Liputan6.com, Jakarta - Emiten pengelola gerai Erafone, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) bakal membagikan dividen dari laba bersih tahun buku 2022 sebesar Rp 299 miliar. Dividen tersebut setara dengan Rp 19 per saham.
Wakil Direktur Utama Erajaya Swasembada Hasan Aula menuturkan, pemegang saham Erajaya Swasembada menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 299,88 miliar.Â
Baca Juga
"Penggunaan laba bersih 2022 tentunya yang pertama kita membagikan dividen Rp 19 per saham atau sekitar Rp 299 miliar," kata Hasan dalam paparan publik Erajaya Swasembada.
Advertisement
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, ditulis Rabu (5/7/2023), pembagian dividen tersebut sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 30 Juni 2023.
Sementara itu, hingga 31 Desember 2022, laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebanyak Rp 1,01 triliun, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya Rp 711,98 miliar serta total ekuitas senilai Rp 7,20 triliun.
Jadwal:
- Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 10 Juli 2023
- Ex dividen di pasar reguler dan negosiasi: 11 Juli 2023
- Cum dividen di pasar tunai: 12 Juli 2023
- Ex dividen di pasar tunai: 13 Juli 2023
- Recording date: 12 Juli 2023
- Pembayaran dividen: 3Â Agustus 2023
Â
Adapun perseroan membukukan penjualan neto Rp 49,47 triliun, meningkat 13,82 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 43,46 triliun. Â
Lalu, beban pokok penjualan hingga akhir 2022 mencapai Rp 44,10 triliun atau naik 14,07 persen dari realisasi sebelumnya sebesar Rp 38,66 triliun.
Dengan demikian, laba kotor Erajaya Swasembada meningkat 11,66 persen menjadi Rp 5,36 triliun pada 2022 dari Rp 4,80 triliun pada 2021. Perseroan juga mencatatkan kenaikan laba usaha 8,48 persen menjadi Rp 1,79 triliun pada 2022 dari tahun sebelumnya Rp 1,65 triliun.
Hingga akhir 2022, Erajaya Swasembada mengantongi laba bersih sebesar Rp 1,01 triliun. Laba bersih perseroan naik tipis 0,04 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,01 triliun.
Sementara itu, aset perseroan senilai Rp 17,05 triliun hingga akhir 2022 meningkat dari akhir tahun lalu sebesar Rp 11,37 triliun. Kemudian, liabilitas ERAA Rp 9,85 triliun hingga akhir 2022 naik dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 4,90 triliun. Sedangkan, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp 7,20 triliun hingga akhir 2022 meningkat dari akhir tahun lalu Rp 6,46 triliun.
Â
Belanja Modal
Sebelumnya, emiten pengelola gerai Erafone, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) optimistis penjualan akan tumbuh sepanjang 2023. Ini mengingat, Erajaya Swasembada menggenjot ekspansi ke depan baik dari bisnis baru hingga inti.
Wakil Direktur Utama Erajaya Swasembada Hasan Aula menuturkan, perseroan ingin penjualan meningkat di atas pencapaian tahun lalu seiring dengan pengembangan bisnis yang terus dilakukan.
"Tentu kita inginnya penjualan kita naik dari tahun lalu," kata Hasan dalam paparan publik Erajaya Swasembada, Jumat (30/6/2023).
Selain itu, perseroan juga akan mengembangkan sejumlah gerai dari seluruh lini bisnis Erajaya Group. Kurang lebih yang dikembangkan lebih dari 500 gerai di domestik dan untuk gerai internasional sekitar 50-70 gerai.
Di samping itu, Erajaya telah menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp 700 miliar untuk tahun ini. Belanja modal tersebut telah diserap sebanyak Rp 230 miliar hingga kuartal I 2023.
"Proses pengembangan bakal kenceng untuk toko pada kuartal I dan kuartal II," imbuhnya.
Belanja modal tersebut akan digunakan untuk kebutuhan ekspansi bisnis perseroan, salah penambahan gerai usaha Erajaya.
