Sukses

Bursa Saham Asia Bervariasi Terseret Sentimen The Fed Bakal Kerek Suku Bunga

Investor kembali mencerna komentar dari ketua the Fed Jerome Powell yang indikasikan kemungkinan kenaikan suku bunga lagi. Hal itu membuat bursa saham Asia Pasifik bervariasi ikuti wall street.

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik beragam pada perdagangan Kamis, (29/6/2023) seiring investor terus mencerna komentar dari Ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell yang mengindikasikan kemungkinan ada beberapa kenaikan suku bunga ke depan.

Dikutip dari CNBC, indeks Nikkei 225 naik 0,9 persen. Sementara itu, indeks Topix bertambah 0,37 persen seiring penjualan ritel Jepang naik 5,7 persen Year on Year (YoY) pada Mei.

Indeks Kospi Korea Selatan menguat 0,4 persen, dan indeks Kosdaq tergelincir 0,18 persen. Adapun bursa saham Jepang dan Korea Selatan dijadwalkan untuk membahas kesepakatan pertukaran mata uang yang akan menjadi pertemuan bilateral pertama dalam tujuh tahun, menurut Reuters.

Indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,62 persen, pada jam pertama perdagangan. Indeks Shanghai merosot 0,11 persen dan indeks Shenzhen naik 0,13 persen. Indeks ASX 200 Australia mendaki 0,22 persen.

Sementara itu, bursa saham Singapura, Indonesia dan Malaysia libur untuk merayakan Idul Adha 2023.

Di wall street, tiga indeks acuan mendatar. Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 74,08 poin atau 0,22 persen ke posisi 33.852,66. Indeks S&P 500 melemah 0,04 persen ke posisi 4.376,86. Indeks Nasdaq naik 0,27 persen ke posisi 13.591,75.

Ketua the Fed Jerome Powell menuturkan, kenaikan suku bunga lebih ketat akan datang seiring the Fed berjuang melawan inflasi, memperingatkan kemungkinan kenaikan suku bunga pada pertemuan berikutnya. Adapun ketua the Fed Jerome Powell dijadwalkan berbicara pada konferensi di Madrid pada Kamis pekan ini.

 

2 dari 3 halaman

Bursa Saham Asia Perkasa pada 2023

Bursa saham Asia dapat mengungguli pasar global seiring fundamental yang kuat di Jepang. Selain itu, penguatan bursa saham Asia didukung dari akhir siklus kenaikan suku bunga di Asia dan meningkatnya perhatian terhadap kecerdasan bauta, demikian disampaikan analis.

“Jepang menjadi pasar yang cukup menarik bagi investor, bahkan jika inflasi sudah berjalan baik dalam jangka pendek,” ujar Daniela Gombert dari Asset Management DWS.

Bursa saham Jepang memimpin kenaikan di Asia dengan indeks Nikkei 225 naik hampir 25 persen pada 2023, dan indeks Topix naik 21,5 persen.

Alasan lain untuk optimisme di Asia termasuk perkembangan teknologi seperti munculnya kecerdasan buatan dan kemungkinan berakhirnya kenaikan suku bunga. Morgan Stanley juga prediksi inflasi telah mencapai puncak di sebagian besar ekonomi Asia.

3 dari 3 halaman

Bursa Saham Asia pada 27 Juni 2023

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona merah pada penutupan perdagangan saham Selasa, (27/6/2023) sambut cuti bersama Idul Adha 2023. Koreksi IHSG tersebut di tengah aksi beli investor asing dan sektor saham menghijau.

Dikutip dari data RTI, IHSG ditutup melemah terbatas 0,04 persen ke posisi 6.661,87. Indeks LQ45 melemah 0,04 persen ke posisi 945,69. Sebagian besar indeks saham acuan melemah dan menguat.

Jelang libur panjang Idul Adha, IHSG bergerak di zona hijau pada awal sesi perdagangan dan sempat sentuh level tertinggi 6.679,62. Namun, IHSG berbalik arah ke zona merah pada sesi kedua, dan sentuh posisi terendah 6.652,90. Sempat berbalik arah ke zona hijau, tetapi IHSG kembali berbalik arah ke zona merah pada penutupan perdagangan saham.

Sebanyak 260 saham menguat dan 270 saham melemah. 215 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 994.405 kali dengan volume perdagangan 16,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,1 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.990.

Investor asing melakukan aksi beli saham Rp 77,7 miliar pada Selasa, 27 Juni 2023. Sepanjang 2023, investor asing telah membeli saham Rp 16,2 triliun.

Mayoritas sektor saham menguat. Sektor saham nonsiklikal naik 0,29 persen, sektor saham siklikal bertambah 0,56 persen, sektor saham kesehatan menanjak 0,03 persen, dan sektor saham keuangan melonjak 1,14 persen, bahkan catat penguatan terbesar. Sedangkan sektor saham properti naik 0,12 persen dan sektor saham transportasi bertambah 0,56 persen.