Sukses

17 Anggota Bursa Jadi Partisipan PEI hingga Semester I 2023

Hingga semester I 2023, Pendanaan Efek Indonesia (PEI) mencatat baru 17 anggota bursa yang berpartisipasi dengan PEI.

Liputan6.com, Jakarta - Pendanaan Efek Indonesia (PEI) mencatat anggota bursa (AB) yang menjadi partisipan PEI masih minim.

Legal Corporate Secretary & Corporate Communication Division PEI, Armeyn Sinaga menyebutkan, terdapat 17 anggota bursa yang berpartisipasi dengan PEI hingga paruh pertama tahun ini. Jumlah itu relatif kecil dibanding total anggota bursa yang mencapai 60 entitas.

"Jumlah AB sampai dengan Juni sudah ada 17 anggota bursa dengan izin margin yang menjadi partisipan PEI. Dari 60 anggota bursa, baru 17 anggota bursa, memang masih ada banyak yang masih bisa menjadi partisipan PEI. Itu target PEI juga untuk pastikan semua AB dengan izin margin mendapatkan fasilitas dari PEI," kata Armeyn edukasi wartawan pasar modal, Selasa (25/7/2023).

Anggota bursa yang menjadi partisipan PEI memiliki nilai tambah dalam memberikan pendanaan transaksi marjin kepada nasabah-nasabahnya. Nilai tambah tersebut ditetapkan melalui SK Direksi Bursa No.KEP- 00044/BEI/08-2022 tanggal 12 Agustus 2022. 

Anggota bursa marjin dengan MKBD di atas Rp 250 miliar dapat melakukan transaksi margin untuk seluruh efek marjin. Sumber pendanaan dapat berasal dari PEI atau sumber lainnya. Kemudian anggota bursa marjin dengan MKBD antara Rp 50 miliar sampai dengan 250 miliar dapat melakukan transaksi margin untuk efek marjin yang termasuk LQ45 dan IDX80.

Sumber pendanaan transaksi marjin non LQ45 yang termasuk dalam ISX80 hanya dapat berasal dari PEI. Sementara anggota bursa marjin dengan MKBD di bawah 50 miliar hanya dapat melakukan transaksi marjin untuk efek marjin yang termasuk LQ45.

 

2 dari 5 halaman

Sumber Pendanaan

Sumber pendanaan dapat berasal dari PEI atau sumber lainnya. Adapun untuk paruh kedua tahun ini, sementara waktu PEI telah mengantongi dua anggota bursa yang siap berpartisipasi.

"Dalam waktu dekat yang sangat dekat, sekitar 2 anggota bursa yang sedang intens berkomunikasi. Tapi sebenarnya kalau misalkan bicara target dari 60 dan baru 17 AB yang sudah punya izin margin, 43 lainnya AB kita harapkan tahun ini bisa jadi member semua," imbuh Armeyn.

Per Maret 2022, PEI telah menjadi partisipan fasilitas Pinjam Meminjam Efek (PME) di KPEI, dan berperan sebagai stand-by lender. Sejak Februari 2023, PEI juga telah menjadi partisipan fasilitas Bilateral PME di KPEI.

 

3 dari 5 halaman

Pendanaan Efek Indonesia Bakal Hadirkan IPO Financing

Sebelumnya, mengacu pada kebutuhan pendanaan di industri pasar modal, Pendanaan Efek Indonesia (PEI) menyusun roadmap (peta jalan) pengembangan produk pendanaan pasar perdana (IPO Financing) yang telah dimulai sejak 2022.

Direktur Pendanaan Efek Indonesia, Suryadi mengatakan, pihaknya akan mengambil peran untuk mengembangkan IPO Financing.

"Kami akan meminta (izin) pada OJK, PEI mengambil peran disana jadi inilah beberapa inisiatif dari PEI," kata Suryadi dalam Media Gathering PEI secara virtual, Rabu (27/12/2022).

Menurut ia, PEI akan menjadi salah satu lembaga yang menjadi penyedia likuiditas di pasar modal, tidak hanya di pasar sekunder, tetapi juga masuk di pasar primer.

Sementara itu, keterbatasan sumber pendanaan bagi investor di pasar perdana, merupakan peluang bagi PEI untuk dapat memberikan kesempatan bagi investor dalam mengoptimalkan keuntungan dari sektor pasar modal, bahkan dari hari pertama Efek tersebut ditransaksikan di bursa. 

Kajian awal atas produk tersebut telah selesai dilakukan pada tahun 2022, dan pada tahun depan PEI merencanakan untuk melakukan pendalaman dan studi komparasi terkait implementasi IPO Financing di negara lain. 

"Harapannya, PEI telah menyelesaikan kajian menyeluruh atas IPO Financing dan mengajukan produk tersebut kepada OJK agar dapat segera diimplementasikan dan meningkatkan peluang pendanaan di pasar perdana bagi para investor Indonesia," kata dia. 

