Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan saham Jumat, 23 Juni 2023. Wall street catat kinerja mingguan yang lesu setelah reli dalam beberapa bulan terakhir.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (24/6/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 219,28 poin atau 0,65 persen menjadi 33.727,43. Indeks S&P 500 tergelincir 0,77 persen ke posisi 4.348,33. Indeks Nasdaq susut 1,01 persen ke posisi 13.492,52.
Baca Juga
Tiga indeks acuan melemah pada pekan ini. Indeks S&P 500 merosot 1,4 persen, dan mengakhiri kenaikan selama lima minggu berturut-turut. Indeks Nasdaq terpangkas 1,4 persen, dan hentikan kenaikan dalam delapan minggu dan membukukan kinerja mingguan terburuk sejak Maret. Indeks Dow Jones merosot 1,7 persen, dan akhiri kinerja positif dalam tiga minggu.
Advertisement
“Investor pasti menunjukkan ketakutan baru akan resesi Amerika Serikat, serta resesi global. Tingkat inflasi tetap tinggi dan kebijakan the Federal Reserve (the Fed) tetap menjadi narasi investor,” ujar CEO AXS Investments Greg Bassuk, dikutip dari laman CNBC.
Koreksi terjadi lebih luas dengan lebih dari 400 saham di S&P 500 berada di wilayah negatif. Sektor saham teknologi informasi menjadi penghambat terbesar, turun lebih dari 1 persen, terutama saham Nvidia merosot 1,9 persen.
Sementara itu, saham Goldman Sachs melemah setelah CNBC melaporkan perseroan kemungkinan hadapi penurunan nilai besar-besaran untuk akuisisi perusahaan fintech Greensky pada 2021. Saham Goldman Sachs melemah 1,5 persen dan bebani indeks Dow Jones.
Sebaliknya, saham CarMax melonjak 10 persen setelah perusahaan ritel mobil bekas melebihi ekspektasi pendapatan kuartal pertama.
Investor Cerna Komentar Ketua The Fed Jerome Powell
Di sisi lain reli pemulihan untuk saham bank regional tampaknya telah gagal. Hal ini seiring sektor tersebut telah berkinerja sangat buruk di pasar. SPDR S&P Regional Banking ETF (KRE) merosot 8,3 persen pekan ini.
Chief Market Strategist B.Riley Wealth Management, Art Hogan menuturkan, “sama sekali tidak mengejutkan” bagi pasar untuk mengambil jeda pekan ini. Hal ini seiring investor mencerna komentar hawkish dari ketua bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell.
“Sejauh ini dala waktu yang sangat singkat, indeks Nasdaq, dan Nasdaq composite, dan S&P 500 berubah dari overbought di RSI menjadi kembali ke kisaran normal. Saya tidak akan terkejut jika minggu depan lebih sama,” tutur dia.
Saham Apple menguat pada perdagangan Jumat sore ini. Saham Apple mencapai level tertinggi baru sepanjang masa bahkan ketika rata-rata indeks merosot. Saham Apple naik 0,1 persen.
Advertisement
Wall Street Bervariasi, Indeks S&P 500 dan Nasdaq Kompak Menguat Berkat Aksi Beli Investor
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan Kamis, 22 Juni 2023. Indeks Nasdaq dan indeks S&P 500 menguat seiring investor kembali melakukan aksi beli saham teknologi.
Dikutip dari CNBC, Jumat (23/6/2023), pada penutupan perdagangan wall street indeks Nasdaq melompat 0,95 persen menjadi 13.630,61. Indeks S&P 500 bertambah 0,37 persen ke posisi 4.381,89. Dua indeks acuan tersebut mendekati level tertinggi dalam sesi perdagangan. Indeks Dow Jones melemah 4,81 poin atau 0,01 persen ke posisi 33.946,71.
“Indeks Nasdaq lebih tinggi hari ini (Kamis-red), yang sebelumnya melemah. Saham tampaknya dalam mode jeda. Tarik menarik antara kubu pasar bull dan bear seimbang yang menyiratkan ketidakpastian dan peningkatan volatilitas pada masa mendatang,” ujar Chief Equity Strategist US Bank Wealth Management, Terry Sandven.
Investor mengambil sejumlah saham teknologi utama yang melemah pekan ini. Saham Tesla menguat meski anjlok pada hari sebelumnya. Saham Tesla naik lebih dari dua kali llpat pada 2023. Analis Morgan Stanley Adam Jones merevisi peringkat untuk saham Tesla menjadi equal weight dari overweight. Ia menuturkan, saham Tesla menawarkan risiko yang seimbang setelah reli.
Sementara itu, saham Amazon naik lebih dari 4 persen. Saham Microsoft menguat 1,8 persen. Saham Apple mencapai level tertinggi sepanjang masa dengan naik lebih dari 1 persen.
Di sisi lain, saham pemasok Boeing, Spirit AeroSystems melemah lebih dari 9 persen setelah perusahaan hentikan produksi fasilitas Kansas. Ini mengikuti pengumuman pemogokan pekerja yang akan dimulai pada Sabtu pekan ini. Saham Boeing juga turun lebih dari 3 persen dan membebani Dow Jones.
Indeks S&P 500 tergelincir 0,5 persen pada Rabu pekan ini di wall street, menandai kinerja harian terburuk pada Juni 2023. Indeks saham acuan tersebut turun 0,6 persen pekan ini dengan kecepatan untuk memecahkan rekor kemenangan beruntun dalam lima pekan ini.
Sentimen Kebijakan The Fed
Ini terjadi setelah indeks pasar yang lebih luas mencapai level tertinggi lebih dari setahun pekan lalu. Koreksi perdagangan saham pada Rabu pekan ini juga seiring Ketua the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS Jerome Powell menuturkan, kemungkinan lebih banyak kenaikan suku bunga akan terjadi ke depan untuk meredam inflasi.
Hal ini meredam harapan investor yang berharap bank sentral mendekati akhir dari siklus pengetatannya.
The Fed mempertahankan suku bunga pada pertemuan kebijakan pekan lalu setelah menaikkan suku bunga acuan selama 10 kali berturut-turut. Namun, pejabat mengindikasikan akan ada dua lagi kenaikan suku bunga acuan sebesar 0,25 persen pada 2023.
“Pasar lebih lemah karena saya pikir mereka menyadari bukan hanya the Federal Reserve, tetapi bank sentral global belum selesai, dan sebenarnya masih berkomitmen penuh untuk melawan inflasi mereka, dan akan mengorbankan pertumbuhan ekonomi jika perlu,” tutur Chief Investment Officer Verdence Capital Advisors.
Di sisi lain, Bank Sentral Inggris menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin pada perdagangan Kamis pekan ini. Ini menunjukkan kenaikan sebanyak 13 kali berturut-turut. Keputusan tersebut mengikuti data inflasi terbaru pekan ini untuk Inggris yang menunjukkan pembacaan lebih tinggi dari perkiraan sebesar 8,7 persen pada Mei 2023.
Advertisement