Sukses

Menelisik Saham Emiten BUMN Konstruksi Usai Kantongi Kontrak Baru pada Semester I 2023

Berikut rekomendasi saham emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) konstruksi usai rilis hasil kontrak baru selama enam bulan pertama 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) konstruksi diyakini memiliki prospek yang cerah. Sebab, emiten BUMN karya mendapat angin segar seiring maraknya proyek strategis nasional (PSN) dan potensi penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI).

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menuturkan, emiten BUMN karya dilanda masalah klasik berupa nilai liabilitas yang tinggi seiring banyaknya proyek yang mengandalkan pendanaan bersifat utang. Investor pun patut memperhatikan faktor tersebut.

Di sisi lain, emiten-emiten konstruksi pelat merah tetap berpeluang mencetak kinerja positif, terutama dari sisi perolehan kontrak baru, berkat maraknya proyek-proyek infrastruktur di Indonesia. Terlebih lagi, pemerintah juga kerap memberi penugasan kepada emiten BUMN karya untuk menggarap proyek-proyek strategis nasional.

"Kami pantau terdapat ADHI dan PTPP yang mencatatkan kenaikan kinerja bottom line, sehingga arus kasnya tetap terjaga atau tidak terlalu negatif," ujar Nafan, Rabu (19/7/2023).

Di samping itu, ada potensi penurunan suku bunga acuan di Indonesia pada tahun depan juga dapat membantu kinerja emiten-emiten konstruksi pelat merah. Sebab, ketika suku bunga acuan berada di level yang rendah, maka beban bunga utang milik emiten BUMN karya akan terpangkas.

"Tentunya diharapkan emiten BUMN konstruksi dapat melunasi kewajibannya agar mendapat rating yang bagus dari berbagai lembaga pemeringkatan kredit," kata Nafan.

Nafan menyebut saham ADHI dan PTPP dapat dipertimbangkan oleh investor untuk berinvestasi.

2 dari 4 halaman

Hal yang Dicermati Investor

Sementara itu, Pengamat Pasar Modal Desmond Wira justru tidak menyarankan investor untuk berinvestasi di saham-saham emiten BUMN konstruksi untuk sekarang. 

Emiten-emiten BUMN karya memang meraih kenaikan kontrak baru hingga pertengahan 2023. Misalnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) yang mengalami kenaikan nilai kontrak baru sebesar 20 persen menjadi Rp 14 triliun pada semester pertama lalu. Namun, capaian kontrak baru itu hanya mencerminkan kinerja pendapatan emiten yang bersangkutan saja.

"Dari sisi permodalan masih kurang kondusif, karena utang emiten BUMN karya besar sekali," kata Desmond.

Desmond tidak memiliki rekomendasi saham untuk saham-saham emiten BUMN konstruksi secara jangka panjang. Jika sekadar ingin trading, maka investor bisa memanfaatkan sentimen rebound harga saham emiten tersebut dalam jangka pendek.

Investor yang melakukan trading saham juga bisa memanfaatkan sentimen berupa rencana pembentukan holding BUMN konstruksi oleh pemerintah.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

3 dari 4 halaman

Kontrak Baru Waskita Karya

Sebelumnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mencatat nilai kontrak baru (NKB) Rp 7,82 triliun pada Juni 2023. Perolehan nilai kontrak baru ini masih didominasi oleh proyek pemerintah sebesar 66,24 persen.

SVP Corporate Secretary Perseroan, Ermy Puspa Yunita menuturkan, berdasarkan kepemilikan proyek, selain proyek pemerintah, diikuti oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebesar 13,62 persen, proyek Swasta sebesar 1,29 persen dan anak perusahaan sebesar 18,85 persen.

"Alhamdulillah sampai saat ini pemerintah masih percaya dengan menunjuk Waskita untuk mengerjakan proyek-proyek strategis nasional. Sementara berdasarkan segmentasi proyek total NKB tersebut bersumber dari infrastruktur konektivitas sebesar 53,49 persen, infrastruktur sumber daya air (SDA) sebesar 15,70 persen, gedung sebesar 11,80 persen, EPC sebesar 1,25 persen dan anak usaha sebesar 17,76 persen,” kata Ermy dalam keterangan resminya, Selasa (18/7/2023).

Adapun beberapa proyek dengan kontribusi terbesar hingga Juni 2023 adalah proyek pembangunan Jalan Tol Bayung Lencir – Tempino Seksi 1 di Sumatera Selatan sebesar Rp 582 miliar, proyek peningkatan dan rehabilitasi jaringan Irigasi Peterongan di Mrican Paket 2 sebesar Rp 115 miliar, Urban Flood Control System Improvement in Selected Cities Phase 2 Bima Sub Project (Package 4A) senilai Rp112 miliar. 

"Selain proyek dalam negeri, perseroan juga meraih proyek luar negeri yaitu peningkatan kualitas Jalan dari Pasar Tono menuju Oesilo, Rehabilitasi dua jembatan eksisting senilai Rp 513 miliar dan proyek Existing Runway Presidente Nicolau Lobato International Airport senilai Rp 1,1 triliun di Timor Leste,” kata dia.

Saat ini Waskita Karya tengah fokus mengerjakan 7 paket proyek IKN dengan total nilai kontrak sebesar Rp7,22 triliun dan secara porsi nilai kontrak Waskita menggarap proyek sebesar Rp4,33 triliun. 

 

 

4 dari 4 halaman

Proyek IKN

Proyek IKN yang Waskita garap di antaranya yaitu, Proyek Jalan Tol IKN Ruas 5A, Proyek Jalan Lingkar Sepaku Segmen 4, Proyek Gedung Sekretariat Presiden dan Fasilitas Gedung Penunjang, Proyek Gedung dan Kawasan Kementerian Koordinator (Kemenko) Paket 3, Proyek Gedung dan Kawasan Kemenko Paket 4.

Selain itu, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) 1, 2, 3 dan terakhir yaitu proyek Jalan Feeder Distrik Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) yang baru saja awal Juli lalu dilakukan penandatanganan kontrak kerja.

Selain itu, Waskita fokus meningkatkan kapabilitas terhadap sumber daya manusia, value engineering, serta pengembangan teknologi dan digitalisasi melalui BIM & green construction. 

"Kami sudah mulai menerapkan hal ini pada proyek-proyek on going terutama di proyek IKN. Perseroan juga mempekerjakan pekerja lokal sebanyak 60 persen lebih di proyek-proyek IKN. Disisi lain, Waskita berkomitmen dalam peningkatan penerapan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) & manajemen risiko yang hati-hati di setiap lini perusahaan, sehingga fundamental Perseroan dapat semakin menguat,” lanjut Ermy.

Saat ini, perseroan sangat selektif dalam memilih proyek terutama dalam hal kepastian pembayaran, terdapat uang muka dan monthly payment serta sudah melalui Komite Manajemen Risiko Konstruksi sehingga harapannya proyek – proyek yang didapatkan oleh Waskita dapat berjalan dengan lancar dan tepat waktu serta memberikan dampak positif bagi kinerja perusahaan.