Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada perdagangan saham Rabu (5/7/2023). Penguatan IHSG ditopang mayoritas sektor saham yang menghijau.
Dikutip dari data RTI, IHSG dibuka stagnan di posisi 6.681,75. Pada pukul 09.21 WIB, IHSG naik tipis 0,16 persen ke posisi 6.692. Indeks LQ45 bertambaj 0,04 persen ke posiosi 949. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Baca Juga
Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 6.702,17 dan terendah 6.676,93. Sebanyak 248 saham menguat dan 177 saham melemah. 224 saham diam di tempat.
Advertisement
Total frekuensi perdagangan 179.403 kali dengan volume perdagangan 2,6 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 955,3 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.011.
Mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham nonsiklikal melemah 0,13 persen. Sementara itu, sektor saham energi melonjak 0,68 persen, sektor saham basic turun 0,27 persen, sektor saham industri tergelincir 0,22 persen, dan sektor saham siklikal bertambah 0,24 persen.
Selain itu, sektor saham kesehatan mendaki 0,22 persen, sektor saham keuangan melesat 0,03 persen, sektor saham properti melesat 0,47 persen, sektor saham teknologi bertambah 0,35 persen, sektor saham infrastruktur melonjak 0,29 persen dan sektor saham transportasi menanjak 0,30 persen.
Review IHSG
Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia menyebutkan IHSG melemah 0,2 persen ke posisi 6.681 pada penutupan perdagangan Selasa, 4 Juli 2023. Koreksi IHSG terjadi seiring investor lebih berhati-hati menjelang rilis risalah FOMC pada Kamis dan data cadangan devisa dari Bank Indonesia pada Jumat pekan ini.
Saham-saham bank besar cenderung melemah sehingga menekan indeks. Saham BMRI melemah 1,9 persen, saham BBNI susut 1,4 persen, saham BBRI tergelincir 0,5 persen, saham BBCA terpangkas 0,3 persen.
Sementara itu, sektor konsumsi menguat. Saham ULTJ bertambah 2,3 persen, saham INDF melonjak 1,7 persen, saham UNVR naik 0,5 persen. Di sektor properti, saham PWON naik 0,8 persen. Sedangkan saham SMRA melemah 2,2 persen, saham BSDE turun 1,8 persen dan saham CTRA melemah 0,5 persen.
Top Gainers-Losers pada 5 Juli 2023
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
- Saham MKTR melambung 14,41 persen
- Saham FORU melambung 9,62 persen
- Saham IKBI melambung 7,96 persen
- Saham PTIS melambung 6,84 persen
- Saham GJTL melambung 6,7 persen
Â
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham NAYZ merosot 9,21 persen
- Saham MFMI merosot 7,8 persen
- Saham NANO merosot 9,52 persen
- Saham BBLD merosot 8,07 persen
- Saham PAMG merosot 6,42 persen
- Saham GLOB merosot 6,36 persen
Â
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham CARE senilai Rp 74,2 miliar
- Saham BBRI senilai Rp 55,2 miliar
- Saham GJTL senilai Rp 49,5 miliar
- Saham BMRI senilai Rp 49,3 miliar
- Saham BBCA senilai Rp 43,6 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham DOOH tercatat 18.088 kali
- Saham GTRA tercatat 8.274 kali
- Saham RELF tercatat 6.687 kali
- Saham PAMG tercatat 6.428 kali
- Saham SLIS tercatat 5.906 kali
Advertisement
Prediksi IHSG dan Saham Pilihan Ajaib Sekuritas
Ajaib Sekuritas prediksi IHSG bervariasi pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih menuturkan, IHSG akan bergerak di kisaran 6.660-6.720.
Dalam catatan Ajaib Sekuritas menyebutkan, dari dalam negeri, sektor manufaktur di Indonesia terus berkembang di Juni 2023. Survei terbaru dari S&P Global PMI manufaktur Indonesia tercatat naik menjadi 52,5 pada Juni 2023, dari 50,3 pada Mei 2023.
