Sukses

Pefindo Kantongi Mandat Surat Utang Rp 61,3 Triliun hingga Semester I 2023

PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo mengantongi mandat penerbitan surat utang atau obligasi Rp 61,3 triliun hingga semester I 2023. Dari 41 perusahaan, 18 merupakan BUMN yang akan terbitkan obligasi.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo mencatat nilai mandat penerbitan surat utang hingga semester I 2023 sebesar Rp 61,3 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari 41 perusahaan.

Rinciannya, 18 perusahaan merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan anak perusahaan dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Sisanya 23 perusahaan non-BUMN.

"Jadi kalau kita lihat dari rencana emiten untuk menerbitkan surat utang cukup besar. DI semester I 2023, total yang sudah kita rating itu sebesar RP 61,3 triliun," kata Direktur Utama Pefindo, Irmawati Amran dalam Media Forum, Jumat (7/7/2023).

Lebih rinci, Irmawati memaparkan berdasarkan jenis surat utang, PUB Obligasi paling banyak senilai Rp 25,7 triliun. DIsusul obligasi Rp 14 triliun, sukuk Rp 10,49 triliun, PUB sukuk Rp 5,89 triliun, MTN Rp 4,57 triliun, dan sekuritisasi Rp 600 miliar. Sementara berdasarkan sektor industrinya adalah sebagai berikut:

  • Sektor Industri Bubur Kertas dan Tissue, 3 perusahaan senilai Rp 16,63 triliun
  • Sektor Perbankan, 4 perusahaan senilai Rp 7,6 triliun
  • Sektor Pertambangan, 3 perusahaan senilai Rp 7 triliun
  • Sektor Multifinance, 7 perusahaan senilai Rp 5,6 triliun
  • Sektor Perusahaan Induk, 3 perusahaan senilai Rp 3,9 triliun
  • Sektor Bandara, 1 perusahaan senilai Rp 3,72 triliun
  • Sektor Jalan Tol, 1 perusahaan senilai Rp 3,62 triliun
  • Sektor Perdagangan & Distribusi, 2 perusahaan senilai Rp 3,23 triliun
  • Sektor Konstruksi, 2 perusahaan senilai Rp 2 triliun
  • Sektor Lembaga Keuangan Khusus, 1 perusahaan senilai Rp 2 triliun
  • Sektor Telekomunikasi, 2 perusahaan senilai Rp 1,3 triliun
  • Sektor Properti, 3 perusahaan senilai Rp 1,3 triliun
  • Sektor Minyak dan Gas, 1 perusahaan senilai Rp 1 triliun
  • Sektor Manufacturing, 2 perusahaan senilai Rp 700 miliar
  • Sektor Pelayaran, 1 perusahaan senilai Rp 550 miliar Sektor Sekuritas, 1 perusahaan senilai Rp 408 miliar
  • Sektor Listrik & Energi, 1 perusahaan senilai Rp 400 miliar
  • Sektor Industri Jasa Pengamanan, 1 perusahaan senilai Rp 150 miliar
  • Sektor Industri Pembiayaan, 1 perusahaan senilai Rp 100 miliar
  • Sektor Modal Ventura, 1 perusahaan senilai Rp 100 miliar
  •  
2 dari 3 halaman

Pefindo Angkat Irmawati Jadi Direktur Utama

Sebelumnya, PT Pemeringkat Efek Indonesia atau PEFINDO mengumumkan pengangkatan Direktur Utama baru, Irmawati menggantikan Atep Salyadi Dariah Saputra atau Salyadi Saputra. Hal itu telah disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PEFINDO yang digelar Kamis, 17 November 2022.

"Irma menggantikan Salyadi Saputra yang telah mengundurkan diri pada  September 2022 karena diangkat sebagai Direktur di PT Pertamina (Persero)," ungkap manajemen PEFINDO dalam keterangan resmi, Jumat (18/11/2022) Salyadi Saputra didapuk menjadi Direksi Pertamina melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perusahaan pada September lalu.

Adapun Irmawati sebelumnya menjabat sebagai Komisaris Utama PT Indonesian Capital Market Electronic Library (TICMI). Dia juga tercatat sebagai Kepala Divisi Inkubasi Bisnis PT Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pencalonan Irmawati sebagai direktur utama PEFINDO sebelumnya telah disetujui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Surat OJK No. S-165/PM.22/2022 tanggal 15 November 2022 perihal Keputusan atas Pencalonan Direktur Utama Perusahaan Pemeringkat Efek Atas Nama PT Pemeringkat Efek Indonesia, setelah menjalani penilaian kemampuan dan kepatutan oleh OJK.

Dengan pengangkatan direktur utama baru tersebut maka susunan Direksi PEFINDO menjadi sebagai berikut:

Direktur Utama: Irmawati

Direktur: Hendro Utomo

Direktur: Ignatius Girendroheru.

 

3 dari 3 halaman

Pefindo Dapat Mandat Obligasi Rp 39,32 Triliun

Sebelumnya, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mendapatkan mandat untuk memproses penerbitan surat utang Rp 39,32 triliun hingga kuartal III 2022. 

Mengutip data Pefindo, Selasa (25/10/2022), terkait mandat obligasi korporasi tersebut berasal dari 29 perusahaan dengan berbagai sektor.

Kemudian, untuk industri bubur kertas dan tissue mempunyai rencana emisi paling besar, yaitu Rp8,42 triliun yang terdiri dari 2 perusahaan. Lalu, industri konstruksi yang memiliki rencana emisi Rp6,40 triliun dari 2 perusahaan juga.

Selain itu, ada juga sektor lembaga keuangan khusus memiliki rencana emisi Rp 4,5 triliun dari 2 perusahaan, sektor perusahaan induk dengan rencana emisi Rp3,56 triliun berasal dari 3 perusahaan.

Adapun, sektor pertambangan dengan rencana emisi Rp3,12 triliun dari 3 perusahaan, Lalu, terdapat sektor telekomunikasi yang memiliki rencana emisi Rp 3 triliun dari 2 perusahaan.

Kepala Divisi Pemeringkatan Nonjasa Keuangan I Pefindo Niken Indriarsih menuturkan,sampai akhir kuartal III 2022 jumlah penerbitan surat utang korporasi nasional senilai Rp 131,94 triliun. 

"Kalau penerbitan surat utang sampai kuartal III sudah melampaui penerbitan surat utang 2021. Kalau untuk penerbitan sampai 30 September, Rp 131,94 triliun lebih besar dari tahun lalu,” kata Niken dalam  konferensi pers secara virtual, Selasa (25/10/2022).

Sementara itu, jumlah emisi obligasi korporasi per September 2022 dengan rating Pefindo senilai Rp 104,06 triliun. Sedangkan, untuk lembaga pemeringkat lainnya sebanyak Rp 27,88 triliun.

Sektor multifinance memiliki total emisi terbesar dalam penerbitan obligasi korporasi sepanjang 2022, yakni sebesar Rp22,75 triliun. 

Selanjutnya, ada sektor pulp & paper dengan jumlah total emisi Rp17,99 triliun dan sektor perbankan senilai Rp13,6 triliun.  Tak hanya itu, untuk sektor pertambangan jumlah total emisi sebesar Rp12,2 triliun serta sektor konstruksi dengan total emisi Rp11,95 triliun. Lalu, untuk sektor pendanaan mencapai Rp 11,51 triliun.