Adapun, beberapa rencana kegiatan PEI pada 2023, sebagai berikut:

-PEI akan melakukan pendalaman pasar terkait detail kebutuhan industri terkait pendanaan pasar perdana, melalui acara gathering dan diskusi bersama para pelaku pasar.

-PEI akan melakukan studi komparatif pada praktik IPO Financing di negara lain, seperti Jepang dan Korea.

-Produk tersebut ditargetkan untuk dapat diajukan ke OJK sebagai produk pendanaan transaksi efek pada kuartal IV 2023.

 

4 dari 5 halaman

PEI Bidik Pendanaan Efek Rp 250 M per Hari pada 2022

Sebelumnya, manajemen PT Pendanaan Efek Indonesia (PEI)meyakini 2022 merupakan momen pemulihan sektor pasar modal, termasuk bisnis pendanaan efek. Hal ini seiring perkembangan ekonomi global, situasi pandemi yang semakin terkendali, serta target BEI, ID Clear dan KSEI selaku pemegang saham PEI.

Direktur PEI, Suryadi mengatakan, untuk pendanaan transaksi marjin pada 2022, PEI menargetkan nilai rata-rata posisi outstanding harian mencapai Rp 250 miliar.

"Rata-rata outstanding pendanaan transaksi margin itu kami harapkan mulai dari Januari sampai Desember 2022, rata-rata secara harian kami bisa mendanai sampai dengan Rp 250 miliar per hari," kata dia dalam edukasi wartawan pasar modal, Selasa (28/12/2021).

Target tersebut merujuk pada perkembangan jumlah investor, target IPO di tahun 2022, serta proyeksi rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) BEI sebesar Rp 13,5 triliun. Sehingga PEI optimis bahwa target tersebut sejalan dengan perkembangan pasar modal pada 2022.

Pada 2022, PEI akan menyediakan produk pendanaan Transaksi Repurchase Agreement (REPO) dan pendanaan melalui Pinjam Meminjam Efek (PME). Keduanya akan memanfaatkan sistem terintegrasi yang saat ini telah dioperasikan oleh ID Clear.

PEI menargetkan pendanaan REPO akan dapat digunakan oleh Partisipan PEI pada kuartal II 2022. Target nilai pendanaan REPO pada 2022 mencapai rata-rata Rp 150 miliar per hari.

Sedangkan pendanaan melalui Pinjam Meminjam Efek (PME) diproyeksikan hadir pada kuartal III 2022, dengan target nilai pendanaan ditetapkan sebesar rata-rata Rp 15 miliar.

 

5 dari 5 halaman

Penyaluran Pendanaan

Sebelumnya, PT Pendanaan Efek Indonesia (PEI) mencatatkan kinerja cemerlang sepanjang 2021. Sepanjang 2021, PEI telah menyalurkan pendanaan senilai lebih dari Rp 1,25 triliun, atau naik 24 persen jika dibandingkan dengan jumlah penyaluran pendanaan di tahun 2020.

"Peningkatan itu tidak terlepas dari pemulihan kondisi ekonomi seiring dengan melandainya pandemi,” kata Direktur Utama PEI, Armand Eugene Richir dalam edukasi wartawan pasar modal, Selasa, 28 Desember 2021.

Rata-rata outstanding harian hingga November 2021 yakni Rp 162,14 miliar. Naik 34,69 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 130,3 miliar. Posisi outstanding harian PEI juga mencapai rekor all time high pada 6 Desember 2021 dengan posisi pendanaan harian sebesar Rp 199,73 miliar. Hingga November 2021, total operating revenue PEI mencapai Rp 10,53 miliar yang berasal dari produk pendanaan transaksi margin. Angka itu meningkat 52 persen ibanidngkan peiode yang smaa tahun lalau sebesar Rp 6,92 miliar.

Nilai saham jaminan nasabah partisipan juga menngkat menjadi Rp 494,46 miliar hingga akhir November 2021. Naik 55,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 317,11 miliar.

"Namun demikian kami masih harus juga terus melakukan kegiatan marketing untuk dapat meningkatkan transaksi penyaluran pendanaan melalui PEI,” kata Armand.

Saat ini, PEI telah menjalin kerjasama dengan 13 Anggota Bursa. Tiga di antaranya merupakan Partisipan baru PEI di tahun 2021, yaitu Erdikha Elit Sekuritas, Buana Capital Sekuritas, dan Surya Fajar Sekuritas.

"Dari penyaluran kami yang sebesar Rp 1 triliun itu, memang partisipan kami baru 4 dari 13 AB yang menggunakannya. Namun kami juga optimis bahwa di tahun-tahun mendatang akan bertambah partisipan yang akan menggunakan pendanaan dari PEI,” pungkas Armand.

 

Video Terkini