Sukses

Deretan Tips Memilih Saham IPO untuk Investor

Berikut sejumlah tips bagi investor termasuk investor pemula untuk memilih saham initial public offering (IPO).

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal kedatangan sejumlah emiten baru. Ini mengingat, banyaknya perusahaan yang mengantre untuk melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Lantas, bagaimana tips memilih saham IPO? 

Research Analyst NH Korindo Sekuritas Indonesia Leonardo Lijuwardi mengatakan, daya tarik dari saham IPO adalah dengan adanya platform e-IPO, proses pembelian saham di pasar primer menjadi lebih mudah dan tidak serumit dahulu. 

"Beberapa tips untuk memilih saham IPO adalah yang pertama pastinya, tentukan apakah ingin melakukan spekulasi jangka pendek atau ingin dimiliki secara jangka panjang," kata Leonardo kepada Liputan6.com, Sabtu (15/7/2023).

Menurut ia, saham IPO di hari pertama biasanya mengalami volatilitas yang cukup tinggi sehingga cocok dimanfaatkan untuk trading jangka pendek. 

"Jika ingin memiliki saham IPO yang akan dihold dengan durasi atau timeframe panjang, tentunya investor harus memperhatikan serta mempelajari isi dari prospektus emiten yang akan IPO," ujar dia.

Namun, yang harus dipahami adalah model bisnis perusahaan dan terutama adalah risiko usaha dari perusahaan, seperti persaingan dan sebagainya. Hal itu biasanya akan tercantum di prospektus IPO. 

Selanjutnya adalah analisa laporan keuangan dari calon perusahaan yang akan IPO, bagaimana besaran pendapatan, apa saja beban keuangan atau COGSnya, bagaimana margin usaha dari Perusahaan, bagaimana hutang serta beban operasional perusahaan. Hal fundamental tersebut harus dipahami jika ingin memiliki dan melakukan hold terhadap saham yang akan dibeli.

Kemudian, track record perusahaan yang akan IPO juga bisa terlihat dari perusahaan yang sudah listing di BEI jika berada dalam satu grup. 

"Contohnya adalah ERAL, Sinar Eka Selaras di mana ERAL adalah subsidiary dari ERAA di mana ERAL merupakan bagian dari Erajaya Group, selain itu ada RMKO yang memiliki pengendali yang sama dengan RMKE. Hal tersebut juga bisa terlihat dari perusahaan segrup, seafiliasi yang sudah listing di bursa sebelumnya," ujar dia.

2 dari 3 halaman

Cermati Sisi Kinerja

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, untuk IPO ada baiknya investor mencermati dari sisi kinerja, yang dapat dilihat dari prospektus, bagaimana secara historikal kinerja calon emiten tersebut dan bagaimana proyeksi ke depannya.

"Kemudian dari sisi penggunaan dana IPO, apakah untuk pembayaran utang atau modal kerja," kata Herditya.

Pengamat pasar modal Desmond Wira mengatakan, investor sebaiknya harus membaca prospektus sebelum membeli saham IPO. 

"Dibaca benar-benar dengan teliti. Dipelajari benar-benar itu perusahaan apa, bergerak di bidang apa, siapa manajemennya sampai laporan keuangannya," kata Desmond.

Selain itu, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan oleh investor yang ingin membeli saham IPO untuk investasi. Misalnya, penggunaan dana IPO, kondisi laporan keuangan, prospek bisnisnya dan valuasi sahamnya. 

"Dana IPO kalau hanya untuk melunasi hutang, lewati saja. Kalau untuk ekspansi bisnis masih oke," ujar dia.

Dia mengatakan, sebaiknya investor membeli perusahaan yang mencetak laba positif, arus kas positif, rasio keuangannya bagus, misalnya profitabilitasnya, rasio utangnya dan lainnya.

Perlu dilihat bagaimana prospek bisnis ke depannya. Apakah memiliki keuntungan kompetitif atau business moat dibanding kompetitor lain.

Terakhir, harus lihat bagaimana valuasi sahamnya dibanding perusahaan sejenis. Kalau terlalu mahal sebaiknya dihindari saja.

Mengutip laman e-ipo, sejumlah perusahaan yang sedang proses IPO antara lain PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk, PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk, PT Minahasa Membangun Hebat Tbk.

Selanjutnya ada PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk, PT Mutuagung Lestari Tbk, PT Sinar Eka Selaras Tbk, dan PT Multisarana Intan Eduka Tbk.

3 dari 3 halaman

46 Perusahaan Antre di Pipeline IPO BEI Memasuki Semester II 2023

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan antre di pipeline pencatatan perdana saham (initial public offering/IPO) hingga memasuki semester II 2023.

Adapun hingga 7 Juli 2023, terdapat 45 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa. Dana yang berhasil dihimpun dari IPO 45 emiten itu mencapai Rp 44,6 triliun.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, saat ini ada 46 perusahaan yang siap debut di Bursa. Dari sisi asetnya, perusahaan dengan skala menengah masih mendominasi. Sedangkan dari sisi sektornya, paling banyak berasal dari sektor consumer cyclicals.

"Hingga saat ini, terdapat 46 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Nyoman kepada wartawan, dikutip Sabtu (8/7/2023).

Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 13 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 26 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, sisanya 6 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar. Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:

• 4 Perusahaan dari sektor basic materials

• 10 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals

• 8 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals

• 5 Perusahaan dari sektor energy

• 1 Perusahaan dari sektor financials

• 2 Perusahaan dari sektor healthcare

• 4 Perusahaan dari sektor industrials

• 2 Perusahaan dari sektor infrastructures

• 4 Perusahaan dari sektor properties & real estate

• 3 Perusahaan dari sektor teknologi

• 3 Perusahaan dari sektor transportation & logistic

 

Video Terkini