Sukses

Investor Asing Beli Saham Rp 168 Miliar, IHSG Bertahan di Zona Hijau

Mayoritas sektor saham menghijau dan investor asing membeli saham sehingga angkat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin, 10 Juli 2023. Namun, transaksi harian di bawah Rp 10 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada perdagangan saham Senin, 10 Juli 2023. IHSG menghijau di tengah aksi beli saham oleh investor asing.

Dikutip dari data RTI, IHSG menguat 0,22 persen ke posisi 6.731,03. Indeks LQ45 bertambah 0,15 persen ke posisi 949,16. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau. Pada awal pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.763,54 dan terendah 6.725,63.

Sebanyak 290 saham menghijau sehingga angkat IHSG. 221 saham melemah dan 223 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.308.168 kali dengan volume perdagangan 23,8 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 7,5 triliun.

Investor asing melakukan aksi beli saham Rp 168,36 miliar pada Senin, 10 Juli 2023. Sepanjang 2023, tercatat investor asing beli saham Rp 17 triliun, demikian mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sebagian besar sektor saham menghijau dan melemah. Sektor saham property catat kenaikan terbesar yang mencapai 1,92 persen. Diikuti sektor saham energi mendaki 1,1 persen, sektor saham industri menguat 0,47 persen, sektor saham nonsiklikal mendaki 0,40 persen, sektor saham kesehatan menanjak 0,14 persen dan sektor saham keuangan naik 0,09 persen.

Sementara itu, sektor saham teknologi melemah 0,76 persen, sektor saham infrastruktur dan siklikal susut 0,52 persen, sektor saham transportasi tergelincir 0,12 persen dan sektor saham basic melemah 0,11 persen.

2 dari 3 halaman

Top Gainers-Losers pada 10 Juli 2023

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

  • Saham TGUK melambung 34,55 persen
  • Saham MPRO melambung 20 persen
  • Saham APLI melambung 19,21 persen
  • Saham FMII melambung 17,99 persen
  • Saham AIMS melambung 16 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

  • Saham MREI melemah 14,86 persen
  • Saham SKRN melemah 14,57 persen
  • Saham GRPM melemah 10 persen
  • Saham INPS melemah 9,33 persen
  • Saham IBFN melemah 8,82 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

  • Saham BBRI senilai Rp 429,5 miliar
  • Saham BMRI senilai Rp 428,4 miliar
  • Saham BBCA senilai Rp 263 miliar
  • Saham TLKM senilai Rp 259,4 miliar
  • Saham BOGA senilai Rp 199 miliar

 

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

  • Saham CRSN tercatat 55.452 kali
  • Saham IPTV tercatat 38.682 kali
  • Saham LAJU tercatat 33.026 kali
  • Saham GTRA tercatat 26.971 kali
  • Saham DOOH tercatat 24.546 kali
3 dari 3 halaman

Bursa Saham Asia Pasifik pada 10 Juli 2023

Bursa saham Asia Pasifik bervariasi jelang rilis data inflasi pekan ini termasuk indeks harga konsumen Amerika Serikat (AS)  dan indeks harga produsen AS pada Senin, (10/7/2023).

Dikutip dari CNBC, indeks harga konsumen China mendatar, dan sentuh level terendah sejak Februari 2021. Sementara itu, harga produsen melemah 5,4 persen year on year (YoY).

Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen menuturkan, kunjungan ke Beijing, China, diskusi secara langsung dan produktif.

Di Jepang, indeks Nikkei 255 merosot 0,61 persen ke posisi 32.189,73. Indeks Topix tergelincir 0,61 persen ke posisi 2.243,33.

Indeks Kospi Korea Selatan merosot 0,24 persen dan indeks Kosdaq terpangkas 0,8 persen ke posisi 860,25. Indeks ASX 200 turun 0,54 persen ke posisi 7.004, level terendah sejak 27 Maret.

Di Hong Kong, indeks Hang Seng menguat 0,58 persen. Bursa saham China juga melambung. Indeks Shanghai naik 0,22 persen ke posisi 3.203,7. Indeks Shenzhen bertambah 0,5 persen ke posisi 10.942,83.

Di Amerika Serikat (AS), wall street merosot karena kekhawatiran bank sentral AS menaikkan suku bunga acuan.  Indeks Dow Jones melemah 0,55 persen, indeks S&P 500 tergelincir 0,29 persen dan indeks Nasdaq terpangkas 0,13 persen.

Sementara itu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan gaji meningkat. Nonfarm Payrolls naik 209 ribu, dan tingkat pengangguran 3,6 persen.

Â