Sukses

Indonesia Kendaraan Terminal Tebar Dividen Rp 49,77 per Saham, Catat Jadwalnya

PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) akan menyebar dividen Rp 90,49 miliar. Keputusan pembagian dividen 2022 itu telah diputuskan dalam RUPST Perseroan pada 27 Juni 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) akan membagikan dividen sebesar Rp 90,49 miliar. Dividen tersebut setara dengan Rp 49,77 per saham. 

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Selasa (4/7/2023), pembagian dividen tersebut sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 27 Juni 2023.

Sementara itu, hingga 31 Desember 2022, laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebanyak Rp 161,72 miliar, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya Rp 46,51 miliar serta total ekuitas senilai Rp 1,61 triliun.

Jadwal:

  • Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 10 Juli 2023
  • Ex dividen di pasar reguler dan negosiasi: 11 Juli 2023
  • Cum dividen di pasar tunai: 12 Juli 2023
  • Ex dividen di pasar tunai: 13 Juli 2023
  • Recording date: 12 Juli 2023
  • Pembayaran dividen: 1 Agustus 2023

Sebelumnya, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Selasa, 27 Juni kemarin.

Salah satu mata acara yang diusung dalam rapat tersebut adalah penetapan penggunaan laba bersih tahun buku 2022.

Mengutip hasil RUPST, pemegang saham Indonesia Kendaraan Terminal menyetujui 70 persen atau sebesar Rp 113,34 miliar akan dibagikan sebagai dividen tunai.

Sebelumnya, perseroan telah membagikan dividen interim atas laba bersih tahun buku 2022 sebesar Rp 22,7 miliar atau setara Rp 12,49 per lembar. Sehingga sisa dividen final yang akan dibagikan berjumlah Rp 90,5 miliar atau setara Rp 49,77 per saham.

"Pembagian dividen ini merupakan apresiasi dari Manajemen kepada para pemegang saham loyal yang telah mendukung pencapaian IPCC," kata Direktur Utama IPCC, Sugeng Mulyadi dalam keterangan resmi, Rabu, 28 Juni 2023.

 

2 dari 4 halaman

Penggunaan Laba Selain Bagikan Dividen

Selain dibagikan sebagai dividen, sebesar Rp 2 miliar atau setara 1,24 persen dari laba 2022 akan digunakan sebagai cadangan wajib. Sisanya 28,76 persen atau sekitar Rp 46,52 miliar akan digunakan sebagai laba ditahan.

Sepanjang 2022, IPCC catatkan laba tahun berjalan sebanyak Rp 161,72 miliar atau mengalami peningkatan sebanyak 169,29 persen YoY. Sebelumnya, manajemen memperkirakan pencapaian laba akhir di tahun 2022 ialah di angka antara Rp 130-150 miliar.

Raihan laba itu sejalan dengan pendapatan IPCC yang tumbuh 40,58 persen menjadi sebanyak Rp 726,57 miliar dari pencapaian di tahun sebelumnya sebesar Rp 516,84 miliar.

"Adanya peningkatan kinerja dari IPCC di sepanjang 2022 memberikan sentimen positif pada saham IPCC. Di sisi lain, selain peningkatan harga saham IPCC, para investor pemegang saham pun juga akan mendapatkan dividen atas pencapaian kinerja kami," jelas Sugeng.

Dengan besaran dividen Rp 49,77 per lembarnya dan asumsi harga rata-rata saham IPCC dalam beberapa waktu terakhir ini di level 725, maka yield-nya adalah sebesar 6,86 persen.

"Yield itu tentunya ini lebih baik dari imbal hasil deposito perbankan yang saat di kisaran 2 persen hingga 5 persen untuk Deposito 12 bulan, sehingga memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham IPCC," imbuh Sugeng.

 

3 dari 4 halaman

Belanja Modal

Sebelumnya, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) menyiapkan anggaran belanja modal sebesar Rp 35 miliar pada 2023. Dana belanja modal akan berasal dari kas internal.