Ekspansi didasari oleh bisnis baru yang naik cukup solid setelah turun sedikit pada Mei 2023, dari sisi lapangan pekerjaan juga naik paling tinggi dalam sembilan bulan terakhir. Dari sisi biaya, inflasi harga input turun ke level terendah sejak Oktober 2020, dengan harga jual turun untuk pertama kalinya dalam 32 bulan terakhir karena beberapa perusahaan menawarkan diskon untuk mendorong penjualan.
Dari mancanegara, pengeluaran proyek konstruksi di Amerika Serikat naik 0,9 persen MoM atau sebesar $1.925,6 miliar pada Mei 2023, setelah kenaikan 0,4% MoM pada bulan April 2023 dan sedikit di atas perkiraan pasar yang naik sebesar 0,6% MoM.
Dari Australia, Reserve Bank of Australia (RBA) mempertahankan suku bunga acuan di 4,1% di Juli 2023 setelah menaikkannya sebesar 25 bps pada Juni 2023, dengan total kenaikan 400 bps sejak Mei 2022.
Menurut RBA inflasi di negara itu telah melewati puncaknya dengan indikator CPI bulanan yang menunjukkan penurunan berkelanjutan sebesar 5,6 persen pada  Mei 2023. Dari Asia, Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur versi Caixin turun menjadi 50,5 pada Juni 2023 dari 50,9 pada Mei 2023 tetapi di atas konsensus pasar 50,2. Hal ini menunjukkan aktivitas manufaktur masih dalam level ekspansi, meskipun terjadi sedikit penurunan.Â
Â
Saham Pilihan Ajaib Sekuritas
Berikut saham- saham pilihan Ajaib Sekuritas:
1.PT Indah Kiat Pulp and Papers Tbk (INKP)
Buy : 8.475
TPÂ : 8.750
Stop loss: <8.300
Saham INKP bullish secara major trend di atas MA-200 dan MA-5 berpotensi menguat membentuk bullish piercing. MACD line di atas centerline dan MACD bar histogram positif.
INKP berencana membangun pabrik baru dengan kapasitas produksi 3,9 juta ton kertas industri per tahun yang diproyeksikan beroperasi penuh pada kuartal III-2025. Anggaran pembuatan pabrik mencapai US$3,6 miliar atau Rp57 triliun. Dana tersebut berasal dari 40% belanja modal (capex) senilai US$1,44 miliar dan sisanya sebesar 60% atau US$2,16 miliar melalui pinjaman bank atau penerbitan obligasi.
Â
2.PT Ultra Jaya Milk Industry and Trading Company Tbk (ULTJ)
Buy : 2.000
TPÂ : 2.060
Stop loss: <1.940
Saham ULTJ strong bullish disertai volume yang menguat berpotensi lanjutkan penguatan didukung oleh MACD bar histogram dalam momentum positif dan MACD line bergerak di atas centerline.
ULTJ mencatatkan kinerja solid di tengah konsumsi domestik yang terakselerasi. Per Maret 2023 ULTJ membukukan laba bersih Rp353,2 miliar atau naik 21,7%Â YoY. Kinerja tersebut ditopang oleh pendapatan yang naik 21,6%Â YoYÂ menjadi Rp2,23 triliun. ROE sebesar 23,2% tergolong premium dibandingkan rata-rata industri, serta P/E yang atraktif sebesar 16,26x.
Â
3.PT AKR Corporindo Tbk (AKRA)
Buy : 1.400
TPÂ : 1.440
Stop loss: <1.370
AKRA berpotensi reversal dari bearish jangka pendek. Membentuk pola hammer di tengah tekanan jual yang mereda. Stochastic oscillator di level oversold menunjukkan potensi rebound.
Harga minyak mentah WTI kembali ke level US$71 per barel atau naik 1,76% pada penutupan 4/7/2023. Katalis lainya, AKRA memiliki bisnis penyewaan lahan pada kawasan Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik Jawa Timur, di mana akan menambah recurring income AKRA ke depan.
Â
Â
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement