Liputan6.com, Jakarta - PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mencatat penurunan pendapatan tetapi laba bersih meningkat selama semester I 2023. Hal tersebut juga dipengaruhi penurunan produksi gas.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (30/7/2023), PT Energi Mega Persada Tbk meraup penjualan bersih USD 191,47 juta hingga semester I 2023. Penjualan Energi Mega Perdana turun 16,81 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 230,18 juta.
Baca Juga
Beban pokok penjualan tercatat USD 123,69 juta hingga semester I 2023.Beban pokok penjualan susut 5,4 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 130,76 juta.
Advertisement
Dengan demikian, laba bruto susut 31,8 persen menjadi USD 67,77 juta hingga semester I 2023. Pada periode sama tahun sebelumnya USD 99,42 juta. Beban usaha naik 16,5 persen menjadi USD 9,77 juta hingga semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 8,39 juta.
Perseroan mencatat laba usaha turun 38,4 persen menjadi USD 58 juta hingga semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 91,03 juta.
Dengan melihat kondisi itu, PT Energi Mega Persada Tbk membukukan laba bersih USD 26,23 juta selama enam bulan pertama 2023.Laba naik tipis 1,5 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 25,82 juta.
Perseroan laba bersih per saham dasar/dilusi tercatat USD 0,0011 pada semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 0,0010.
PT Energi Mega Persada Tbk mencatat ekuitas USD 540,75 juta hingga 30 Juni 2023 dari Desember 2022 sebesar USD 514,92 juta.
Total liabilitas tercatat USD 672,23 juta hingga 30 Juni 2023 dari Desember 2022 sebesar USD 679,40 juta. Aset perseroan tercatat USD 1,21 miliar hingga 30 Juni 2023 dari Desember 2022 sebesar USD 1,19 miliar. Perseroan kantongi kas dan setara kas USD 51,07 juta hingga 30 Juni 2023 dari Desember 2022 USD 46,28 juta.
Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 28 Juli 2023, saham ENRG turun 1,7 persen ke posisi Rp 226 per saham. Saham ENRG dibuka naik dua poin ke posisi Rp 232 per saham. Saham ENRG berada di level tertinggi Rp 232 dan terendah Rp 222 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.572 kali dengan volume perdagangan 752.163 lot saham. Nilai transaksi Rp 17,1 miliar.
Kinerja Produksi
Dalam keterangan tertulis, PT Energi Mega Persada Tbk mencatat produksi minyak naik 20 persen dari 4.789 barel per hari pada semester I 2022 menjadi 5.762 barel per hari pada semester I 2023.
Namun demikian, produksi gas Energi Mega Persada turun 21 persen dari 207 juta kaki kubik per hari pada semester I 2022 menjadi 162 juta kaki kubik per hari pada semester I 2023.
Penurunan produksi gas itu karena dua faktor. Pertama, salah satu pelanggan perusahaan menurunkan pembelian gas dari blok Kangean yang dioperasikan oleh Energi Mega Persada di Jawa Timur.
Saat ini, Energi Mega Persada melihat kemungkinan untuk menjual produk gasnya ke beberapa pembeli baru di Jawa Timur. Kedua, Blok Sengkang yang dimiliki oleh Energi Mega Persada di Sulawesi Selatan menghentikan produksi gas untuk sementara waktu karena oleh perpanjangan kontrak jual beli gas. Produksi gas dari Blok Sengkang itu telah dimulai kembali pada Maret 2023.
Harga juga gas dari portolio Energi Mega Persada sedikit meningkat dari USD 6,13 pada semester I 2022 ke USD 6,21 pada semester I 2023.
Namun demikian, harga jual minyak perusahana turun 30 persen dari USD 109 pada semester I 2022 menjadi USD 77 pada semester I 2023. Penurunan harga minyak dunia ini juga dialami oleh seluruh produsen minyak secara global. Harga minyak dunia sudah naik secara berkala.
Kondisi-kondisi tersebut menurut perseroan berdampak terhadap kinerja keuangan Energi Mega Persada pada semester I 2023.
Advertisement
Energi Mega Persada Bakal Investasi USD 36 Juta untuk Kembangkan Aset KKS Bireun Sigli
Sebelumnya, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) atau EMP menyampaikan anak usahanya PT Aceh Energy telah menandangani kontrak kerja sama untuk operasikan aset KKS Bireun Sigli di Aceh.
PT Energi Mega Persada Tbk melalui anak usahanya memiliki saham Aceh Energy sebesar 64 persen. Aset KKS Bireun Sigli merupakan aset minyak dan gas yang meliputi area seluas 4.845 km2 dan terletak sekitar 70 km dari proyek LNG di Arun. Aset KKS Bireun Sigli tersebut memakai skema cost recovery dengan durasi kontrak selama 30 tahun.
“Berdasarkan kontrak yang ada, kami siap untuk menginvestasikan sekitar USD 36 juta untuk mengembangkan aset KKS Bireun Sigli tersebut dalam 3 tahun ke depan,” ujar Direktur dan CFO Energi Mega Persada Edoardus Ardianto dalam keterangan resmi, Rabu (26/7/2023).
Sementara itu, Direktur Utama dan CEO Energi Mega Persada, Syailendra S.Bakrie menuturkan, KKS Aset Bireun Sigli saat ini memiliki estimasi sumber daya sebesar 2,1 trilyun kaki kubik gas dan 359 juta barel minyak.
“Kami berharap untuk dapat segera memproduksikan sumber daya tersebut secara komersial. Masuknya aset KKS Bireun Sigli ke dalam portofolio Perusahaan adalah konsisten dengan strategi kami untuk mengembangkan bisnis EMP baik secara organik maupun melalui akusisi atas aset baru,” ujar dia.
Pada penutupan perdagangan saham Selasa, 25 Juli 2023, saham ENRG bertambah 2,61 persen ke posisi Rp 236 per saham. Saham ENRG berada di level tertinggi Rp 240 dan terendah Rp 230 per saham. Dengan demikian, kapitalisasi pasar saham ENRG tercatat Rp 5,86 triliun.
Energi Mega Persada Akuisisi Saham Sulawesi Regas Satu
Sebelumnya, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) melalui anak usahanya PT EMP Daya Nusantara (EDN) dan PT EMP Tunas Persada (ETP) telah menandatangani akta jual beli saham untuk akuisisi 100 persen kepemilikan di PT Sulawesi Regas Satu (SRGS) pada 27 Juni 2023.
Saat ini, SRGS memiliki kontrak untuk menyewakan FSRU dan fasilitas pendukungnya kepada PT PLN Gas dan Geothermal (PLNGG). FSRU adalah fasilitas terapung untuk menyimpan gas alam cair (LNG) dan meregasifikasi LNG tersebut menjadi gas alam. Gas alam itu dipasok ke pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) Maleo di Gorontalo dengan kapasitas 4x25 MW. FSRU itu memiliki kapasitas untuk hasilkan hingga 24 juta kaki kubik gas per hari.
Direktur dan CFO PT Energi Mega Persada Tbk, Edoardus Ardianto menuturkan, kontrak sewa FSRU ini berjangka waktu cukup panjang hingga 2035.
“Kami berharap akuisisi atas SRGS ini dapat memberikan kontribusi berupa pendapatan tetap anak usaha EMP dalam 12 tahun ke depan,” ujar dia dikutip dari keterangan resmi, Selasa (4/7/2023).
Ia menambahkan, pihaknya mengapresiasi dapat mendukung bisnis PLN dalam memasok listrik untuk kebutuhan industri dan masyarakat di Gorontalo dan sekitarnya.
Direktur Utama EMP Syailendra S.Bakrie mengatakan, akuisisi atas SRGS ini sejalan dengan strategi perseroan untuk memperluas bisnis di industri migas.
“Kami juga terus berkomitmen mengembangkan bisnis kami di sektor hulu migas seraya mendiversifikasikan portofolio aset-aset kami serta mengoptimalkan pengendalian risiko dan keuntungan perusahaan,” kata dia.
Advertisement