Direktur Operasi dan Teknikal PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk, Bagus Dwipoyono menuturkan, belanja modal 2023 untuk investasi yang merupakan lanjutan investasi tahun sebelumnya. Belanja modal sebesar Rp 35 miliar digunakan untuk perbaikan lapangan dan pembangunan gedung parkir baru.

“Tahun depan akan dilakukan tambah kapasitas gedung parkir lima lantai. 3,8 hektar tambah kapasitas 2.000 unit mulai dikerjakan tahun ini. Dilakukan konstruksi awal tahun depan,” ujar Bagus saat media gathering IPCC, ditulis Jumat (26/5/2023).

Bagus mengatakan, saat ini rencana tersebut masih dalam tahap design.Perseroan belum dapat jelaskan detil mengenai realisasi dana belanja modal hingga Mei 2023 yang sudah dianggarkan.

Dana belanja modal untuk pembangunan gedung parkir ini dilakukan perseroan lantaran kapasitas saat ini sudah cukup padat. Karena itu, perseroan akan meningkatkan belanja modal Rp 150 miliar-Rp 200 miliar pada 2024. Dana belanja modal itu akan berasal dari kas internal hal ini seiring perseroan menyatakan punya pendanaan cukup kuat.

“Pertumbuhan trafik cukup tinggi, kapasitas dekati 70 persen.Untuk gedung parkir Rp 100 miliar itu parkir kendaraan bangun kapasitas 5 hektar,” ujar Direktur Utama Indonesia Kendaraan Terminal, Sugeng Mulyadi.

Ia mengatakan, dengan peningkatan kapasitas juga untuk optimalkan layanan sehingga ekspor tidak terganggu.Pihaknya tak ingin ekspor terganggu hanya karena kapasitas tidak memenuhi. Pembangunan gedung parkir itu diperkirakan memakan waktu 1-1,5 tahun.

 

4 dari 4 halaman

Dukung Pembangunan IKN

Sebelumnya, emiten penyedia jasa bongkar muat barang dari dan ke kapal, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) akan turut mendukung pembangunan ibu kota negara (IKN) Nusantara. Salah satunya akan operasikan bongkar muat alat berat di Pelabuhan Semayang Balikpapan, Kalimantan Timur.

Direktur Utama PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk, Sugeng Mulyadi mengatakan, perseroan berupaya hubungakn layanan terminal kendaraan di seluruh Indonesia terutama untuk arus kendaraan cukup besar. Salah satunya Pelabuhan Semayang Balikpapan yang mencatat trafik yang tinggi. Untuk mendukung pembangunan IKN itu, perseroan mengusulkan operasikan bongkar muat alat berat di Pelabuhan Semayang.

“Kita juga di sana (Pelabuhan Semayang-red) untuk handling operasikan bongkar muat alat berat. Saat ini proses sub holding, pemegang saham grup Pelindo mudah-mudahan bisa operasikan tahun ini. Dalam rangka dukung IKN kita juga dorong semua dari kelancaran alat berat karena mareka butuh kontruksi besar dan mobilitasnya internasional dan domestik,” ujar dia, saat media gathering IPCC, Jumat (26/5/2023).

Ia mencontohkan, saat pengiriman alat berat berkaitan dengan pembangunan suatu gedung dan bangunan untuk IKN misalkan dari Jepang langsung ke IKN. Sebelumnya pengiriman terlebih dahulu ke Indonesia Kendaraan Terminal dan masuk ke domestik, lalu ke Pelabuhan Semayang, selanjutnya IKN. “Untuk itu dalam perencanaan kita ke depan, Pelabuhan Semayang, proyek strategis untuk dukung keberlangsungan IKN. Kita harus optimis, Indonesia butuh pengembangan baru. Jakarta sudah penuh,” kata Sugeng.