Sukses

4 Saham Pendatang Baru Tercatat di BEI Hari Ini 10 Juli 2023, Ada Distributor Coca Cola hingga Pemilik Minuman Teguk

Berikut ulasan singkat terkait empat emiten baru yang catatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 10 Juli 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah perusahaan akan segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 10 Juli 2023.

Adapun 4 emiten yang dimaksud adalah PT Carsurin Tbk (CRSN), distributor Coca Cola PT Graha Prima Mentari Tbk (GRPM), pengelola kedai minuman Teguk PT Platinum Wahab Nusantara Tbk (TGUK), PT Widiant Jaya Krenindo Tbk (WIDI).

Berikut ini Liputan6.com ulas 4 calon emiten yang akan menjadi penghuni baru BEI, Senin, (10/7/2023): 

1 PT Carsurin Tbk (CRSN)

PT Carsurin Tbk (CRSN) bakal melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 10 Juli 2023. Perusahaan tersebut mencatatkan saham perdana sebagai perusahaan tercatat ke-46 di BEI pada 2023.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Carsurin mencatatkan saham perdana dengan kode saham CRSN. Carsurin mencatatkan saham di papan pengembanga dengan jumlah saham yang ditawarkan ke publik 600 juta saham. Lalu, emiten dengan kode saham CRSN akan mencatatkan saham sejumlah 2,89 miliar saham.

Adapun, harga penawaran saham senilai 125 per saham. Dengan demikian, perseroan berhasil meraup dana sebanyak Rp 75 miliar.

Perseroan menunjuk PT NH Korindo Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek. Sementara itu, perseroan akan memakai dana hasil IPO sekitar 97,92 persen untuk belanja barang modal (capital expenditure) dan sekitar 2,08 persen untuk modal kerja (working capital) antara lain tetapi tidak terbatas untuk pembelian bahan habis dipakai (consumable) dalam kegiatan operasional, sewa kendaraan.

2 dari 4 halaman

2 PT Graha Prima Mentari Tbk (GRPM)

PT Graha Prima Mentari Tbk bakal melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 10 Juli 2023. Perusahaan tersebut mencatatkan saham perdana sebagai perusahaan tercatat ke-47 di BEI pada 2023.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Graha Prima Mentari mencatatkan saham perdana dengan kode saham GRPM. Graha Mitra Asia mencatatkan saham di papan akselerasi dengan jumlah saham yang ditawarkan ke publik 309 juta saham. Lalu, emiten dengan kode saham GRPM akan mencatatkan saham sejumlah 1,54 miliar saham.

Adapun, harga penawaran saham senilai Rp 120 per saham. Dengan demikian, perseroan berhasil meraup dana sebanyak 37,08 miliar.

Sebagai pemanis, GRPM juga secara bersamaan akan menerbitkan 154,5 juta Waran Seri I yang menyertai saham baru perseroan dengan perbandingan 2:1. Artinya, tiap pemegang dua saham baru akan mendapatkan satu waran.

Kemudian, harga pelaksanaan waran seri I senilai Rp 250 dan bakal meraup dana sebanyak Rp 38,62 miliar. Perseroan menunjuk PT NH Korindo Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek.

Seluruh dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum perdana saham ini setelah dikurangi biaya-biaya emisi efek, seluruhnya akan digunakan oleh perseroan sebagai modal kerja yaitu untuk penambahan persediaan di 8 area distribusi baru yaitu di Sumatera dan Jawa dan penambahan persediaan di 7 area distribusi yang sudah ada yaitu Cirebon, Indramayu, Tasikmalaya, Rembang, Pekanbaru, Medan Sunggal, dan Medan Deli.

Sedangkan dana yang diperoleh perseroan dari pelaksanaan Waran Seri I, seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja perseroan seperti pembelian persedian dan biaya operasional.

 

3 dari 4 halaman

3 PT Platinum Wahab Nusantara Tbk (TGUK)

PT Platinum Wahab Nusantara Tbk bakal melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 10 Juli 2023. Perusahaan tersebut mencatatkan saham perdana sebagai perusahaan tercatat ke-48 di BEI pada 2023.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Platinum Wahab Nusantara mencatatkan saham perdana dengan kode saham TGUK.

Platinum Wahab Nusantara mencatatkan saham di papan pengembangan dengan jumlah saham yang ditawarkan ke publik 1,07 miliar saham. Lalu, emiten dengan kode saham TGUK akan mencatatkan saham sejumlah 3,57 miliar saham.

Adapun, harga penawaran saham senilai Rp 110 per saham. Dengan demikian, perseroan berhasil meraup dana sebanyak Rp 117,85 miliar. Sebagai pemanis, TGUK juga secara bersamaan akan menerbitkan 428,57 juta Waran Seri I yang menyertai saham baru perseroan dengan perbandingan 5:2. Artinya, tiap pemegang lima saham baru akan mendapatkan dua waran.

Kemudian, harga pelaksanaan Waran Seri I senilai Rp 152 dan bakal meraup dana sebanyak Rp 65,14 miliar. Perseroan menunjuk PT Semesta Indovest Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek.

Platinum Wahab Nusantara berencana mengalokasikan 60 persen dana IPO untuk belanja modal (capital expenditure/capex) untuk pengembangan dan penambahan gerai. Sisanya sekitar 40 persen akan digunakan untuk modal kerja (working capital) perseroan.

 

4 dari 4 halaman

4 PT Widiant Jaya Krenindo Tbk (WIDI)

PT Widiant Jaya Krenindo Tbk bakal melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 10 Juli 2023. Perusahaan tersebut mencatatkan saham perdana sebagai perusahaan tercatat ke-49 di BEI pada 2023.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Widiant Jaya Krenindo mencatatkan saham perdana dengan kode saham WIDI.

Widiant Jaya Krenindo mencatatkan saham di papan pengembangan dengan jumlah saham yang ditawarkan ke publik 400 juta saham. Lalu, emiten dengan kode saham WIDI akan mencatatkan saham sejumlah 1,6 miliar saham.

Adapun, harga penawaran saham senilai Rp 100 per saham. Dengan demikian, perseroan berhasil meraup dana sebanyak Rp 40 miliar.

Sebagai pemanis, WIDI juga secara bersamaan akan menerbitkan 420 juta Waran Seri I yang menyertai saham baru perseroan dengan perbandingan 20:21 Artinya, tiap pemegang 20 baru akan mendapatkan 21 waran.

Kemudian, harga pelaksanaan waran seri I senilai 120 dan bakal meraup dana sebanyak Rp 50,40 miliar. Perseroan menunjuk PT Artha Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek.

Perseroan mengalokasikan dana IPO ekitar 58,36 persen atau sekitar Rp 22,2 miliar akan digunakan untuk pembelian alat berat dari pihak ketiga dalam rangka menambah kapasitas dan diversifikasi bisnis  penyewaan alat berat perseroan. 

Video Terkini