Sukses

Komitmen Bank Mandiri Genjot Ekonomi Hijau Lewat Perdagangan Karbon

Bank Mandiri aktif berkoordinasi dan diskusi dengan regulator terkait upaya mendukung perdagangan karbon yang sedang disiapkan OJK dan Kementerian LHK.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) berkomitmen mendukung ekonomi hijau, termasuk berperan aktif dalam perdagangan karbon.

Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Alexandra Askandar menjelaskan, dalam rangka mendukung upaya perdagangan karbon yang sedang dipersiapkan oleh OJK dan KLHK, Bank Mandiri aktif berkoordinasi dan berdiskusi dengan regulator, dan termasuk salah satu narasumber yang siap untuk berperan aktif di dalam pasar karbon yang direncanakan akan dibuka pada September 2023.

"Dalam hal ini Bank Mandiri juga tentunya telah melakukan persiapan dalam hal capability development di internal dan ikut membentuk awareness pasar karbon Indonesia dengan mengedepankan tema ini dalam berbagai diskusi yang dilakukan bersama stakeholder," terang Alexandra dalam konferensi pers kinerja Bank Mandiri, Senin (31/7/2023).

Sebagai contoh dalam Mandiri ESG Festival yang dilaksanakan di tanggal 12 Juli yang lalu, Bank Mandiri mengedepankan tema workshop karbon talk navigating the climate crisis.

Selain itu aksi nyata lainnya dilakukan melalui inisiatif Bank Mandiri dalam melakukan tracking emisi karbon operasional, green operasional melalui digitalisasi bisnis proses, instalasi solar panel, penggunaan kendaraan listrik, green building, efisiensi konsumsi listrik, hingga carbon insenting program yang meliputi restorasi lahan dan hutan. Dari sisi pembiayaan, sampai dengan Juni 2023 Bank Mandiri telah menyalurkan portofolio berkelanjutan sebesar Rp 242 triliun atau setara dengan 24,6% dari total kredit secara bank only.

"Pembiayaan hijau atau green financing ini telah diarahkan untuk fokus ke sektor berkelanjutan, seperti sektor perkebunan yang telah tersertifikasi ISPO atau RSPO, energi baru dan terbarukan seperti pembangkit listrik bertenaga hydro, geothermal, transportasi, hingga ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir,” ujar Alexandra.

 

2 dari 4 halaman

Rilis Digital Tracking Carbon

Sejalan dengan itu, Bank Mandiri konsisten mendukung transisi menuju Indonesia Net Zero Emission (NZE) 2060 yang menjadi komitmen masyarakat global termasuk Indonesia.

Untuk, itu, Bank Mandiri baru saja merilis Digital Carbon Tracking yang memungkinkan seluruh stakeholder melihat secara real-time jumlah karbon yang dihasilkan dan emisi yang berhasil dikurangi perseroan secara operasional. Pada event ESG Festival 12 Juli 2023, Bank Mandiri menyampaikan komitmennya untuk mencapai net zero emission on operation di tahun 2030 dan dalam pembiayaan pada  2060.

Dengan begitu, Bank Mandiri akan secara bertahap menurunkan eksposure untuk sektor tak ramah lingkungan, namun tetap memperhatikan program prioritas pemerintah.

"Secara bertahap kami akan menurunkan exposure ke pembiayaan di sektor yang non ramah lingkungan. Namun tentunya hal ini harus juga memiliki peran Bank Mandiri sebagai salah satu BUMN di Indonesia yang memiliki tanggung jawab mensupport program prioritas pemerintah dalam hal ini terkait penyediaan listrik sesuai dengan timeline pemerintah atau PLN, yang mana tercantum di dalam rencana usaha penyediaan tenaga listrik atau RUPTL," ujar Alexandra.

 

 

3 dari 4 halaman

Laba Bank Mandiri Tumbuh 24,9 Persen Jadi Rp 25,2 Triliun pada Semester I 2023

Sebelumnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) berhasil membukukan kinerja positif pada paruh pertama tahun ini. Pada periode tersebut, perseroan berhasil membukukan laba bersih Bank Mandiri secara konsolidasi melesat 24,9 persen yoy menjadi Rp 25,2 triliun hingga Juni 2023.

