Sukses

Perusahaan Minuman Teguk Patok Harga IPO Rp 110 per Saham

PT Platinum Wahab Nusantara Tbk, pemilik merek minuman Teguk menawarkan saham perdana ke publik atau IPO pada 4-6 Juli 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT Platinum Wahab Nusantara Tbk,perusahaan bergerak di bidang kedai makanan dan minuman yang memiliki merek minuman Teguk ini menetapkan harga perdana Rp 110 per saham dalam rangka penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). Harga perdana yang ditetapkan itu di atas batas bawah dari kisaran yang ditawarkan Rp 105-Rp112 per saham.

Dikutip dari laman e-ipo, PT Platinum Wahab Nusantara menawarkan 1,07 miliar saham dengan nilai nominal Rp 16 per saham. Jumlah saham yang dilepas tersebut 30 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO. Pemilik minuman Teguk ini akan raih dana Rp 117,85 miliar dari IPO.

Selain itu, perseroan juga menerbitkan waran sebanuak 428,57 juta waran seri I yang menyertai saham baru perseroan. Waran yang diterbitkan itu sebanyak 17,14 persen dari total jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh perseroan.

Waran seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal jatah penjatahan.

Setiap pemegang lima saham baru perseroan berhak memperoleh dua waran seri I dengan setiap satu waran seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru perseroan yang dikeluarkan dalam portepel.

Waran seri I adalah efek yang diterbitkan oleh perseroan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk memesan saham biasa dengan nilai nominal Rp 16 per saham. Adapun harga pelaksanaannya Rp 152. Dengan demikian, perseroan akan peroleh dana Rp 65,14 miliar dari penerbitan waran.

Perseroan akan memakai dana IPO antara lain sebesar 60 persen untuk belanja modal dan sisanya sekitar 40 persen untuk modal kerja perseroan.

“Sedangkan dana yang diperoleh perseroan dari hasil pelaksanaan waran seri akan dipakai untuk modal kerja dalam rangka memenuhi kebutuhan operasional perseroan,” demikian mengutip dari prospektus perseroan.

Untuk melakukan aksi korporasi ini, perseroan telah menunjuk PT Semesta Indovest Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek.

 

2 dari 4 halaman

Jadwal IPO

Pemegang saham perseroan setelah IPO dan penerbitan waran yakni Maulana Hakim sebesar 0,30 persen, Najib Wahab Mauluddin sebesar 0,30 persen PT Dinasti Kreatif Indonesia sebesar 61,91 persen, masyarakat sebesar 26,79 persen dan waran sebesar 10,71 persen.

Jadwal IPO Perseroan:

  • Tanggal efektif dari OJK pada 27 Juni 2023
  • Masa penawaran umum pada 4-6 Juli 2023
  • Tanggal penjatahan pada 6 Juli 2023
  • Tanggal distribusi saham secara elektronik pada 7 Juli 2023
  • Tanggal pencatatan saham di BEI pada 10 Juli 2023
  • Tanggal awal perdagangan waran seri I pada 10 Juli 2023
  • Tanggal akhir perdagangan waran seri I
  • Di pasar regular dan negosiasi pada 5 Juli 2023
  • Di pasar tunai pada 8 Juli 2023
  • Tanggal awal pelaksanaan waran seri I pada 8 Januari 2024
  • Tanggal akhir pelaksanaan waran seri I pada 9 Juli 2023
3 dari 4 halaman

Janji Bagikan Dividen

Sebelumnya, PT Platinum Wahab Nusantara Tbk bergerak di bidang kedai makanan dan minuman atau pengelola Kedai Teguk janji membagikan dividen 20 persen dari laba bersih usai melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO).

Mengutip laman e-ipo, Selasa (20/6/2023), dengan tetap memperhatikan kondisi keuangan perseroan dari waktu ke waktu, perseroan merencanakan untuk membayar dividen tunai kepada seluruh pemegang saham sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.

Besarnya dividen yang akan dibagikan dikaitkan dengan keuntungan Perseroan pada tahun buku yang bersangkutan, dengan tidak mengabaikan tingkat kesehatan keuangan perseroan dan tanpa mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perseroan untuk menentukan lain sesuai dengan anggaran dasar perseroan. 

"Setelah dilaksanakannya penawaran umum perdana saham, perseroan merencanakan untuk membagikan dividen sebanyak-banyaknya 20 persen dari laba bersih tahun berjalan perseroan setelah pajak yang berakhir pada 31 Desember 2024 dan dimasa yang akan datang atau sesuai dengan kemampuan kas perseroan," tulis Platinum Wahab Nusantara.

Kebijakan perseroan dalam pembagian dividen tersebut akan diputuskan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diadakan setiap tahun atau jumlah lain yang diusulkan oleh pemegang saham perseroan dan disetujui dalam RUPST, dengan tetap memperhatikan kondisi keuangan dan keberlangsungan usaha perseroan. 

Perseroan dapat membagikan dividen pada tahun di mana perseroan mencatatkan saldo laba positif dan setelah dikurangi cadangan berdasarkan UUPT.

Sementara itu, PT Platinum Wahab Nusantara Tbk melepas 1,07 miliar saham ke publik dengan nilai nominal Rp 16. Jumlah saham yang dilepas sebanyak 30 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam IPO.

Perseroan menawarkan harga saham perdana di kisaran Rp 105-Rp 112 per saham. Dengan demikian, perseroan bakal meraup dana segar dari IPO maksimal Rp 120 miliar.

 

4 dari 4 halaman

Kinerja Keuangan 2022

Hingga 2022, perseroan telah meraih pendapatan Rp 128,30 miliar. Pendapatan naik 15,3 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 111,21 miliar. Beban pokok pendapatan Rp 50,2 miliar atau bertambah 1,2 persen pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 49,6 miliar.

Perseroan mencatat laba kotor Rp 78,02 miliar hingga 2022. Laba kotor itu tumbuh 26,7 persen dari periode 2021 sebesar Rp 61,5 miliar. Dengan demikian, laba usaha naik 50,4 persen menjadi Rp 16,17 miliar pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 10,7 miliar.

Melihat kondisi tersebut, perseroan membukukan laba bersih tahun berjalan Rp 12,64 miliar pada 2022 atau naik 46,3 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 8,63 miliar.

Perseroan mencatat aset Rp 76,16 miliar pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 51,2 miliar. Liabilitas perseroan susut menjadi Rp 16,8 miliar pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 35,9 miliar. Perseroan membukukan kas dan bank sebesar Rp 1,5 miliar pada 2022.

Video Terkini