Di sisi lain, Wakil Direktur Utama Erajaya Swasembada Joy Wahjudi melihat tren penjualan gadget hingga kuartal I 2023 cukup baik. Hal itu tercermin dari pertumbuhan konsumsi dari masyarakat di Indonesia.Â
Menurut ia, dewasa ini smartphone digandrungi masyarakat karena sudah menjadi bagian gaya hidup bahkan kebutuhan sehari-hari.
"Kami lihat perkembangan di Indonesia akhir Juni ini memang permintaan masih cukup baik," kata Joy.
Â
Â
Advertisement
Strategi Perseroan
Meski demikian, ia menyebut, persaingan di bidang usaha elektronik akan selalu ada. Sebab, Erajaya bukan satu-satunya perusahaan yang bergerak di bidang tersebut.
"Balik lagi selalu memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan kita. Kita cari perbedaan dengan yang lain, tentu apa yang bisa kita berikan lebih kepada pelanggan saat belanja di channel online maupun offline kita," ujar dia.
Hingga akhir kuartal I 2023, melalui empat vertikal bisnis yakni Erajaya Digital, Erajaya Active Lifestyle, Erajaya Food & Nourishment dan Erajaya Beauty & Wellness, perseroan telah memiliki 1.849 outlet retail yang tersebar secara nasional maupun internasional di Singapura dan Malaysia, yang didukung 95 pusat distribusi.Â
Perseroan juga menjalin kerja sama dengan sekitar 67.100 toko retail pihak ketiga. Perusahaan akan terus mengembangkan lini bisnis yang ada dan menggali potensi bisnis baru untuk dikembangkan lebih lanjut.
Tebar Dividen Rp 299 Miliar
Sebelumnya, emiten pengelola gerai Erafone, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) menyetujui pembagian dividen atas laba bersih tahun buku 2022 sebesar Rp 299 miliar. Dividen itu setara Rp 19 per saham.
Wakil Direktur Utama Erajaya Swasembada Hasan Aula menuturkan, pemegang saham Erajaya Swasembada menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 299 miliar. Hal itu telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada Jumat, 30 Juni 2023.
"Penggunaan laba bersih 2022 tentunya yang pertama kita membagikan dividen Rp 19 per saham atau sekitar Rp 299 miliar," kata Hasan dalam paparan publik Erajaya Swasembada, Jumat (30/6/2023).
Kemudian, laba bersih 2022 lainnya digunakan untuk pencadangan dan sisanya dialokasikan untuk pengembangan bisnis perseroan. Adapun perseroan membukukan penjualan neto Rp 49,47 triliun, meningkat 13,82 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 43,46 triliun. Â
Lalu, beban pokok penjualan hingga akhir 2022 mencapai Rp 44,10 triliun atau naik 14,07 persen dari realisasi sebelumnya sebesar Rp 38,66 triliun.
Dengan demikian, laba kotor Erajaya Swasembada meningkat 11,66 persen menjadi Rp 5,36 triliun pada 2022 dari Rp 4,80 triliun pada 2021. Perseroan juga mencatatkan kenaikan laba usaha 8,48 persen menjadi Rp 1,79 triliun pada 2022 dari tahun sebelumnya Rp 1,65 triliun.
Hingga akhir 2022, Erajaya Swasembada mengantongi laba bersih sebesar Rp 1,01 triliun. Laba bersih perseroan naik tipis 0,04 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,01 triliun.
Sementara itu, aset perseroan senilai Rp 17,05 triliun hingga akhir 2022 meningkat dari akhir tahun lalu sebesar Rp 11,37 triliun. Kemudian, liabilitas ERAA Rp 9,85 triliun hingga akhir 2022 naik dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 4,90 triliun.
Sedangkan, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp 7,20 triliun hingga akhir 2022 meningkat dari akhir tahun lalu Rp 6,46 triliun.
Â
Advertisement