Sukses

IPO, Sinar Eka Selaras Incar Dana Maksimal Rp 425,37 Miliar

PT Sinar Eka Selaras Tbk menawarkan harga perdana Rp 370-Rp 410 per saham dalam rangka IPO.

Liputan6.com, Jakarta - PT Sinar Eka Selaras Tbk, perusahaan bergerak di aktivitas perdagangan besar komputer dan perlengkapan komputer, alat olahraga hingga peralatan telekomunikasi akan melepas saham ke public atau initial public offering (IPO).

Mengutip laman e-ipo, Sabtu (15/7/2023), PT Sinar Eka Selaras Tbk akan melepas 1.037.500.000 atau 1,03 miliar saham ke publik dengan nilai nominal Rp 100. Jumlah saham yang dilepas tersebut setara 20 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO.

Sinar Eka Selaras menawarkan harga perdana Rp 370-Rp 410 per saham. Dengan demikian, perseroan akan meraup dana maksimal Rp 425,37 miliar dari IPO.

Selain itu, perseroan juga menggelar program employee stock allocation (ESA) dengan jumlah maksimal 31,12 juta saham atau maksimal 3 persen dari saham yang ditawarkan pada saat IPO. Perseroan juga akan menawarkan 52,39 juta saham atau 1 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO untuk program opsi pembelian saham kepada manajemen dan karyawan perseroan atau management and employee stock option plan (MESOP).

Perseroan akan memakai dana IPO antara lain sekitar 37 persen untuk pemberian pinjaman kepada entitas anak, sekitar 13,75 persen untuk pemberian modal dalam bentuk penyetoran modal kepada entitas anak yakni PT Era Gaya Indonesia. Sedangkan sekitar 49,25 persen digunakan untuk kebutuhan modal kerja perseroan.

Hingga Desember 2022, perseroan mencatat penjualan Rp 3,03 triliun dari 2021 sebesar Rp 2,19 triliun.Sedangkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat Rp 184,43 miliar hingga Desember 2022 dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 181,25 miliar.

Perseroan mencatat aset sebesar Rp 1,38 triliun pada Desember 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 893,56 miliar. Total liabilitas tercatat Rp 466,71 miliar hingga Desember 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 163,13 miliar. Ekuitas perseroan tercatat Rp 915,76 miliar pada Desember 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 730,42 miliar. Perseroan kantongi kas Rp 186,71 miliar pada Desember 2022.

 

2 dari 4 halaman

Jadwal IPO

Untuk kebijakan dividen, perseroan akan membagikan dividen kepada pemegang saham maksimal 30 persen dari laba bersih tahun buku yang bersangkutan dimulai dari tahun buku 2023. Hal ini setelah melakukan pencadangan laba bersih sesuai ketentuan berlaku dan memperhatikan keputusan pemegang saham.

Untuk melaksanakan aksi korporasi ini, perseroan telah menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan PT BNI Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Sedangkan penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.

Berikut jadwal IPO:

  • Masa penawaran awal pada 14-26 Juli 2023
  • Perkiraan tanggal efektif pada 31 Juli 2023
  • Perkiraan masa penawaran awal pada 2-4 Agustus 2023
  • Perkiraan tanggal penjatahan pada 4 Agustus 2023
  • Perkiraan tanggal distribusi saham pada 7 Agustus 2023
  • Perkiraan tangga pencatatan saham pada 8 Agustus 2023
3 dari 4 halaman

46 Perusahaan Antre di Pipeline IPO BEI Memasuki Semester II 2023

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan antre di pipeline pencatatan perdana saham (initial public offering/IPO) hingga memasuki semester II 2023.

Adapun hingga 7 Juli 2023, terdapat 45 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa. Dana yang berhasil dihimpun dari IPO 45 emiten itu mencapai Rp 44,6 triliun.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, saat ini ada 46 perusahaan yang siap debut di Bursa. Dari sisi asetnya, perusahaan dengan skala menengah masih mendominasi. Sedangkan dari sisi sektornya, paling banyak berasal dari sektor consumer cyclicals.

"Hingga saat ini, terdapat 46 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Nyoman kepada wartawan, dikutip Sabtu (8/7/2023).

Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 13 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 26 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, sisanya 6 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar. Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:

• 4 Perusahaan dari sektor basic materials

• 10 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals

• 8 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals

• 5 Perusahaan dari sektor energy

• 1 Perusahaan dari sektor financials

• 2 Perusahaan dari sektor healthcare

• 4 Perusahaan dari sektor industrials

• 2 Perusahaan dari sektor infrastructures

• 4 Perusahaan dari sektor properties & real estate

• 3 Perusahaan dari sektor teknologi

• 3 Perusahaan dari sektor transportation & logistic

4 dari 4 halaman

OJK Sebut 65 Perusahaan Antre IPO di Pasar Modal

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan menyebut di pipeline, masih terdapat 90 rencana penawaran umum dengan nilai sebesar Rp 69,91 triliun dengan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 65 perusahaan.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi mengatakan, penghimpunan dana di pasar modal pada Juni masih terjaga tinggi, yaitu sebesar Rp154,13 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 43 emiten. 

"Penghimpunan dana di pasar modal di Juni masih terjaga tinggi, yaitu sebesar Rp154,13 triliun," kata Inarno dalam RDKB OJK, Selasa (4/7/2023).

Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UMKM, hingga 27 Juni 2023 telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan 419 Penerbit, 156.155 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp 896,80 miliar. 

Selain itu, ia menyebut, di tengah pasar keuangan global yang bergerak bervariasi, pasar saham pada Juni 2023 menguat sebesar 0,43 persen mtd ke level 6.661,88 (Mei 2023 melemah 4,08 persen mtd ke level 6.633,26), meski non-resident mencatatkan outflow sebesar Rp4,38 triliun mtd (Mei 2023 inflow Rp1,67 triliun mtd). 

Penguatan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG terbesar dicatatkan oleh saham di sektor transportasi dan logistik dan keuangan. Secara ytd, IHSG tercatat melemah sebesar 2,76 persen dengan non-resident membukukan net buy atau aksi beli bersih sebesar Rp16,21 triliun (Mei 2023 net buy sebesar 20,58 triliun (ytd).

 

 

 

Â