22/6/2023).

Dengan demikian, perseroan terus memperkuat portofolionya baik di segmen premium maupun value. Selain itu, perseroan juga terus konsisten menjalankan lima prioritas strategisnya. 

Pada kuartal I 2023, perseroan melihat adanya peningkatan volume pangsa pasar, yang menunjukkan kelima prioritas ini berhasil mendorong daya saing dan memastikan pertumbuhan jangka panjang. 

Kesuksesan tersebut didorong oleh peningkatan pangsa pasar 11 kategori di antaranya adalah skin cleansing (perawatan kulit), kecap, oral care (perawatan gigi dan mulut), soup stock (kaldu) dan pencuci piring.

Adapun, kelima prioritas strategis perseroan, antara lain memperkuat dan unlock potensi penuh dari brand-brand utama, memperluas dan memperkaya portfolio ke premium dan value segment, memperkuat kepemimpinan di channel utama (General Trade dan Modern Trade) dan channel masa depan (e-Commerce), penerapan E-Everything di semua lini bisnis, dan tetap menjadi yang terdepan dalam pembangunan bisnis yang berkelanjutan.  

Direktur Unilever Indonesia Ainul Yaqin mengatakan, di segmen premium, perseroan membukukan pertumbuhan dua digit yang didukung oleh berbagai inovasi, antara lain Vaseline Gluta-Hya, Pond’s Sun Serum, Lifebuoy Natural, dan Pepsodent Herbal. 

"Di segmen value, perseroan telah melengkapi transformasi portofolionya dengan meluncurkan Lifebuoy Dishwash dan Glow&Lovely Body Wash," kata Ainul Yaqin.

 

4 dari 5 halaman

Tebar Dividen Final

Sebelumnya, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) akan membagikan dividen final sebesar Rp 71 per saham. Hal itu telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar Kamis, 21 Juni 2023. 

Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti mengatakan, pemegang saham telah menyetujui pembagian dividen final Rp 71 per saham.

"Kami membagikan dividen final Rp 71 per saham. Total dividen yang kita berikan diseluruh buku 2022 Rp 140 per lembar saham," kata Ira dalam paparan publik, Kamis (22/6/2023).

Berdasarkan total saham UNVR, maka dividen final senilai Rp 2,70 triliun dan total dividen seluruhnya Rp 5,34 triliun. 

Sebelumnya, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengumumkan laporan kinerja keuangan tahun buku 2022. Di tengah kondisi ekonomi makro yang terus bertumbuh, perseroan berhasil membukukan penjualan bersih Rp 41,2 triliun, tumbuh 4,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 29,5 triliun.

Sayangnya, beban pokok penjualan naik menjadi Rp 22,15 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 19,92 triliun. Alhasil, laba bruto turun tipis 2,68 persen menjadi Rp 19,06 triliun pada 2022.

 

5 dari 5 halaman

Aset Perseroan

Melansir laporan keuangan Unilever Indonesia, Kamis, 9 Februari 2023, sepanjang tahun lalu perseroan mencatatkan beban pemasaran dan penjualan sebesar 8,45 triliun, beban umum dan administrasi Rp 3,54 triliun, serta beban lain-lain Rp 973 juta. Dari rincian tersebut, diperoleh laba usaha Rp 7,07 triliun atau turun 7,95 persen yoy.

Pada periode yang sama, perseroan mencatatkan penghasilan keuangan sebesar Rp 10,21 miliar dengan biaya keuangan Rp 85,21 miliar. Setelah dikurangi pajak, perseroan mengukuhkan laba sebesar Rp 5,36 triliun, turun 6,83 persen dibanding laba 2021 sebesar Rp 5,76 triliun.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan Desember 2022 tercatat sebesar Rp 18,32 triliun, turun dibandingkan posisi akhir 2021 sebesar Rp 19,07 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 7,57 triliun dan aset tidak lancar Rp 10,75 triliun.

Liabilitas per Desember 2022 turun menjadi Rp 14,32 triliun dari Rp 14,75 triliun per Desember 2021. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 12,44 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 1,88 triliun. Sedangkan ekuitas sampai akhir tahun lalu turun menjadi Rp 3,99 triliun dari Rp 4,32 triliun pada akhir 2021.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.