Sukses

Bursa Saham Asia Melejit Jelang Rilis Data Survei Aktivitas Bisnis China

China akan merilis data ekonomi pada perdagangan Senin, 31 Juli 2023. Hal itu menjadi sentimen pada bursa saham Asia Pasifik.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan saham Senin (31/7/2023). Bursa saham Asia Pasifik melesat jelang data aktivitas bisnis dan laporan inflasi di kawasan Asia Pasifik.

Dikutip dari CNBC, China akan merilis indeks manajer pembelian pada Juli untuk sektor manufaktur dan non-manufaktur. Harapan dari ekonom yang disurvei oleh Reuters adalah PMI untuk sektor manufaktur akan mencapai 49,2 yang berarti sektor tersebut akan tetap berada di wilayah kontraksi selama empat bulan berturut-turut.

Indeks Hang Seng future berada di posisi 20.160. Indeks saham Hong Kong itu lebih kuat dibandingkan dengan penutupan indeks Hang Seng di kisaran 19.916,56. Ini akan menjadi pertama kalinya indeks Hang Seng menembus posisi 20.000 lebih dari sebulan.

Indeks Nikkei Jepang menguat 1,1 persen, sedangkan indeks Topix bertambah lebih dari 1,27 persen. Indeks Kospi Korea Selatan menanjak 0,65 persen dan indeks Kosdaq naik 1,21 persen.

Indeks ASX 200 juga menguat 0,22 persen seiring investor bersiap untuk keputusan suku bunga Reserve Bank of Australia pada Selasa pekan ini. Ekonom yang disurvei Reuters prediksi kenaikan suku bunga 25 basis poin menjadi 4,35 persen.

Di wall street pada Jumat 28 Juli 2023, tiga indeks saham acuan menguat di tengah data harga konsumsi personal pada Juni melandai. Selain itu, PCE inti naik 0,2 persen month over month, sedangkan dibandingkan tahun lalu core PCE naik 4,1 persen dari sebelumnya 4,2 persen.

Indeks Dow Jones naik 0,5 persen, indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq bertambah 1,9 persen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bursa Saham Asia Pasifik pada 28 Juli 2023

Sementara itu, indeks Nikkei 225 Jepang susut 2,4 persen pada perdagangan Jumat pekan ini setelah Bank of Japan menyesuaikan pendiriannya pada kebijakan pengendalian kurva imbal hasil. Indeks Nikkei melemah 0,4 persen ke posisi 32.759,23. Sedangkan indeks Topix susut 0,2 persen ke posisi 2.290,61.

Bank of Japan (BOJ) juga mempertahankan suku bunga acuan di -0,1 persen, sejalan dengan harapan dari ekonom yang disurvei oleh Reuters.

Bank sentral Jepang mengatakan akan terus membiarkan imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun fluktuasi dalam kisaran plus dan minus 0,5 persen. Namun, BOJ akan melakukan kontrol kurva hasil dengan fleksibilitas yang lebih besar, mengenai batas atas dan batas bawah kisaran sebagai referensi. “Bukan sebagai batas kaku, dalam operasi pasarnya,”

Di Australia, indeks ASX 200 turun 0,7 persen ke posisi 7.403,6 seiring penjualan ritel Australia merosot 0,8 persen pada Juni, lebih rendah dari yang diprediksi poling Reuters.

Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,17 persen ke posisi 2.608,32. Indeks Kosdaq bertambah 3,39 persen ke posisi 913,74.

Indeks Hang Seng Hong Kong menguat 1,43 persen. Sedangkan indeks Shanghai naik 1,84 persen ke level tertinggi sejak Mei 2022. Indeks Shenzhen menanjak 1,62 persen ke posisi 11.100,4.

 

3 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street pada 28 Juli 2023

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melonjak pada penutupan perdagangan Jumat, 28 Juli 2023. Kenaikan indeks acuan itu membawa indeks Dow Jones dan S&P 500 menutup kinerja mingguan dengan kenaikan tiga minggu berturut-turut.

Hal tersebut didukung langkah the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS yang mencapai level terendah dalam hampir dua tahun.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (29/7/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melambung 176,57 poin atau 0,50 persen ke posisi 35.459,29. Indeks S&P 500 naik 0,99 persen ke posisi 4.582,23. Indeks Nasdaq menanjak 1,9 persen ke posisi 14.316,66.

Tiga indeks acuan mencatat kenaikan mingguan dengan indeks Dow Jones melambung 0,66 persen. Pada perdagangan Kamis, 27 Juli 2023, indeks Dow Jones mencatat kenaikan beruntun dalam 13 hari. Reli tersebut terpanjang yang belum terlihat sejak 1987. Indeks S&P 500 naik 1,01 persen dan indeks Nasdaq melesat 2,02 persen.

Pekan ini, investor menyambut baik data yang menunjukkan inflasi mereda dan laporan laba yang lebih kuat dari perkiraan mendukung kemungkinan Amerika Serikat (AS) dapat hindari resesi.

Pada Jumat pekan ini, data Juni untuk indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi terus menunjukkan penurunan inflasi. Indeks tersebut menunjukkan personal consumption expenditure (PCE) inti naik 0,2 persen dari bulan ke bulan, sejalan dengan kenaikan 0,2 persen yang diperkirakan oleh ekonom yang disurvei Dow Jones.

 PCE inti naik 4,1 persen dari periode tahun lalu, lebih rendah dari yang diantisipasi 4,2 persen. Adapun PCE merupakan ukuran inflasi AS yang paling diawasi ketat oleh the Fed.

 

4 dari 4 halaman

Gerak Saham di Wall Street

Indeks ini mengukur perubahan harga barang dan jasa yang dibeli konsumen untuk konsumsi, tidak termasuk makanan dan energi, demikian dikutip dari berbagai sumber.

Data tersebut menjadi perhatian khusus setelah bank sentral menaikkan suku bunga awal pekan ini dalam langkah yang diharapkan luas. The Fed menargetkan inflasi 2 persen per tahun.

“Setelah PDB yang lebih kuat dari perkirana, dna musim laba yang lebih baik dari perkiraan, ini bisa menjadi katalis untuk mengirim ke pasar ke level tertinggi baru,” ujar Presiden Bolvin Wealth Management Group, Gina Bolvin.

Musim rilis laba berlanjut dengan saham Procter and Gamble naik hampir 3 persen. Saham Intel melambung 6,6 persen karena investor apresiasi pengembalian profitabilitas. Sedangkan saham Roku melambung 31 persen setelah mengalahkan harapan wall street baik pendapatan dan laba.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.