Sukses

Bakal Jadi Emiten, Royaltama Mulia Kontraktorindo Incar Pasar Batu Bara di Sumatra

Manajemen Royaltama Mulia Kontraktorindo menyatakan, penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) dapat mendukung perseroan untuk meningkatkan layanan jasa penunjang pertambangan dan logistik.

Liputan6.com, Jakarta - PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk (RMKO) akan segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana (initial public offering/IPO).

Perusahaan dengan spesialisasi bisnis jasa batu bara terintegrasi ini menyediakan jasa penunjang pertambangan dan jasa penyewaan alat-alat berat. Jasa yang ditawarkan oleh Royaltama Mulia Kontraktorindo di antaranya persiapan infrastruktur pertambangan, penambangan batubara, persiapan dan pembangunan jalan pengangkutan, jasa pengangkutan batubara, persiapan infrastruktur emplasemen sampai pemuatan batubara, serta penyewaan alat-alat berat.  

Pada 2022, Perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 184,87 miliar meningkat sebesar 6,5 kali lipat semenjak beroperasi tambang in-house RMKE, PT Truba Bara Banyu Enim (TBBE) pada 2021.

Pendapatan Perseroan telah meningkat secara signifikan sejak 2021 dengan CAGR 2020-2022 sebesar 7,9 kali. Jasa pertambangan dan jasa sewa alat berat masing-masing berkontribusi sebesar 55,6 persen dan 44,4 persen terhadap total pendapatan Perseroan.

Seiring dengan peningkatan pendapatan usaha, Perseroan juga berhasil meningkatkan laba bersih usaha sebesar 7,4 kali lipat menjadi Rp19,08 miliar.

Direktur Utama PT Royaltama Mulia Kontraktorindo, Vincent Saputra mengatakan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) dapat mendukung RMKO untuk meningkatkan layanan jasa penunjang pertambangan dan logistik yang terintegrasi di Sumatera Selatan.

Royaltama Mulia Kontraktorindo menjadi pelengkap jasa logistik pada proses hulu yang juga akan menunjang kegiatan usaha hilir RMKE yang fokus pada jasa logistik batu bara. Dengan terintegrasinya jasa logistik hulu ke hilir ini, kinerja grup dapat meningkat secara berkelanjutan.

"Potensi batu bara di Sumatera Selatan masih sangat besar, apabila infrastruktur di hulu dan hilir sudah terkoneksi dengan baik, serta tersedianya jasa penunjang pertambangan yang profesional, kami optimis dapat meningkatkan kapasitas produksi di Sumatera Selatan. Manajemen juga menargetkan RMKO dapat menggarap proyek-proyek nongrup yang tidak terbatas di Sumatera Selatan dan terbuka dengan peluang logistik komoditas lain kedepannya”, kata Vincent Saputra dalam keterangan resmi, Selasa (11/7/2023).  

2 dari 4 halaman

Dukung Kinerja Grup

Direktur Keuangan PT Royaltama Mulia Kontraktorindo, Nathania Pricilla Saputra menambahkan, saat ini Perseroan masih fokus mendukung kinerja grup dengan menggarap tambang in-house RMKE.

Namun, dengan dibukanya akses hauling road ke Muara Enim, yang ditargetkan selesai pada 2023, RMKO dapat meningkatkan pendapatan tidak berelasi dengan menggarap tambang-tambang potensial di Sumatera Selatan. Dengan demikian, RMKE dan RMKO dapat menjadi one-stop solution yang memberikan jasa logistik batubara dari proses hulu ke hilir.  

"Melalui MoU afiliasi RMKE bersama PTBA, RMKO juga dapat berkontribusi pada proses hulu dengan mengangkut batu bara milik PTBA melalui hauling road hingga pemuatan batubara pada stasiun muat Gunung Megang dengan menggunakan Train Loading System (TLS) dan RMKE melanjutkan proses hilir dengan melakukan bongkaran dan muat tongkang batubara di Stasiun Simpang dan Pelabuhan Keramasan," ujar Nathania.   

Perseroan tengah melaksanakan penawaran awal atau bookbuilding sebagai calon emiten di Bursa Efek Indonesia pada periode 10-13 Juli 2023 dengan rentang harga Rp 350 sampai dengan Rp 450 per saham. Di mana pemesanan dapat dilakukan dalam website www.e-ipo.co.id.

Dalam rangka IPO, RMKO menawarkan sebanyak-banyaknya 250 juta lembar saham, atau maksimal sebesar 20 persen dari total jumlah saham yang dicatatkan, atau maksimal sebesar Rp 112,5 miliar. Penggunaan dana dari hasil penawaran umum seluruhnya akan dipergunakan untuk modal kerja dalam mendukung kegiatan usaha Perseroan.

 

 

3 dari 4 halaman

46 Perusahaan Antre di Pipeline IPO BEI Memasuki Semester II 2023

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan antre di pipeline pencatatan perdana saham (initial public offering/IPO) hingga memasuki semester II 2023.

Adapun hingga 7 Juli 2023, terdapat 45 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa. Dana yang berhasil dihimpun dari IPO 45 emiten itu mencapai Rp 44,6 triliun.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, saat ini ada 46 perusahaan yang siap debut di Bursa. Dari sisi asetnya, perusahaan dengan skala menengah masih mendominasi. Sedangkan dari sisi sektornya, paling banyak berasal dari sektor consumer cyclicals.

"Hingga saat ini, terdapat 46 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Nyoman kepada wartawan, dikutip Sabtu (8/7/2023).

Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 13 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 26 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, sisanya 6 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar. Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:

• 4 Perusahaan dari sektor basic materials

• 10 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals

• 8 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals

• 5 Perusahaan dari sektor energy

• 1 Perusahaan dari sektor financials

• 2 Perusahaan dari sektor healthcare

• 4 Perusahaan dari sektor industrials

• 2 Perusahaan dari sektor infrastructures

• 4 Perusahaan dari sektor properties & real estate

• 3 Perusahaan dari sektor teknologi

• 3 Perusahaan dari sektor transportation & logistic

 

4 dari 4 halaman

OJK Sebut 65 Perusahaan Antre IPO di Pasar Modal

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan menyebut di pipeline, masih terdapat 90 rencana penawaran umum dengan nilai sebesar Rp 69,91 triliun dengan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 65 perusahaan.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi mengatakan, penghimpunan dana di pasar modal pada Juni masih terjaga tinggi, yaitu sebesar Rp154,13 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 43 emiten. 

"Penghimpunan dana di pasar modal di Juni masih terjaga tinggi, yaitu sebesar Rp154,13 triliun," kata Inarno dalam RDKB OJK, Selasa (4/7/2023).

Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UMKM, hingga 27 Juni 2023 telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan 419 Penerbit, 156.155 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp 896,80 miliar. 

Selain itu, ia menyebut, di tengah pasar keuangan global yang bergerak bervariasi, pasar saham pada Juni 2023 menguat sebesar 0,43 persen mtd ke level 6.661,88 (Mei 2023 melemah 4,08 persen mtd ke level 6.633,26), meski non-resident mencatatkan outflow sebesar Rp4,38 triliun mtd (Mei 2023 inflow Rp1,67 triliun mtd). 

Penguatan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG terbesar dicatatkan oleh saham di sektor transportasi dan logistik dan keuangan. Secara ytd, IHSG tercatat melemah sebesar 2,76 persen dengan non-resident membukukan net buy atau aksi beli bersih sebesar Rp16,21 triliun (Mei 2023 net buy sebesar 20,58 triliun (ytd).

 

Video Terkini