Sukses

Bank Mandiri Segera Rampungkan Skema Restrukturisasi Debitur Waskita dan WIKA

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menyatakan sedang formulasikan skema restrukturisasi yang terbaik.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) akan segera merampungkan skema restrukturisasi untuk debitur BUMN konstruksi, yakni PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).

Sehubungan dengan itu, Bank Mandiri juga sudah menyiapkan ongkos kredit (cost of credit/CoC) sebagai upaya mitigasi risiko ke depannya.

"Kita sudah meningkatkan coverage untuk debitur Waskita Karya dan Wijaya Karya. Akan tetapi sampai dengan akhir tahun, kami terus memproyeksikan cost of credit secara konsolidasi akan stabil di rentang 1,1 persen sampai dengan 1,3 persen," ungkap Direktur Bank Mandiri, Ahmad Siddik Badruddin dalam konferensi pers kinerja Bank Mandiri, Senin (31/7/2023).

Saat ini, Bank Mandiri berpartisipasi bersama lender lain dalam proses penyusunan master restructure agreement dalam rangka restrukturisasi debitur konstruksi BUMN. Bank Mandiri bersama beberapa kreditur dan vendor terkait melakukan formulasi skema restrukturisasi yang yang optimal.

"Kami sedang formulasikan skema restrukturisasi yang yang terbaik yang optimal dan bisa mengejar semua consent dari semua stakeholders di kedua debitur tersebut. Mungkin dalam beberapa minggu ke depan kita akan finalisasi master restructure agreement tersebut," imbuh Ahmad.

Selain melakukan mitigasi untuk BUM karya, Bank Mandiri juga melakukan mitigasi untuk kredit bank secara umum. Bersamaan dengan itu, Bank Mandiri optimistis perbaikan kualitas kredit akan berlanjut secara bertahap pada paruh kedua 2023.

 

2 dari 5 halaman

Mitigasi Kredit

"Perbaikan dalam kualitas kredit tersebut seiring dengan lebih baiknya lagi kualitas dari kredit-kredit baru yang kita booking ke dalam Bank Mandiri, dan juga sering dengan kondisi makro ekonomi yang terus kondusif," ujar Ahmad.

Namun sebagai catatan, Bank juga waspada terhadap potensi peningkatan risiko baik dari dalam maupun luar negeri. Seperti tensi geopolitik yang masih memanas. Kemudian juga potensi penurunan harga komoditas. Potensi kenaikan suku bunga acuan hingga potensi penurunan permintaan global untuk beberapa produk ekspor dari Indonesia.

"Atas potensi-potensi peningkatan risiko tersebut kami sudah mempersiapkan berbagai mitigating action ataupun aksi-aksi yang kita lakukan termasuk salah satunya juga untuk mengevaluasi kembali apakah pencadangan pada debit-debit terbesar perlu ditingkatkan," pungkas Ahmad.

3 dari 5 halaman

Kinerja Semester I 2023

Sebelumnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) berhasil membukukan kinerja positif pada paruh pertama tahun ini. Pada periode tersebut, perseroan berhasil membukukan laba bersih Bank Mandiri secara konsolidasi melesat 24,9 persen yoy menjadi Rp 25,2 triliun hingga Juni 2023.

Sedangkan, secara bank only, laba yang diperoleh BMRI tercatat mencapai Rp 23 triliun, naik 24,08 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 18,53 triliun. Dari sisi profitabilitas, Return on Equity (ROE) Tier-1 bank only telah menyentuh 25,8 persen atau naik 275 basis poin (bps) secara YoY. Sementara posisi net interest margin (NIM) bank only terjaga solid di level 5,30 persen.

"Pertumbuhan laba tersebut merupakan hasil dari strategi baru Bank Mandiri yang berfokus pada ekosistem baik dari sisi pembiayaan maupun pendanaan," terang Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi dalam konferensi pers, Senin (31/7/2023).

Bank Mandiri secara konsolidasi berhasil menyalurkan kredit secara konsolidasi tumbuh 11,8 persen year on year (yoy) mencapai Rp 1.272,07 triliun. Pertumbuhan kredit ini jauh di atas pertumbuhan industri perbankan pada Juni 2023 sebesar 7,8 persen YoY. Darmawan Junaidi menilai, peningkatan kredit Bank Mandiri tentunya tidak terlepas dari fundamental ekonomi Indonesia yang semakin solid.

“Dalam mendorong penyaluran kredit, kami tetap fokus pada sektor yang prospektif dan merupakan bisnis turunan dari ekosistem segmen wholesale di setiap wilayah. Pencapaian kinerja Bank Mandiri yang solid juga selaras dengan kondisi ekonomi Indonesia yang masih bertumbuh di tengah ketidakpastian global,” ujar dia.

Fungsi intermediasi yang impresif tersebut merata di seluruh segmen. Terutama dari penyaluran kredit komersial yang meningkat 18,9 persen yoy menjadi Rp 215,7 triliun, kredit SME (small medium enterprise) meningkat 11,7 persen yoy menjadi Rp 72,3 triliun dan kredit segmen konsumer meningkat sebesar 11,3 persen yoy menjadi Rp 106 triliun.

 

4 dari 5 halaman

DPK Bank Mandiri

Total dana pihak ketiga (DPK) secara konsolidasi Bank Mandiri tumbuh positif 8,47 persen YoY dari Rp 1.318,42 triliun di kuartal II 2022 menjadi Rp 1.430,13 triliun di akhir kuartal II 2023 yang ditopang oleh dana murah atau current account and saving account (CASA). Tabungan secara konsolidasi tumbuh 5,80 persen yoy menjadi Rp 552,4 triliun dan giro secara konsolidasi melesat 21,2 persen yoy menjadi Rp 497,6 triliun.

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Bank Mandiri konsisten menjaga kualitas aset. Hal ini tercermin dari posisi non performing loan (NPL) bank only yang melandai ke level 1,53 persen per Juni 2023. Posisi tersebut jauh lebih baik jika dibandingkan periode Juni 2022 di level 2,47 persen atau telah turun sebesar 94 basis poin (bps).

Dalam menjaga kualitas aset, Bank Mandiri juga telah membentuk pencadangan yang memadai.

“Sampai dengan kuartal II 2023 kami telah menyiapkan pencadangan yang cukup, dengan NPL Coverage ratio bank only mencapai 342,2 persen, meningkat dari posisi kuartal II tahun sebelumnya yang sebesar 274,5 persen,” tutur Darmawan.

 

5 dari 5 halaman

Kinerja Saham

Melalui konsistensi pengembangan bisnis dan transformasi digital, saham Bank Mandiri (BMRI) pun berhasil menorehkan penguatan harga mencapai level tertinggi baru sepanjang masa atau all-time high menjadi Rp 5.700 per lembar saham pada perdagangan Kamis 27 Juli lalu. Bahkan, sejak stock split dengan rasio 1:2 pada 4 April 2023, saham BMRI tercatat telah naik sekitar 8,2 persen sampai dengan perdagangan Kamis pekan lalu.