Sukses

Gudang Garam Catat Laba Melonjak 243 Persen Jadi Rp 3,2 Triliun pada Semester I 2023

PT Gudang Garam Tbk (GGRM) catat pendapatan turun 9,4 persen dan laba melonjak 243,9 persen pada semester I 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT Gudang Garam Tbk (GGRM) mencatat kinerja beragam sepanjang semester I 2023. Gudang Garam mencatat pendapatan turun, tetapi laba melesat.

PT Gudang Garam Tbk meraih pendapatan Rp 55,85 triliun hingga semester I 2023. Pendapatan tersebut turun 9,4 persen dari periode semester I 2022 sebesar Rp 61,67 triliun. Demikian mengutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (1/8/2023).

Sementara itu, biaya pokok penjualan turun 15,2 persen menjadi Rp 47,9 triliun hingga semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 56,53 triliun. Dengan demikian, laba bruto melesat 54,46 persen menjadi Rp 7,93 triliun hingga semester I 2023. Pada periode sama tahun sebelumnya Rp 5,13 triliun.

Perseroan mencatat kenaikan pendapatan lainnya menjadi Rp 167,19 miliar hingga enam bulan pertama 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 134,66 miliar. Beban usaha turun menjadi Rp 3,57 triliun hingga semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,88 triliun. Beban lainnya naik menjadi Rp 2,1 miliar hingga semester I 2023. Sedangkan laba kurs turun menjadi Rp 4,06 miliar hingga semester I 2023.

Melihat kondisi itu, laba usaha perseroan naik 224,71 persen menjadi Rp 4,53 triliun hingga semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,39 triliun. Perseroan meraih laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melambung 243,9 persen menjadi Rp 3,2 triliun pada semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 956,14 miliar.

Dengan kondisi itu, PT Gudang Garam Tbk membukukan laba per saham dasar dan dilusi naik menjadi Rp 1.709 pada semester I 2023 dari semester I 2022 sebesar Rp 497.

2 dari 3 halaman

Aset Perseroan

Perseroan mencatat total ekuitas Rp 58,83 triliun hingga 30 Juni 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 57,8 triliun. Total liabilitas turun menjadi Rp 26,02 triliun pada 30 Juni 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 30,7 triliun.

Aset perseroan susut menjadi Rp 84,85 triliun hingga semester I 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 88,56 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 4,69 triliun hingga 30 Juni 2023.

Pada penutupan perdagangan saham Senin, 31 Juli 2023, saham GGRM turun 0,6 persen ke posisi 27.925. Saham GGRM sentuh level tertinggi 28.925 dan terendah 27.925. Total frekuensi perdagangan 5.468 kali dengan volume perdagangan 58.004 lot saham. Nilai transaksi Rp 164,8 miliar.

3 dari 3 halaman

Kinerja 2022

Sebelumnya, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) telah merilis kinerja tahun buku 2022 yang berakhir pada 31 Desember 2022. Pada periode tersebut, Gudang Garam membukukan pendapatan sebesar Rp 124,68 triliun. Pendapatan ini turun 0,16 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 124,88 triliun.

Melansir laporan keuangan perseroan dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (5/4/2023), biaya pokok penjualan pada 2022 naik menjadi Rp 113,59 triliun. Pada tahun sebelumnya, biaya pokok penjualan tercatat sebesar Rp 110,61 triliun. Alhasil, laba bruto perseroan pada 2022 tergerus 22,26 persen menjadi Rp 11,1 triliun dari Rp 14,27 triliun pada 2021.

Pada periode ini, perseroan mencatatkan pendapatan lainnya sebesar Rp 151,74 miliar, beban usaha RP 7,32 triliun, beban lainnya Rp 4,27 miliar, dan rugi kurs bersih Rp 9,17 miliar. Dari rincian ini, diperoleh laba usaha sebesar Rp 3,91 triliun, turun separuh atau 46,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 7,36 triliun.

Setelah dikurangi beban bunga dan pajak penghasilan, perseroan membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 2,78 triliun. Laba ini turun 50,41 persen dibandingkan periode yang sama pada 2021 sebesar Rp 5,61 triliun. Sehingga laba per saham dasar ikut susut menjadi Rp 1.445 dari sebelumnya Rp 2.913.

Aset perseroan sampai dengan akhir Desember 2022 turun menjadi Rp 88,56 triliun dari Rp 89,96 triliun pada Desember 2021. Liabilitas naik menjadi Rp 30,71 triliun dari sebelumnya Rp 30,68 triliun. Sementara ekuitas hingga akhir Desember 2022 turun menjadi Rp 57,86 triliun dari Rp 59,29 triliun pada Desember 2021.

Â