Sukses

Sinarmas MSIG Life Tebar Dividen Rp 177 per Saham

PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk (LIFE) atau Sinarmas MSIG Life akan membagikan dividen Rp 371,7 miliar. Dividen itu berasal dari laba bersih 2022 dan sisa laba sebelumnya.

Liputan6.com, Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk (LIFE) atau Sinarmas MSIG Life menyetujui untuk membagikan dividen tunai senilai Rp 371,7 miliar. Dividen tersebut setara dengan Rp 177 per lembar saham yang berasal dari laba bersih 2022 dan akumulasi sisa laba tahun sebelumnya. 

Presiden Direktur Sinarmas MSIG Life, Wianto Chen mengatakan, jumlah dividen tunai tersebut setara dengan lima kali lipat dari besaran dividen tunai yang dibagikan tahun sebelumnya sebesar Rp71,4 miliar.

Selain itu, dalam rangka mengukuhkan ketangguhan perusahaan dalam menghadapi tekanan ketidakpastian ekonomi global dan nasional, Sinarmas MSIG Life terus konsisten menunjukkan kinerja keuangan yang kuat dan stabil, bahkan dari sisi rasio tingkat kesehatan finansial, pencapaian RBC konvensional perusahaan mencapai 2.527 persen untuk 2022.

"Dengan terus menjaga komitmen pelayanan dan perlindungan nasabah, PT Asuransi Jiwa Sinarmas Tbk akan bertransformasi menjadi PT MSIG Life Indonesia (MSIG Life) termasuk penyesuaian logo dan alamat perusahaan," kata dia dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (5/7/2023).

Hal ini merupakan rencana jangka menengah Perusahaan seiring dengan mayoritas kepemilikan saham Perusahaan oleh Mitsui Sumitomo Insurance Co., Ltd. (MSI) sejak 2019. Penyesuaian telah disetujui oleh para pemegang saham dalam RUPS yang dilaksanakan dan akan diresmikan setelah mendapat persetujuan dari regulator.

Sebagai upaya untuk terus memahami kebutuhan perlindungan yang lebih personal sesuai keunikan setiap nasabah, perusahaan terus menerus mengikuti permintaan pasar dan menyesuaikan bisnisnya melalui optimalisasi ragam produk dan teknologi inovatif.

 

 

2 dari 4 halaman

Ekspansi Bisnis

Perusahaan pun telah melakukan ekspansi bisnis pada kanal distribusi yang dimiliki serta mengembangkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang beragam dan sesuai dengan regulasi PAYDI yang baru. 

Tidak hanya itu, perseroan juga menguatkan ekosistem tata kelola yang baik dan berkelanjutan serta meningkatkan kualitas layanan nasabah dan customer experience.

Sepanjang 2022, Sinarmas MSIG Life melakukan percepatan dalam hal pengembangan sumber daya manusia, transformasi digital, dan data analisis. Perusahaan secara berkelanjutan mengembangkan aplikasi digital yang baik bagi karyawan, tenaga pemasar, dan nasabah, serta meningkatkan profitabilitas keuangan Perusahaan dengan data analisis yang tepat.

"Sinarmas MSIG Life selalu berupaya meraih standar yang lebih tinggi, menangkap peluang pasar, serta menghadapi tantangan eksternal dengan akselerasi dan optimalisasi seluruh lini usaha. Hal ini dalam mencapai tujuan menjadi bisnis yang tumbuh secara berkelanjutan dengan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Indonesia sebagai perusahaan terpercaya," tutup dia.

 

 

3 dari 4 halaman

Sinarmas MSIG Life Kantongi Laba Rp 67,68 Miliar, Yakin Kinerja Bisnis 2023 Kinclong

Sebelumnya, PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk (Sinarmas MSIG Life) optimistis kinerja bisnis pada tahun 2023 terus membaik. Emiten dengan kode saham LIFE ini membukukan total pendapatan sebesar Rp 705,88 miliar, ada kuartal I 2023.  Sinarmas MSIG Life pun mengantongi laba periode berjalan sebesar Rp 67,68 miliar.

Dengan berbagai catatan positif tersebut, President Director Sinarmas MSIG Life, Wianto Chen, mengatakan kinerja keuangan Sinarmas MSIG Life sangat sehat dan kuat. 

Dia menyebutkan dari segi New Business Value (NBV) Sinarmas MSIG Life mencatatkan pertumbuhan 85% sebesar Rp 102 miliar dengan nilai aset sebesar Rp 15,4 triliun. "New bisnis kita naik 85 persen, ini adalah profit jangka panjang," jelas dia kepada media, pada Senin (22/5/2023).

Sedangkan posisi Risk Based Capital (RBC) atau kemampuan membayar kewajiban jangka panjang mencapai 2.301%, jauh di atas ketetapan minimum yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 120%. Sementara klaim dan benefit perusahaan mengalami penurunan menjadi Rp 859 miliar. 

Dia meyakini ke depan bisnis perusahaan akan membaik secara keuntungan. Seiring langkah perusahaan melakukan langkah perubahan dengan melakukan shifting produk.

"Kita menurunkan premi yang single, premi yang saving, kita menaikkan premi jangka panjang yang betul-betul orang memang membeli premi jangka panjang bukan yang nabung-nabung, cari murah besok mau untung," jelas dia. 

Meski diakui untuk shifting produk ini sejatinya perusahaan harus mengeluarkan banyak. Mulai dari biaya marketing atau agen dan lainnya. "Secara jangka panjang ini lebih sehat," jelas dia.

Itu sebabnya dia optimistis kinerja Sinarmas MSIG Life ke depan akan terus sehat dan bertumbuh. Ditambah dengan berbagai hal dilakukan perusahaan seperti shUntuk itu, perusahaan tetap berkomitmen untuk menjalankan praktek good corporate governance dan transparan dalam menjalankan bisnis perusahaan. 

 

4 dari 4 halaman

Kinerja Sebelumnya

PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk (Sinarmas MSIG Life) selama Januari hingga Maret 2023 telah mencairkan klaim total senilai Rp 132,4 miliar.

Klaim ini terdiri dari meninggal dunia untuk asuransi jiwa individu sebanyak 83 kasus sejumlah total Rp 46 miliar. Serta klaim kesehatan asuransi individu telah diberikan kepada 894 kasus dengan jumlah total Rp 17,5 miliar.

Kemudian adapula klaim kesehatan kumpulan senilai Rp 68,9 miliar. Ini diungkapkan Head of Customer & Marketing Sinarmas MSIG Life, Lukman Auliadi, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (16/5/2023).

Dia menjelaskan nilai polis yang dibayarkan itu terdiri dari sejumlah klaim. Pada klaim asuransi jiwa individu,10 pembayaran manfaat terbesar diberikan kepada nasabah yang meninggal akibat penyakit jantung, cedera, penyakit tulang dan persendian, diare atau penyakit lambung, stroke, kanker, penyakit pencernaan, penyakit hati, aneka penyakit lain, dan penyakit ginjal.

Klaim kesehatan kumpulan Sinarmas MSIG Life untuk 50.916 kasus berjumlah total Rp 68,9 miliar dengan jumlah diagnosis terbanyak jatuh pada infeksi pernafasan, usus buntu, asam lambung, tifus, demam, gigi berlubang, dan radang tenggorokan.

Â