Liputan6.com, Jakarta - PT Mutuagung Lestari Tbk, bergerak dalam bidang jasa pengujian, inspeksi dan sertifikasi bakal melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Mengutip laman e-ipo, Rabu (12/7/2023), perseroan melepas sebanyak-banyaknya sebesar 942.857.200 saham biasa atas nama. Angka itu mewakili sebesar 30 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO dengan nilai nominal Rp 25 setiap saham.
Baca Juga
Adapun harga penawaran sebesar Rp 105-Rp 110 per saham. Dengan demikian, perseroan bakal meraup dana sebesar Rp 99 miliar sampai dengan Rp 103,71 miliar.
Advertisement
Sebagai pemanis, secara bersamaan perseroan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 235.714.300 Waran Seri I. Waran Seri I yang menyertai penerbitan saham baru, mewakili sebanyak-banyaknya 10,71 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan sebelum IPO.
Waran Seri I diberikan kepada setiap pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham perseroan pada tanggal penjatahan secara cuma-cuma dengan ketentuan bahwa setiap pemegang 4 saham yang namanya tercatat dalam DPS Penjatahan akan memperoleh 1 Waran Seri I.
Harga pelaksanaan Rp 324 selama masa berlakunya pelaksanaan. Jumlah pelaksanaan Waran Seri I ini adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp 76,37 miliar.
Seluruh dana hasil IPO, setelah dikurangi biaya-biaya emisi seluruhnya akan digunakan sebesar 66 persen untuk keperluan belanja modal atau capital expenditure (capex) guna mengembangkan laboratorium Mutuagung Lestari baik yang saat ini telah dimiliki oleh perseroan maupun pengembangan laboratorium baru yang nantinya akan menjadi kantor cabang setelah mendapatkan akreditasi.
Pemakaian Dana IPO
Saat ini untuk pembukaan laboratorium Perseroan masih dalam proses survey lokasi di beberapa wilayah seperti di Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi dan ditargetkan akan mulai dilaksanakan pada 2023. Hal tersebut bertujuan agar perseroan dapat mendekatkan diri pada pelanggan di wilayah yang lebih luas, meningkatkan efisiensi operasional, dan memperluas pasar.
Selain itu, sisanya sebesar 34 persen akan dialokasikan untuk keperluan operational expenditure (opex) yang mencakup biaya pengadaan bahan baku, biaya operasional, biaya pemasaran, dan biaya umum dan administrasi. Alokasi dana tersebut guna menunjang operasional perseroan, baik di pasar yang ada saat ini maupun di pasar yang baru termasuk peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia sesuai dengan tiga fokus strategi perseroan, yaitu Green Economy, Shariah Economy dan Digital Economy.
Sedangkan dana yang diperoleh perseroan dari pelaksanaan Waran Seri I, jika dilaksanakan oleh pemegang waran, akan digunakan sepenuhnya untuk keperluan operational expenditure (opex) yang mencakup biaya pengadaan bahan baku, biaya operasional, biaya pemasaran, dan biaya umum dan administrasi.
Advertisement
Jadwal IPO
Alokasi dana tersebut guna menunjang operasional perseroan, baik di pasar yang ada saat ini maupun di pasar yang baru termasuk peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia sesuai dengan tiga fokus strategi Perseroan, yaitu Green Economy, Shariah Economy dan Digital Economy.
Perseroan menunjuk PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek ditentukan kemudian.
Indikasi Jadwal
- Masa Penawaran Awal : 12 - 24 Juli 2023
- Perkiraan Tanggal Efektif : 31 Juli 2023
- Perkiraan Masa Penawaran Umum : 2 - 7 Agustus 2023
- Perkiraan Tanggal Penjatahan : 7 Agustus 2023
- Perkiraan Tanggal Distribusi Saham dan Waran Seri I secara Elektronik : 8 Agustus 2023
- Perkiraan Tanggal Pencatatan Saham dan Waran Seri I di Bursa Efek Indonesia : 9 Agustus 2023
- Akhir Perdagangan Waran Seri
- Pasar Reguler dan Negosiasi : 5 Agustus 2025
- Pasar Tunai : 7 Agustus 2025
- Awal Pelaksanaan Waran Seri I : 9 Februari 2024
- Akhir Pelaksanaan Waran Seri I : 8 Agustus 2025
- Akhir Masa Berlaku Waran Seri I : 8 Agustus 2025
46 Perusahaan Antre di Pipeline IPO BEI Memasuki Semester II 2023
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan antre di pipeline pencatatan perdana saham (initial public offering/IPO) hingga memasuki semester II 2023.
Adapun hingga 7 Juli 2023, terdapat 45 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa. Dana yang berhasil dihimpun dari IPO 45 emiten itu mencapai Rp 44,6 triliun.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, saat ini ada 46 perusahaan yang siap debut di Bursa. Dari sisi asetnya, perusahaan dengan skala menengah masih mendominasi. Sedangkan dari sisi sektornya, paling banyak berasal dari sektor consumer cyclicals.
"Hingga saat ini, terdapat 46 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Nyoman kepada wartawan, dikutip Sabtu (8/7/2023).
Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 13 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 26 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, sisanya 6 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar. Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:
• 4 Perusahaan dari sektor basic materials
• 10 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals
• 8 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals
• 5 Perusahaan dari sektor energy
• 1 Perusahaan dari sektor financials
• 2 Perusahaan dari sektor healthcare
• 4 Perusahaan dari sektor industrials
• 2 Perusahaan dari sektor infrastructures
• 4 Perusahaan dari sektor properties & real estate
• 3 Perusahaan dari sektor teknologi
• 3 Perusahaan dari sektor transportation & logistic
Advertisement