Liputan6.com, Jakarta - PT Zeus Kimiatama Indonesia Tbk, perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur dan perdagangan kimia bakal melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Mengutip laman e-ipo, Selasa (18/7/2023), perseroan melepas saham ke publik sebanyak-banyaknya 1.050.000.000 atau 1,05 miliar dengan nilai nominal Rp10. Angka tersebut mewakili sebanyak-banyaknya 21,27 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah penawaran umum yang dikeluarkan dari simpanan (portepel).
Baca Juga
Adapun harga penawaran di kisaran Rp100 – Rp105 per saham. Dengan demikian, Zeus Kimiatama Indonesia bakal meraup dana segar senilai Rp 105 miliar-Rp 110,25 miliar.Â
Advertisement
Perseroan mengadakan Program ESA (Program Alokasi Saham Pegawai/Employee Stock Allocation atau ESA) dengan jumlah sebanyak - banyaknya 1,14 persen dari saham yang ditawarkan dalam penawaran umum atau sebanyak-banyaknya 11.970.000 saham.Â
Sebagai pemanis, perseroan secara bersamaan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 525.000.000 Waran Seri I yang menyertai saham baru perseroan atau sebanyak-banyaknya 13,50 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO ini disampaikan.Â
Waran Seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal penjatahan.Â
Setiap pemegang 2 saham baru perseroan berhak memperoleh 1 Waran Seri I di mana setiap 1 Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru perseroan yang dikeluarkan dalam portepel yang bernilai nominal Rp10 setiap sahamnya.
Selain itu, harga pelaksanaan sebesar Rp125 – Rp135 yang dapat dilakukan setelah 6 bulan atau lebih sejak efek dimaksud diterbitkan, yang berlaku mulai 8 Februari 2024-8 Agustus 2024. Total dana dari Waran Seri I sebesar Rp 65,62 miliar – Rp70,87 miliar.
Dana IPO
Seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO saham ini setelah dikurangi biaya-biaya emisi efek, akan digunakan sekitar 80,98 persen untuk belanja modal perseroan yang tergolong dalam capital expenditure (CAPEX). Misalnya, pembelian tanah, pembelian mesin dan peralatan produksi, serta untuk keperluan riset dan pengembangan.
Sisanya, sekitar 19,02 persen akan digunakan untuk keperluan modal kerja, yaitu penambahan persediaan dan biaya operasional. Adapun keperluan ini dibutuhkan perseroan untuk mendukung kenaikan penjualan produk perseroan.Â
Sedangkan dana yang diperoleh perseroan dari pelaksanaan Waran Seri I, jika dilaksanakan oleh pemegang waran maka seluruhnya akan digunakan untuk tambahan modal kerja seperti pembelian persediaan, bahan baku produksi dan juga biaya operasional produksi perseroan.
Calon emiten dengan kode ZEUS menunjuk PT NH Korindo Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.
Jadwal Sementara:
Masa Penawaran Awal (Bookbuilding) : 18 Juli 2023 – 25 Juli 2023
Perkiraan Tanggal Efektif : 31 Juli 2023
Perkiraan Masa Penawaran Umum Perdana Saham : 2 Agustus 2023 – 4 Agustus 2023
Perkiraan Tanggal Penjatahan : 4 Agustus 2023
Perkiraan Tanggal Distribusi 7 Agustus 2023
Perkiraan Tanggal Pencatatan Pada Bursa Efek Indonesia : 8 Agustus 2023
Perkiraan Masa Perdagangan Waran Seri I – Pasar Reguler dan Negosiasi : 8 Agustus 2023 – 5 Agustus 2024
Perkiraan Masa Perdagangan Waran Seri I – Pasar Tunai : 8 Agustus 2023 – 7 Agustus 2024
Perkiraan Periode Pelaksanaan Waran Seri I : 8 Februari 2024 – 8 Agustus 2024
Perkiraan Akhir Masa Berlakunya Waran Seri I : 8 Agustus 2024
Advertisement
46 Perusahaan Antre di Pipeline IPO BEI Memasuki Semester II 2023
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan antre di pipeline pencatatan perdana saham (initial public offering/IPO) hingga memasuki semester II 2023.
Adapun hingga 7 Juli 2023, terdapat 45 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa. Dana yang berhasil dihimpun dari IPO 45 emiten itu mencapai Rp 44,6 triliun.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, saat ini ada 46 perusahaan yang siap debut di Bursa. Dari sisi asetnya, perusahaan dengan skala menengah masih mendominasi. Sedangkan dari sisi sektornya, paling banyak berasal dari sektor consumer cyclicals.
"Hingga saat ini, terdapat 46 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Nyoman kepada wartawan, dikutip Sabtu (8/7/2023).
Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 13 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 26 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, sisanya 6 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar. Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:
• 4 Perusahaan dari sektor basic materials
• 10 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals
• 8 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals
• 5 Perusahaan dari sektor energy
• 1 Perusahaan dari sektor financials
• 2 Perusahaan dari sektor healthcare
• 4 Perusahaan dari sektor industrials
• 2 Perusahaan dari sektor infrastructures
• 4 Perusahaan dari sektor properties & real estate
• 3 Perusahaan dari sektor teknologi
• 3 Perusahaan dari sektor transportation & logistic
OJK Sebut 65 Perusahaan Antre IPO di Pasar Modal
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan menyebut di pipeline, masih terdapat 90 rencana penawaran umum dengan nilai sebesar Rp 69,91 triliun dengan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 65 perusahaan.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi mengatakan, penghimpunan dana di pasar modal pada Juni masih terjaga tinggi, yaitu sebesar Rp154,13 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 43 emiten.Â
"Penghimpunan dana di pasar modal di Juni masih terjaga tinggi, yaitu sebesar Rp154,13 triliun," kata Inarno dalam RDKB OJK, Selasa (4/7/2023).
Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UMKM, hingga 27 Juni 2023 telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan 419 Penerbit, 156.155 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp 896,80 miliar.Â
Selain itu, ia menyebut, di tengah pasar keuangan global yang bergerak bervariasi, pasar saham pada Juni 2023 menguat sebesar 0,43 persen mtd ke level 6.661,88 (Mei 2023 melemah 4,08 persen mtd ke level 6.633,26), meski non-resident mencatatkan outflow sebesar Rp4,38 triliun mtd (Mei 2023 inflow Rp1,67 triliun mtd).Â
Penguatan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG terbesar dicatatkan oleh saham di sektor transportasi dan logistik dan keuangan. Secara ytd, IHSG tercatat melemah sebesar 2,76 persen dengan non-resident membukukan net buy atau aksi beli bersih sebesar Rp16,21 triliun (Mei 2023 net buy sebesar 20,58 triliun (ytd).
Â
Advertisement