Sukses

Indosat Serap Capex Rp 4,3 Triliun pada Semester I 2023, untuk Apa Saja?

PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) siapkan belanja modal Rp 13 triliun pada 2023. Perseroan berharap kerek realiasi belanja modal pada semester II 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) telah merealisasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 4,3 triliun.

Secara kuartalan, Direktur PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk, Nicky Lee menjelaskan realisasi belanja modal pada kuartal II 2023 yakni sebesar Rp 1,8 triliun, lebih rendah 24 persen dibandingkan realisasi semester I 2023 sebesar Rp 2,4 triliun.

"Capex paruh pertama kami sebenarnya cukup rendah. Tapi ini sedikit lebih tinggi dari tahun lalu tetapi tingkat kinerjanya masih rendah, Rp 4,3 triliun. Kami berharap realisasi capex ini naik di semester II 2023," kata Lee dalam Media Update, Jumat (28/7/2023).

Secara keseluruhan, perseroan menyiapkan belanja modal Rp 13 triliun hingga akhir tahun. Dari realisasi Rp 4,3 triliun pada paruh pertama tahun ini, sekitar 90,9 persen belanja modal dialokasikan untuk bisnis selular guna mendukung permintaan layanan data.

Sisanya dialokasikan pada pengeluaran modal untuk MIDI, infrastruktur dan TI. Pada periode yang sama, Indosat mengantongi pendapatan sebesar Rp 24,67 triliun sepanjang semester I 2023. Pendapatan tersebut naik 9,53 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 22,52 triliun.

Pendapatan tersebut berasal dari selular Rp 21,17 triliun, MIDI (Multimedia, Komunikasi Data, Internet) sebesar Rp 3,02 triliun, dan telekomunikasi tetap sebesar Rp 467,81 miliar.

Dari raihan tersebut, perseroan mengukuhkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,90 triliun. Laba bersih itu turun 41,46 persen dibandingkan posisi Juni 2022 sebesar Rp 3,26 triliun. 

 

2 dari 4 halaman

Indosat Raup Laba Bersih Rp 1,9 Triliun hingga Semester I 2023

Sebelumnya, emiten telekomunikasi, PT Indosat Tbk (ISAT) telah mengumumkan laporan keuangan sepanjang semester I 2023. Perseroan berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan, akan tetapi laba bersih merosot.

Mengutip laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (28/7/2023), Indosat mengantongi pendapatan sebesar Rp 24,67 triliun sepanjang semester I 2023. Pendapatan tersebut naik 9,53 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 22,52 triliun.

Pendapatan tersebut berasal dari selular Rp 21,17 triliun, MIDI (Multimedia, Komunikasi Data, Internet) sebesar Rp 3,02 triliun, dan telekomunikasi tetap sebesar Rp 467,81 miliar.

Bersamaan dengan kenaikan pendapatan, perseroan mencatatkan peningkatan beban 21,17 persen menjadi Rp 19,90 triliun dari Rp 16,42 triliun pada Juni 2022.

Hingga semester I 2023, Indosat mencatatkan biaya keuangan sebesar Rp 2,43 triliun. Sedangkan, laba periode berjalan sebesar Rp 2,04 triliun atau turun 42,69 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 3,56 triliun.

Perseroan mengukuhkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,90 triliun. Laba bersih itu turun 41,46 persen dibandingkan posisi Juni 2022 sebesar Rp 3,26 triliun. 

Dari sisi aset perseroan sampai dengan Juni 2023 tercatat sebesar Rp 109,89 triliun, turun dari posisi akhir tahun lalu senilai Rp 113,65 triliun. 

Kemudian liabilitas jangka pendek sebesar Rp 32,58 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 46,24 triliun. Alhasil, total liabilitas hingga Juni 2023 mencapai Rp 78,82 triliun atau turun dari akhir tahun lalu Rp 82,28 triliun.

Sedangkan ekuitas hingga akhir Juni 2023 mencapai Rp 31,06 triliun. Angka tersebut turun dari akhir tahun lalu sebesar Rp 31,36 triliun.

Pada penutupan perdagangan saham sesi pertama, Jumat, 28 Juli 2023, saham ISAT melemah 0,57 persen ke posisi Rp 8.700 per saham. Saham ISAT dibuka naik 25 poin ke posisi Rp 8.775 per saham. Saham ISAT berada di level tertinggi Rp 8.875 dan terendah Rp 8.650. Total frekuensi perdagangan 1.053 kali. Total volume perdagangan 8.023 lot saham. Nilai transaksi Rp 7 miliar.

 

3 dari 4 halaman

Indosat Siap Tebar Dividen Rp 2,06 Triliun, Cek Jadwalnya

Sebelumnya, PT Indosat Tbk (ISAT) bakal membagikan dividen tunai untuk periode tahun buku 2022 Rp 2,06 triliun. Dividen tersebut setara dengan Rp 255,7 per saham.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, ditulis Kamis (18/5/2023), pembagian dividen tersebut sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 15 Mei 2023.

Sementara itu, hingga 31 Desember 2022, laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebanyak Rp 4,72 triliun, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya Rp 9,29 triliun serta total ekuitas senilai Rp 31,61 triliun.

Indosat Ooredoo Hutchison memutuskan untuk membagikan dividen tunai dari laba bersih tahun buku 2022 sebesar Rp 2,06 triliun atau 43,6 persen dari laba bersih. Dividen tersebut setara dengan Rp 255,7 per saham kepada para pemegang saham.

Pembagian dividen ini merupakan penggunaan sebagian laba bersih Indosat Ooredoo Hutchison untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2022 yang akan dibayarkan paling lambat pada 15 Juni 2023. Sisa laba bersih tahun buku 2022 sebesar Rp 2,66 triliun dialokasikan ke saldo laba ditahan.

Jadwal

  • Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 24 Mei 2023 
  • Ex dividen di pasar reguler dan negosiasi: 25 Mei 2023 
  • Cum dividen di pasar tunai: 26 Mei 2023
  • Ex dividen di pasar tunai: 29 Mei 2023
  • Recording date: 26 Mei 2023 Pembayaran dividen: 15 Juni 2023 
  •  
4 dari 4 halaman

Setelah Merger

President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha, mengatakan kesuksesan Indosat pada tahun pertama pasca merger merupakan hasil dari kerja keras karyawan, kolaborasi strategis dengan para mitra, kesetiaan para pelanggan, dan kepercayaan yang diberikan oleh para pemegang saham.

"Kami menyampaikan terima kasih atas dukungan yang tidak pernah berhenti agar Indosat dapat menghadirkan pengalaman telekomunikasi digital berkelas dunia, menghubungkan, dan memberdayakan masyarakat Indonesia," kata Vikram, Senin (15/5/2023).

RUPST juga menyetujui perubahan susunan direksi dan atau dewan komisaris perseroan dengan mengangkat Ritesh Kumar Singh dan Cheung Kwok Tung (Desmond Cheung) sebagai jajaran Direksi, serta mengganti Armand Hermawan dengan Ahmad Zulfiqar Said.

"Kami berkomitmen untuk terus menghadirkan pengalaman pelanggan yang mengesankan kepada seluruh pelanggan, meningkatkan nilai sinergi kepada seluruh pemegang saham, serta memberikan manfaat positif bagi bisnis, industri, serta masyarakat Indonesia," ujar dia.

Video Terkini