Liputan6.com, Jakarta - Komisi Sekuritas dan Pertukaran AS (Securities and Exchange Commission/SEC) mengumumkan telah menyelesaikan tuduhan penipuan dengan Digital World Acquisition Corp (DWAC), perusahaan cek kosong yang akan bergabung dengan perusahaan media dan teknologi mantan Presiden Donald Trump.
Sebagai bagian dari penyelesaian, DWAC diperintahkan untuk membayar USD 18 juta jika menutup transaksi merger. Melansir CNBC International, Jumat (21/7/2023), pengumuman ini datang kurang dari sebulan setelah regulator keuangan AS mendakwa tiga pria Florida dengan perdagangan orang dalam saham DWAC sebelum mengumumkan rencana untuk bergabung dengan perusahaan Donald Trump, yang mengoperasikan platform Truth Social.
Baca Juga
Saham DWAC naik 30 persen dalam perpanjangan perdagangan setelah pengumuman SEC. Hampir dua tahun lalu, Trump Media and Technology Group (TMTG) mengumumkan akan bergabung dengan Digital World, yang merupakan perusahaan akuisisi tujuan khusus (special purpose acquisition company/SPAC).
Advertisement
Namun, SEC menuduh DWAC telah mengadakan pembicaraan dengan tim Trump jauh sebelum itu, meskipun DWAC menyatakan dalam pengajuan SEC sebelumnya bahwa tidak ada pejabat atau investornya yang berdiskusi dengan perusahaan target akuisisi potensial. Dalam sebuah pernyataan, SEC menyebut pengajuan oleh DWAC salah dan menyesatkan.
“Dalam konteks SPAC, kegagalan pengungkapan ini sangat bermasalah karena investor berfokus pada faktor-faktor seperti tim manajemen SPAC dan potensi target merger saat membuat keputusan keuangan,” kata Direktur Divisi Penegakan SEC, Gurbir S. Grewal.
SPAC, juga dikenal sebagai perusahaan cek kosong, adalah perusahaan cangkang yang memulai debutnya di pasar publik dengan maksud untuk mengakuisisi perusahaan swasta yang sudah ada.
Penemuan SEC
SPAC sering digunakan sebagai cara bagi perusahaan swasta untuk go public tanpa proses penggalangan dana yang memakan waktu dan mahal melalui penawaran umum perdana tradisional.
SEC mengatakan juga menemukan bahwa Digital World gagal mengungkapkan CEO-nya memiliki potensi konflik kepentingan dengan TMTG berdasarkan perjanjian sebelumnya yang dia tandatangani dengan perusahaan tersebut. Penyelesaian dengan DWAC adalah yang terbaru dari daftar masalah hukum yang menjerat Trump dan bisnisnya sejak meninggalkan Gedung Putih pada 2021.
Trump saat ini menghadapi dakwaan negara bagian di New York perusahaannya memalsukan catatan bisnis. Dia juga didakwa di pengadilan federal bulan lalu karena diduga salah menangani dokumen rahasia. Trump mengaku tidak bersalah dalam kedua kasus tersebut. Pihak berwenang di Georgia juga sedang menyelidiki Trump, kandidat terdepan untuk nominasi Partai Republik 2024, atas upayanya untuk membatalkan kekalahannya dalam pemilihan presiden 2020.
Advertisement
Bisnis Sosial Media Donald Trump Tuntut Media Washington Post Rp 56,8 Triliun, Kasus Apa?
Sebelumnya, dikutip dari Kanal Bisnis Liputan6.com, salah satu perusahaan media sosial milik Donald Trump mengajukan gugatan pencemaran nama baik senilai USD 3,8 miliar atau sekitar Rp 56,8 triliun terhadap Washington Post.
Perusahaan mengklaim bahwa ada sebuah artikel yang secara salah telah menuduh bisnis tersebut melakukan penipuan sekuritas.
Dilansir dari Forbes, Minggu (28/5/2023), artikel yang berjudul “Trust linked to porn-friendly bank could gain a stake in Trump’s Truth Social” terbit pada awal bulan ini.
Media itu melaporkan bahwa entitas yang suram dapat memperoleh saham yang cukup besar dalam bisnis Trump. The Post juga menulis biaya pencari sebesar USD 240.000, yang menurut bisnis Trump tidak pernah dibayar.
Sementara itu, pengacara untuk Trump Media menyebut laporan itu adalah "sebuah hal yang mengerikan yang menuduh TMTG melakukan penipuan sekuritas dan kesalahan lainnya."
Terkuak dalam gugatan yang diajukan di Sarasota County, Florida. Perusahaan mantan presiden itu akhirnya menuntut USD 2,8 miliar sebagai ganti rugi dan USD 1 miliar sebagai hukuman.
Denga klaim tuduhan mengklaim bahwa artikel tersebut mengekspos Trump Media pada "ejekan publik, penghinaan, dan ketidakpercayaan”.
Sayangnya, juru bicara Washington Post enggan berkomentar, perihal hal ini. Pengajuan ini merupakan yang terbaru dari sekitar 25 gugatan perdata baru-baru ini yang melibatkan Trump, baik sebagai penggugat maupun tergugat.
Kasus Lain
Dia juga melawan tuntutan pidana di New York City dan menjadi subyek dari beberapa penyelidikan federal, negara bagian dan lokal.
Dua dari pertanyaan itu berfokus pada rencana merger Trump Media dengan DWAC. Departemen Kehakiman dan SEC sedang menyelidiki perdagangan saham dan komunikasi seputar konsolidasi yang diusulkan, menurut pengungkapan yang diajukan DWAC.
Trump Media menyebut bahwa kegagalan SEC untuk menyetujui merger tersebut sebagai "halangan yang tidak dapat dimaafkan" dan mengancam akan menuntut agensi tersebut dalam sebuah pernyataan yang menyertai DWAC lainnya.
Advertisement