Sedangkan, secara bank only, laba yang diperoleh Bank Mandiri tercatat mencapai Rp 23 triliun, naik 24,08 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 18,53 triliun. Dari sisi profitabilitas, Return on Equity (ROE) Tier-1 bank only telah menyentuh 25,8 persen atau naik 275 basis poin (bps) secara YoY. Sementara posisi net interest margin (NIM) bank only terjaga solid di level 5,30 persen.

"Pertumbuhan laba tersebut merupakan hasil dari strategi baru Bank Mandiri yang berfokus pada ekosistem baik dari sisi pembiayaan maupun pendanaan," terang Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi dalam konferensi pers, Senin (31/7/2023).

Bank Mandiri secara konsolidasi berhasil menyalurkan kredit secara konsolidasi tumbuh 11,8 persen year on year (yoy) mencapai Rp 1.272,07 triliun. Pertumbuhan kredit ini jauh di atas pertumbuhan industri perbankan pada Juni 2023 sebesar 7,8 persen YoY. Darmawan Junaidi menilai, peningkatan kredit Bank Mandiri tentunya tidak terlepas dari fundamental ekonomi Indonesia yang semakin solid.

"Dalam mendorong penyaluran kredit, kami tetap fokus pada sektor yang prospektif dan merupakan bisnis turunan dari ekosistem segmen wholesale di setiap wilayah. Pencapaian kinerja Bank Mandiri yang solid juga selaras dengan kondisi ekonomi Indonesia yang masih bertumbuh di tengah ketidakpastian global,” ujar dia.

Fungsi intermediasi yang impresif tersebut merata di seluruh segmen. Terutama dari penyaluran kredit komersial yang meningkat 18,9 persen yoy menjadi Rp 215,7 triliun, kredit SME (small medium enterprise) meningkat 11,7 persen yoy menjadi Rp 72,3 triliun dan kredit segmen konsumer meningkat sebesar 11,3 persen yoy menjadi Rp 106 triliun.

4 dari 4 halaman

DPK Bank Mandiri

Total dana pihak ketiga (DPK) secara konsolidasi Bank Mandiri tumbuh positif 8,47 persen YoY dari Rp 1.318,42 triliun di kuartal II 2022 menjadi Rp 1.430,13 triliun di akhir kuartal II 2023 yang ditopang oleh dana murah atau current account and saving account (CASA).

Tabungan secara konsolidasi tumbuh 5,80 persen yoy menjadi Rp 552,4 triliun dan giro secara konsolidasi melesat 21,2 persen yoy menjadi Rp 497,6 triliun.

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Bank Mandiri konsisten menjaga kualitas aset. Hal ini tercermin dari posisi non performing loan (NPL) bank only yang melandai ke level 1,53 persen per Juni 2023. Posisi tersebut jauh lebih baik jika dibandingkan periode Juni 2022 di level 2,47 persen atau telah turun sebesar 94 basis poin (bps). Dalam menjaga kualitas aset, Bank Mandiri juga telah membentuk pencadangan yang memadai.

"Sampai dengan kuartal II 2023 kami telah menyiapkan pencadangan yang cukup, dengan NPL Coverage ratio bank only mencapai 342,2 persen, meningkat dari posisi kuartal II tahun sebelumnya yang sebesar 274,5 persen,” tutur Darmawan.

Kinerja SahamMelalui konsistensi pengembangan bisnis dan transformasi digital, saham Bank Mandiri (BMRI) pun berhasil menorehkan penguatan harga mencapai level tertinggi baru sepanjang masa atau all-time high menjadi Rp 5.700 per lembar saham pada perdagangan Kamis 27 Juli lalu. Bahkan, sejak stock split dengan rasio 1:2 pada 4 April 2023, saham BMRI tercatat telah naik sekitar 8,2 persen sampai dengan perdagangan Kamis pekan lalu.