Sukses

Alasan Vale Lepas 13 Persen Saham Unit Bisnis Logam Dasar Termasuk di Indonesia

Vale menjual kepemilikan saham di unit bisnis logam dasar sebesar 13 persen kepada dua mitra strategis. Diharapkan transaksi penjualan saham itu selesai kuartal I 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Vale, perusahaan tambang Brasil menjual kepemilikan saham di Vale Base Metals Limited (VBM) atau unit logam bisnis dasarnya sebesar 13 persen senilai USD 3,4 miliar atau sekitar Rp 51,25 triliun (asumsi kurs 15.075 per dolar Amerika Serikat).

Vale menjual saham unit bisnis logam dasar kepada Manara Minerals, perusahaan patungan antara Ma’aden dan Saudi Arabia’s Public Investment Fund serta Engine No.1.

Dengan penjualan saham tersebut diharapkan bantu kerek kenaikan produksi unit bisnis logam dasar Vale. Dikutip dari laman Vale, ditulis Sabtu (29/7/2023), kemitraan strategis ini akan mempercepat program modal VBM yang diperkirakan sebesar USD 25-USD 30 miliar untuk dekade berikutnya.

Kemitraan strategis ini juga membantu mendorong potensi peningkatan produksi yang signifikan di Vale Base Metals Limiteddari 350 ribu metrik ton tembaga menjadi 900 ribu metrik ton (MT) untuk tembaga. Selain itu, sekitar 175 ribu MT per tahun menjadi lebih dari 300 ribu MT untuk nikel per tahun.

Program ini akan menghasilkan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi, peluang pengadaan dan pemasok, serta manfaat sosial ekonomi di mana VBM beroperasi. Unit bisnis logam dasar Vale ini memiliki tambang di Brasil, Kanada dan Indonesia.

Berkantor pusat di Toronto, Kanada, Vale Base Metals menjadi salah satu produsen logam nikel, tembaga, kobalt, dan platinum terbesar di dunia. Operasinya ada di Kanada, Inggris, Brazil, Jepang dan Indonesia.

Transaksi penjualan senilai USD 3,4 miliar itu dibayar tunai kepada VBM dan diharapkan selesai kuartal I 2024 dengan tunduk pada kondisi preseden termasuk persetujuan dan otoritas regulasi terkait.

 

2 dari 3 halaman

Penjualan Saham Unit Bisnis Logam Dasar kepada Dua Mitra Strategis

Dengan akuisisi saham VBM itu, Manara Minerals akan memiliki 10 persen saham VBM, sedangkan Engine No.1 akan memegang 3 persen saham.

“Kami melihat investasi strategis ini sebagai tonggak utama dalam perjalanan kami untuk mempercepat pertumbuhan yang meningkatkan dalam platform bisnis logam dasar yang menciptakan nilai jangka panjang signifikan bagi semua pemangku kepentingan kami,” ujar CEO Vale, Eduardo Bartolomeo dikutip dari laman Vale.

Ia menambahkan, dengan portofolio berkualitas tinggi, Vale diposisikan secara unik untuk memenuhi permintaan logam hijau yang terus meningkat yang penting untuk transisi energi global. Ini dilakukan sambil tetap berkomitmen pada praktik sosial dan lingkungan yang kuat serta pertambangan yang berkelanjutan.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Manara Minerals dan CEO Ma’aden, Robert Wilt menuturkan, investasi Manara Minerals ke Vale Base Metals menandai investasi besar pertamanya ke sektor pertambangan global.

“Investasi strategis ini menandakan kepercayaan kami pada bisnis mineral strategis Vale dan akan memfasilitas pertumbuhan portofolio aset kelas dunia VBM di semua negara tempat VBM beroperasi,” ujar dia.

3 dari 3 halaman

Produsen Nikel Terbesar

Sementara itu, Head of Private Capital Engine No.1, Erik Belz menuturkan, misi modal swastanya bermitra dengan perusahaan untuk menciptakan nilai dengan operasikan aset dengan cara yang bertanggung jawab dan berkelanjutan sambil kirimkan bahan-bahan penting. “Kami berharap dapat membangun platform penting ini dengan Vale Base Metals,” ujar dia.

Selama 18 bulan terakhir, Vale telah ambil serangkaian tindakan strategis untuk posisikan bisnis logam transisi energinya sebagai pilihan pemasok mineral penting.

Ini termasuk penciptaan VBM untuk mendorong efisiensi operasional dan memanfaatkan platform komoditas yang menghadapi ke masa depan yang berbeda, didukung oleh struktur tata kelola baru. Selain itu, dewan direksi khusus dengan keahliaan industri yang mendalam diketuai oleh Mark Cutifani.

VBM ditempatkan secara unik sebagai produsen nikel terintegrasi terbesar di Amerika Utara. Di antara bisnis tembaga terbesar secara global dengan skala, sumber daya dan modal untuk produksi mineral penting bagi megatrend dekarbonisasi dan elektrifikasi global.

Perusahaan telah mendapatkan kesepakatan untuk memasok karbon nikel rendah dan kemurnian tinggi ke produsen mobil besar. Selain itu, perseroan memiliki strategi fokus pada perluasan umur tambang dan pengembangan proyek pertumbuhan di seluruh portofolio.

Untuk nikel, ini termasuk proyek tambang kedua di Onca Puma, Brasil, proyek di Pomalaa dan Morowali di Indonesia, ekspansi tambang Teluk Voisey di Kanada.

VBM adalah 10 produsen tembaga teratas di Amerika dengan basis operasi yang terkonsentrasi di Brasil yang mencakup deposit tembaga terbesar di negara itu di Salobo dengan sisa usia 40 tahun lebih. Dilengkapi dengan rangkaian proyek pengembangan dan pertumbuhan yang kuat dari Alemao, Cristalino, dan Bacaba di Brasil hingga proyek Hu’u skala besar di Indonesia.