Sukses

Selain Tebar Dividen Rp 180 Miliar, RUPST Blue Bird Ganti Direktur Utama

PT Blue Bird Tbk (BIRD) akan membagikan dividen tunai 2022 sebesar Rp 180 miliar. Dividen itu setara 50 persen dari laba bersih 2022.

Liputan6.com, Jakarta - PT Blue Bird Tbk (BIRD) telah merampungkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Senin 26 Juni 2023. Pada rapat tersebut, pemegang saham menyetujui perseroan menyepakati pembagian dividen sebesar Rp 180 miliar.

Head of Corporate Communications PT Blue Bird Tbk, Emeralda menuturkan, dividen itu atau setara dengan lebih dari 50 persen dari laba bersih tahun buku 2022, yang akan diberikan kepada pemegang saham tercatat pada 7 Juli, dan akan dibayarkan pada 21 Juli.

"Pembagian dividen ini merupakan bentuk penghargaan atas Loyalitas pemegang saham termasuk kepada lebih dari 5.000 pengemudi dan karyawan yang memiliki Employee Stock Ownership Plans (ESOP) pada awal IPO Blue bird serta setia mendukung Bluebird dalam menghadapi berbagai tantangan, terutama selama pandemi," kata Emeralda dalam keterangan resmi, Senin (26/6/2023).

Sapanjang 2022, perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 364,03 miliar, naik dari tahun sebelumnya sebesar Rp 8,72 miliar.

Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 348,29 miliar Raihan itu naik signifikan dibanding tahun sebelumnya yang hanya tercatat Rp 7,7 miliar. Sehingga laba per saham dasar juga naik menjadi Rp 143 dari tahun sebelumnya Rp 3 per lembar.

Perubahan Manajemen

Selain pembagian dividen, rapat menyetujui pengangkatan Adrianto (Andre) Djokosoetono sebagai Direktur Utama, menggantikan Sigit Djokosoetono yang kini mengisi posisi sebagai Wakil Direktur Utama perseroan.

"Penunjukkan Andre sebagai Direktur Utama sejalan dengan berakhirnya masa jabatan Sigit yang telah berhasil membawa Bluebird kembali mencatatkan kinerja bisnis yang gemilang dalam era yang penuh tantangan, khususnya pada masa pandemi Covid-19 yang tidak terduga," ungkap Emeralda.

 

 

2 dari 4 halaman

Penunjukan Komisaris

Bersamaan dengan itu, pemegang saham menyetujui penunjukan Bayu Priawan Djokosoetono sebagai Komisaris Utama dan Sri Adriyani Lestari sebagai Wakil Komisaris Utama PT Blue Bird Tbk.

Andre melanjutkan tongkat kepemimpinan untuk membawa pengalaman puluhan tahunnya di bidang transportasi, terutama dalam inovasi, transformasi, teknologi, dan niaga yang dipercaya akan mendorong penyegaran strategi perusahaan menghadapi kompleksitas tantangan ke depan.

Andre akan melanjutkan agenda transformasi Bluebird dalam konsep bisnis Mobility as a Service (MaaS) melalui kemitraan strategis demi menjaga relevansi Bluebird dalam situasi yang dinamis termasuk kolaborasi dan koopetisi dengan penyedia layanan superapps, serta merangkul operator transportasi lokal melalui inisiatif “Kawan Bluebird”.

Andre memiliki latar belakang pendidikan Teknik Industri dari ITB, Magister Administrasi Bisnis dari Bentley University, dan Owner/President Management dari Harvard Business School. Ia memulai karirnya sebagai Management Trainee di PT Blue Bird Tbk 23 tahun yang lalu. Andre mengukir capaian positif di perseroan saat mengisi jabatan pada divisi operasional, IT, Direktur dan Wakil Direktur Utama.

Selain itu, Andre juga terlibat dalam posisi kepemimpinan di sektor transportasi nasional, termasuk sebagai Ketua Umum DPP Organda, Ketua Komite Tetap Perhubungan Darat Kadin Indonesia, Ketua Komite Darat & Kereta Api di APINDO, dan Wakil Ketua Umum Bidang Angkutan Darat DPP ALFI/ILFA.

 

3 dari 4 halaman

2 Bos Blue Bird Beli Saham BIRD Jelang RUPST, Segini Nilainya

Sebelumnya, dua bos emiten transportasi, PT Blue Bird Tbk (BIRD) belum lama ini membeli saham BIRD jelang Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (14/6/2023), Wakil Presiden Direktur Blue Bird Adrianto Djokosoetono memborong saham BIRD sebanyak 3.937.316 lembar saham BIRD dengan harga Rp 2.050 pada 12 Juni 2023. Adapun, tujuan dari transaksi tersebut untuk investasi dengan status kepemilikan langsung.

Ia pun menggelontorkan dana untuk membeli saham BIRD sebesar Rp 8,07 miliar. Dengan adanya transaksi tersebut, kini Adrianto menggenggam saham Blue Bird sebanyak 132.132.816 lembar saham atau 5,281 persen. 

Tak hanya itu, Direktur Utama Blue Bird Sigit Djokosoetono membeli saham BIRD sebanyak 100.000 lembar saham dengan harga Rp 1.600 - Rp 1.700 per saham. Transaksi tersebut dilakukan secara bertahap pada 5 April dan 13 April 2023. 

Dengan demikian, Sigit merogoh kocek Rp 165 juta. Saat ini, ia menggenggam 149.951.300 lembar saham BIRD atau 5,993 persen. Sebelumnya, Sigit memiliki 149.851.300 saham BIRD atau 5,989 persen.

"Tujuan dari transaksi investasi dengan status kepemilikan langsung," tulis Sigit.

 

4 dari 4 halaman

Kinerja Kuartal I 2023

Sebelumnya, emiten transportasi, PT Blue Bird Tbk (BIRD) mengumumkan kinerja perseroan hingga kuartal I 2023. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan peningkatan dari sisi pendapatan dan laba.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (27/4/2023), pendapatan neto Blue Bird pada kuartal I 2023 naik 55,19 persen menjadi Rp 1,04 triliun dari Rp 673,98 miliar pada kuartal I 2022.

Sementara, beban langsung pada periode yang sama naik 43,71 persen menjadi Rp 719,67 miliar dari periode yang sama sebelumnya Rp 500,75 miliar. Dengan demikian, laba bruto Blue Bird melesat 88,39 persen menjadi Rp 326,34 miliar hingga akhir Maret 2023 dibanding periode yang sama 2022 sebesar Rp 173,22 miliar.

Sepanjang kuartal I 2023, perseroan membukukan laba usaha sebesar Rp 144,90 miliar naik 314,93 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 34,92 miliar.

Laba bersih pada kuartal I 2023 naik 161,46 persen sebesar Rp 123,26 miliar dari Rp 47,14 miliar pada periode yang sama 2022. Sehingga laba per saham dasar yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada kuartal I 2023 ikut naik menjadi Rp 49 dari kuartal I tahun sebelumnya Rp 18.

Aset perseroan sampai dengan Maret 2023 naik menjadi Rp 7,05 triliun dari Rp 6,89 triliun pada Desember 2022. Liabilitas naik menjadi Rp 1,57 triliun pada kuartal I 2023 dari tahun sebelumnya Rp 1,54 triliun. Sementara ekuitas hingga Maret 2023 naik menjadi Rp 5,47 triliun dibandingkan posisi Desember 2022 sebesar Rp 5,35 triliun.