Sukses

Menelisik Pemilik Hotel Mandarin yang Dibeli Anak Usaha Astra

PT Astra International Tbk (ASII) mengumumkan transaksi afiliasi senilai USD 85 juta atau sekitar Rp 1,28 triliun

Liputan6.com, Jakarta PT Astra International Tbk (ASII) mengumumkan transaksi afiliasi senilai USD 85 juta atau sekitar Rp 1,28 triliun (kurs Rp 15.057,70 per USD). Nilai tersebut untuk membeli hotel Mandarin.

Transaksi dimaksud berupa jual beli atas 96,92 persen saham PT Jaya Mandarin Agung (JMA). Pada transaksi ini, bertindak sebagai penjual yakni Mandarin Oriental Holding B.V. (MOH).

Sementara bertindak sebagai pembeli yakni PT Astra Land Indonesia (ALI). Jual beli saham ini bernilai USD 49,77 juta.

Selain jual beli saham, terdapat piutang sehubungan dengan pinjaman yang diberikan anak usaha MOH, yakni Mandarin Oriental Hotel Group Limited (MOHGL) kepada JMA sebesar USD 35,23 juta. Sehingga total transaksi mencapai USD 85 juta.

Transaksi merupakan transaksi afiliasi karena terdapat hubungan afiliasi antara ALI, yang merupakan perusahaan terkendali Perseroan, dengan masing-masing MOH dan MOHGL, yang merupakan afiliasi dari pemegang saham utama Perseroan.

ALI terafiliasi dengan perseroan karena merupakan perusahaan terkendali perseroan dengan porsi kepemilikan tidak langsung sebesar 50 persen.

Sementara MOH dan MOGHL masing-masing terafiliasi dengan perseroan karena merupakan afiliasi dari pemegang saham utama perseroan, yakni Jardine Cycle & Carriage Limited.

Sebagai gambaran, Jardine Cycle & Carriage Limited saat ini tercatat mengempit 50,11 persen saham perseroan. Jardine Cycle & Carriage (JC&C) adalah perusahaan induk investasi Grup Jardine Matheson di kawasan Asia Tenggara.

Melansir laman Jardine Matheson, group ini memiliki beberapa lini bisnis, seperti properti, motor, retail dan restoran. Kemudian Engineering, alat berat, pertambangan dan konstruksi, hotel, dan lainnya.

Adapun Mandarin Oriental Hotel Group tercatat masuk pada lini bisnis hotel Grup Jardine Matheson. Sementara Astra masuk pada lini bisnis motor atau otomotif melalui JC&C. Kesamaan pemilik akhir, yakni Grup Jardine Matheson inilah yang menjadi transaksi pembelian saham JMA oleh ALI.

2 dari 3 halaman

Astra International Serap Belanja Modal Rp 6,7 Triliun pada Kuartal I 2023

PT Astra International Tbk (ASII) telah menyerap belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp 6,7 triliun hingga kuartal I 2023. 

Head of Investor Relation Astra International Tira Ardianti menuturkan, realisasi belanja modal tersebut meningkat dari kuartal I 2022, yakni sebesar Rp 4 triliun.

"Realisasi capex kuartal I 2023 sekitar Rp 6,7 triliun, meningkat dari periode yang sama tahun lalu Rp 4 triliun," kata Tira Ardianti dalam Workshop Wartawan Pasar Modal 2023, Rabu (5/7/2023).

Dia bilang, sepanjang tahun ini Astra menyiapkan belanja modal maupun investasi sebesar Rp 40 triliun. Untuk belanja modal sebanyak Rp 24 triliun sampai dengan Rp 25 triliun. Sedangkan untuk investasi sekitar Rp 15 triliun sampai dengan Rp 16 triliun

Di samping itu, Astra bakal fokus melakukan investasi yang berpotensi memperkuat bisnis inti di sektor otomotif. Misalnya, sektor mobilitas dan elektrifikasi. 

Selain itu, Astra juga tidak menutup kemungkinan untuk melakukan investasi di sektor kesehatan. Sebab, sektor tersebut dinilai prospektif ke depannya. 

"Kami melihat perawatan kesehatan merupakan sektor yang menarik dan memiliki potensi yang besar," ujar dia.

 Sebagai contohnya, Astra pun telah melakukan investasi di Rumah Sakit Hermina dan juga Halodoc.

 

3 dari 3 halaman

Belanja Modal 2023

Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebanyak Rp 24 triliun pada 2023.

Presiden Direktur Astra Djony Bunarto Tjondro menuturkan, belanja modal tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan sebelum pandemi Covid-19 pada 2019.

"Kalau bicara capex tahun ini Rp 24 triliun dan kalau kita lihat angka di 2019 di mana saat itu sebelum pandemi capex 2019 Rp 14,3 triliun," kata Djony dalam paparan publik, Rabu, 19 April 2023.

Dengan demikian, Djony menilai peningkatan belanja modal tersebut merefleksikan bagaimana Grup Astra di tengah situasi pandemi menuju endemi.

 

Â