Liputan6.com, Jakarta - PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) atau EMP menyampaikan anak usahanya PT Aceh Energy telah menandangani kontrak kerja sama untuk operasikan aset KKS Bireun Sigli di Aceh.
PT Energi Mega Persada Tbk melalui anak usahanya memiliki saham Aceh Energy sebesar 64 persen. Aset KKS Bireun Sigli merupakan aset minyak dan gas yang meliputi area seluas 4.845 km2 dan terletak sekitar 70 km dari proyek LNG di Arun. Aset KKS Bireun Sigli tersebut memakai skema cost recovery dengan durasi kontrak selama 30 tahun.
Baca Juga
“Berdasarkan kontrak yang ada, kami siap untuk menginvestasikan sekitar USD 36 juta untuk mengembangkan aset KKS Bireun Sigli tersebut dalam 3 tahun ke depan,” ujar Direktur dan CFO Energi Mega Persada Edoardus Ardianto dalam keterangan resmi, Rabu (26/7/2023).
Advertisement
Sementara itu, Direktur Utama dan CEO Energi Mega Persada, Syailendra S.Bakrie menuturkan, KKS Aset Bireun Sigli saat ini memiliki estimasi sumber daya sebesar 2,1 trilyun kaki kubik gas dan 359 juta barel minyak.
“Kami berharap untuk dapat segera memproduksikan sumber daya tersebut secara komersial. Masuknya aset KKS Bireun Sigli kedalam portofolio Perusahaan adalah konsisten dengan strategi kami untuk mengembangkan bisnis EMP baik secara organik maupun melalui akusisi atas aset baru,” ujar dia.
Pada penutupan perdagangan saham Selasa, 25 Juli 2023, saham ENRG bertambah 2,61 persen ke posisi Rp 236 per saham. Saham ENRG berada di level tertinggi Rp 240 dan terendah Rp 230 per saham. Dengan demikian, kapitalisasi pasar saham ENRG tercatat Rp 5,86 triliun.
Energi Mega Persada Akuisisi Saham Sulawesi Regas Satu
Sebelumnya, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) melalui anak usahanya PT EMP Daya Nusantara (EDN) dan PT EMP Tunas Persada (ETP) telah menandatangani akta jual beli saham untuk akuisisi 100 persen kepemilikan di PT Sulawesi Regas Satu (SRGS) pada 27 Juni 2023.
Saat ini, SRGS memiliki kontrak untuk menyewakan FSRU dan fasilitas pendukungnya kepada PT PLN Gas dan Geothermal (PLNGG). FSRU adalah fasilitas terapung untuk menyimpan gas alam cair (LNG) dan meregasifikasi LNG tersebut menjadi gas alam. Gas alam itu dipasok ke pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) Maleo di Gorontalo dengan kapasitas 4x25 MW. FSRU itu memiliki kapasitas untuk hasilkan hingga 24 juta kaki kubik gas per hari.
Direktur dan CFO PT Energi Mega Persada Tbk, Edoardus Ardianto menuturkan, kontrak sewa FSRU ini berjangka waktu cukup panjang hingga 2035.
“Kami berharap akuisisi atas SRGS ini dapat memberikan kontribusi berupa pendapatan tetap anak usaha EMP dalam 12 tahun ke depan,” ujar dia dikutip dari keterangan resmi, Selasa (4/7/2023).
Ia menambahkan, pihaknya mengapresiasi dapat mendukung bisnis PLN dalam memasok listrik untuk kebutuhan industri dan masyarakat di Gorontalo dan sekitarnya.
Direktur Utama EMP Syailendra S.Bakrie mengatakan, akuisisi atas SRGS ini sejalan dengan strategi perseroan untuk memperluas bisnis di industri migas.
“Kami juga terus berkomitmen mengembangkan bisnis kami di sektor hulu migas seraya mendiversifikasikan portofolio aset-aset kami serta mengoptimalkan pengendalian risiko dan keuntungan perusahaan,” kata dia.
Advertisement
Kinerja Kuartal I 2023
Sebelumnya, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mengumumkan kinerja keuangan untuk periode yang berakhir pada 31 Maret 2023.
Pada periode tersebut, perseroan berhasil membukukan kenaikan laba. Laba bersih perusahaan meningkat sebesar 72 persen, dari USD 10,2 juta di pada kuartal I 2022 menjadi USD 17,4 juta atau sekitar Rp 256,78 miliar (kurs Rp 14.673,55 per USD).
Sementara, dari sisi pendapatan perseroan mengalami sedikit penurunan sebesar 8 persen dari USD 112 juta pada kuartal I 2022 menjadi USD 102 juta pada kuartal I 2023.
Direktur Utama & CEO PT Energi Mega Persada Tbk, Syailendra S. Bakrie menuturkan, penurunan tersebut terjadi dikarenakan oleh penurunan produksi gas dan harga jual minyak yang lebih rendah.
"Produksi gas EMP turun sebesar 25 persen dari 211 juta kaki kubik gas per hari pada kuartal I 2022 menjadi 157 juta kaki kubik gas per hari pada kuartal I 2023. Selanjutnya fluktuasi harga minyak dunia juga berdampak terhadap penurunan harga jual minyak EMP yang sebesar USD 79,23 per bbl pada kuartal I 2023, dibandingkan dengan harga jual minyak yang tinggi di level USD 103,40 per bbl pada kuartal I 2022," jelas Syailendra dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (29/4/2023).
Produksi gas yang lebih rendah tersebut disebabkan oleh dua faktor utama. Pertama, penurunan produksi gas dari aset Kangean dikarenakan kontrak jual beli gas yang sedang dalam proses pembaruan dengan para pembeli di Jawa Timur.
Aset Perseroan
Setelah proses pembaruan kontrak jual beli gas tersebut diselesaikan, harapannya produksi gas dari Kangean akan meningkat secara bertahap.
Kedua, penghentian sementara atas produksi gas dari aset gas Sengkang sambil menunggu penyelesaian perpanjangan dan pembaruan kontrak jual beli gas dengan pembeli di Sulawesi.
"Kontrak jual beli gas untuk Sengkang sudah diselesaikan. Sengkang telah memulai kembali produksi gasnya, dan pasokan gas dari Sengkang diharapkan akan meningkat pada kuartal II 2023," imbuh Syailendra.
Dari sisi aset perseroan sampai dengan 31 Maret 2023 tercatat sebesar USD 1,2 miliar, naik dari USD 1,19 miliar pada 31 Desember 2022.
Liabilitas turun menjadi USD 668,22 juta dari USD 679,4 juta pada akhir tahun lalu. Bersamaan dengan itu, ekuitas perseroan sampai dengan 31 Maret 2023 naik menjad USD 532,22 juta dari USD 514,93 juta pada Desember tahun lalu.
Advertisement