Sukses

Bursa Saham Asia Loyo Jelang Keputusan Bank Sentral Jepang

Bursa saham Asia Pasifik lesu pada perdagangan Jumat, 28 Juli 2023 di tengah penantian keputusan bank sentral Jepang soal suku bunga. Pergerakan bursa saham Asia ikuti wall street yang tertekan.

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasific melemah pada perdagangan Jumat (28/7/2023) jelang keputusan suku bunga dari Bank of Japan atau Bank Sentral Jepang.

Dikutip dari CNBC, Bank Sentral Jepang diarapkan dapat pertahankan suku bunga acuan -0,1 persen. Namun, investor akan tetap mencermati sinyal dari bank sentral jika ada perubahan terkait kebijakan mengontrol imbal hasil.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 merosot 1,35 persen pada awal sesi perdagangan. Indeks Topix susut 1 persen. Di Australia, indeks ASX 200 melemah 0,76 persen jelang pengumuman indeks harga produsen kuartal II 2023.

Sedangkan bursa saham Korea Selatan bervariasi. Indeks Kospi susut 0,25 persen dan indeks Kosdaq naik 0,51 persen.

Indeks Hang Seng Hong Kong berjangka berada di posisi 19.347. Indeks ini lebih rendah dari penutupan sebelumnya 19.639,11.

Di wall street, indeks Dow Jones turun 0,67 persen. Jika indeks Dow Jones mencatat kenaikan pada perdagangan Kamis pekan ini sebanyak 14 kali akan mencapai rekor pada 1897. Sementara itu, indeks Nasdaq merosot 0,55 persen dan indeks S&P 500 susut 0,64 persen.

Di Jepang, indeks harga konsumen naik 3,2 persen YoY pada Juli, sedikit lebih tinggi dari 3,1 persen yang tercatat bulan sebelumnya. Ini adalah tingkat inflasi ke-14 di atas target 2 persen bank sentral Jepang.

Sementara itu, inflasi inti di Tokyo mencapai 3 persen sedikit lebih tinggi dari 2,9 persen yang diharapkan oleh ekonom yang disurvei Reuters. Namun, inflasi inti itu lebih rendah dari Juni sebesar 3,2 persen.

2 dari 4 halaman

Bursa Saham Asia Pasifik pada 27 Juli 2023

Sebelumnnya, bursa saham Asia Pasifik sebagian besar melonjak pada perdagangan Kamis, 27 Juli 2023 setelah the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS menaikkan suku bunga acuan ke level tertinggi lebih dari 22 tahun.

Selain itu, the Fed memberikan ruang untuk kembali menaikkan suku bunga acuan. Di Jepang, indeks Nikkei 225 bertambah 0,68 persen ke posisi 32.891,16.

Indeks Topix naik 0,53 persen ke posisi 2.295,14. Di Korea Selatan, indeks Kospi menguat 0,28 persen ke posisi 2.603,81.

Di Australia, indeks ASX 200 bertambah 0,73 persen ke posisi 7.455,9. Indeks Hang Seng Hong Kong melesat 1,6 persen. Di bursa saham China, indeks Shanghai susut 0,2 persen ke posisi 3.216,67. Indeks Shenzhen naik 0,19 persen.

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi. Indeks Dow Jones catat kenaikan terpanjang sejak 1987. Sedangkan indeks S&P 500 dan Nasda melemah.

The Fed menaikkan suku bunga acuan 0,25 persen ke posisi 5,25 persen-5,5 persen. Titik tengah pada posisi tersebut merupakan level tertinggi sejak awal 2001.

3 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street pada 27 Juli 2023

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan saham Kamis, 27 Juli 2023. Indeks Dow Jones pun akhirnya kehabisan tenaga pada perdagangan Kamis pekan ini seiring investor realisasikan keuntungan setelah indeks Dow Jones alami kenaikan 13 kali beruntun.

Dikutip dari CNBC, Jumat (28/7/2023), indeks Dow Jones anjlok 237,40 poin atau 0,67 persen ke posisi 35.282,72. Indeks Dow Jones tertekan seiring koreksi saham Honeywell dan imbal hasil obligasi tenor 10 tahun yang naik di atas 4 persen juga tidak bantu sentimen.

Adapun jika indeks Dow Jones mencatat lagi kenaikan pada perdagangan Kamis pekan ini akan membuat indeks cetak rekor kenaikan terpanjang sejak 1897.

Sementara itu, indeks S&P 500 susut 0,64 persen menjadi 4.537,41. Indeks tersebut sempat sentuh 4.600 untuk pertama kali sejak Maret 2022 pada perdagangan Kamis siang. Sementara itu, indeks Nasdaq terpangkas 0,55 persen menjadi 14.050,11 seiring investor realisasikan keuntungan di saham teknologi antara lain Microsoft dan Apple.

Kenaikan beruntun indeks Dow Jones didorong oleh tanda-tanda ekonomi akan terhindar dari resesi, penurunan data inflasi dan laba perusahaan yang tangguh. Hal itu didapatkan pelaku pasar di wall street pada Kamis pekan ini.

Saham Meta naik 4,4 persen seiring kinerja keuangan yang lebih baik dari perkiraan dan panduan yang kuat. Kinerja keuangan Meta didorong pertumbuhan pendapatan iklan.

Di sisi lain, pembacaan produk domestik bruto (PDB) menunjukkan kenaikan 2,4 persen pada kuartal II, yang lebih baik dari kenaikan 2 persen yang diharapkan oleh ekonom yang disurvei Dow Jones.

Laporan PDB juga menilai tekanan harga mereda dengan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi naik 2,6 persen pada kuartal II. Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi tersebut lebih rendah dari kenaikan 3,2 persen yang diprediksi ekonom dan lebih tinggi dari kuartal sebelumnya 4,1 persen.

4 dari 4 halaman

Menanti Pertemuan The Fed pada September 2023

Pada pekan ini, indeks Dow Jones terus menguat bahkan saat the Federal Reserve (the Fed) menaikkan suku bunga ke level tertinggi dalam 22 tahun pada Rabu pekan ini.

Investor merespons kenaikan suku bunga dengan tenang seiring ketua the Fed Jerome Powell menuturkan, setelah keputusan bank sentral dapat menaikkan suku bunga lagi dan mempertahankannya stabil pada level ini tergantung pada data.

Bank sentral bertemu lagi pada September, dan pelaku pasar bertaruh data yang akan datang akan sebabkan the Fed mundur.

“Suku bunga tinggi membuat saya takut dan pasar awal tahun tampaknya tidak memiliki efek negatif sebanyak yang saya takutkan,” ujar Jeremy Siegel dari Wharton School.

Akan tetapi, momentum itu tampaknya sudah selesai pada perdagangan Kamis pekan ini. Saham Honeywell terpangkas lebih dari 5 persen setelah melawan tren hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan dengan pendapatan lebih ringan dari yang diinginkan wall street.

Adapun indeks Dow Jones mencatat kenaikan selama 13 kali berturut-turut dan terbaik sejak 1987. Pada perdagangan Kamis bisa jadi hari bersejarah seiring rekor yang tidak terlihat sejak 126 tahun lalu. Saat itu, Dow Jones hanya mencatatkan 12 saham dan berkembang menjadi 30 saham pada 1928.

Video Terkini