Liputan6.com, Jakarta PT Indika Energy Tbk (INDY) membukukan pendapatan USD 1,67 miliar atau sekitar Rp 25,28 triliun (kurs Rp 15.110,25 per USD). Raihan itu susut 13,71 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 1,94 miliar.
Melansir laporan keuangan Indika Energy dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (1/8/2023), pendapatan perusahaan turun, beban pokok kontrak dan penjualan pada semester I 2023 justru naik menjadi USD 1,32 miliar dari USD 1,27 miliar pada semester I 2022.
Alhasil, perseroan memperoleh laba kotor USD 349,94 juta atau turun 47,68 persen dibandingkan semester I 2022 yang tercatat sebesar USD 668,87 juta.
Advertisement
Pada periode ini, perseroan membukukan bagian laba bersih entitas asosiasi sebesar USD 15,25 juta, amortisasi aset tidak berwujud USD 34,91 juta, serta beban penjualan, umum dan administrasi USD 119,17 juta.
Bersamaan dengan itu, perseroan mencatatkan pendapatan investasi senilai USD 11,17 juta, beban keuangan USD 40,93 juta, beban pajak final USD 3,96 juta, dan pendapatan lain-lain USD 885.269.
Setelah dikurangi beban pajak dan PNBP bagian pemerintah pusat dan daerah, perseroan membukukan laba bersih periode berjalan sebesar USD 108,86 juta pada semester I 2023. Laba ini turun 52,37 persen dibandingkan perolehan pada semester I tahun lalu sebesar USD 228,54 juta.
Dari raihan itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk ikut susut 55,24 persen. Yakni menjadi USD 89,81 juta atau sekitar Rp 1,36 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar USD 200,65 juta. Sehingga laba per saham pada paruh pertama tahun ini menjadi USD 0,0172 dari sebelumnya USD 0,0385.
Aset perseroan sampai dengan 30 Juni 2023 susut menjadi USD 3,06 miliar dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar USD 3,59 miliar.
Kemudian Liabilitas juga turun menjadi USD 1,72 miliar dari USD 2,25 miliar pada Desember 2022. Bersamaan dengan itu, ekuitas perseroan sampai dengan 30 Juni 2023 naik tipis menjadi USD 1,35 miliar dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar USD 1,34 triliun.
Bikin Dua Entitas Usaha Baru
PT Indika Energy Tbk (INDY) rupanya tak main-main garap pasar kendaraan listrik dalam negeri. Teranyar, perusahaan mengumumkan pembentukan dua anak usaha sekaligus yang bergerak pada bisnis kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).
Pada 7 Juni 2023, anak-anak usaha Indika Energy, yaitu PT Kalista Nusa Armada (KNA) dan PT Solusi Mobilitas Indonesia (SMI), telah mendirikan dua perusahaan yang bernama PT Kalista Rotom Orbita (KRO) dan PT Kalista Soter Hastia (KSH).
"Penyertaan saham KNA dan SMI dalam KRO dan KSH merupakan kelanjutan langkah Perseroan secara grup untuk melakukan ekspansi usaha di sektor kendaraan listrik, khususnya di pasar Business-to-Business di Indonesia," ungkap Sekretaris Perusahaan Indika Energy, Adi Pramono dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Rabu (12/7/2023).
KRO akan melakukan kegiatan usaha penyewaan kendaraan listrik roda dua, perdagangan sepeda motor baru, bekas, suku cadang dan aksesorisnya, serta pengoperasian instalasi penyediaan tenaga listrik. Modal yang disetor pada perusahaan ini senilai Rp 15 miliar. Rinciannya, 99,99 persen atau senilai Rp 14,99 miliar oleh KNA dan sisanya 0,007 persen atau senilai Rp 1 juta oleh SMI.
Sedangkan KSH akan melakukan kegiatan usaha penyewaan kendaraan listrik roda empat, perdagangan mobil baru, bekas, suku cadang dan aksesorisnya, serta penjualan tenaga listrik. Modal yang disetor pada KSH yakni senilai Rp 37,5 miliar. Rincianya, KNA sebagai pemilik mayoritas atau 99,99 persen senilai Rp 37,5 miliar, dan sisanya 0,003 persen atau senilai Rp 1 juta oleh SMI.
Advertisement
Anak Usaha Indika Energy Kucurkan Pinjaman USD 7,4 Juta
Sebelumnya, PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui anak usahanya Indika Capital Pte Ltd (ICPL) mengucurkan pinjaman kepada PT Energi Makmur Buana (EMB) untuk modal kerja.
Pinjaman tersebut sebesar USD 4,7 juta atau sekitar Rp 70,64 miliar (asumsi kurs rupiah 15.031 per dolar Amerika Serikat). Indika Capital Pte Ltd telah menandatangani perjanjian pinjaman antar perusahaan dengan PT Energi Makmur Buana pada 28 Juni 2023.
“Fasilitas pinjaman yang dalam perjanjian pinjaman antar perusahaan ini digunakan untuk modal kerja dan pembiayaan kegiatan operasional lainnya di EMB,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Indika Energy Tbk, Adi Pramono.
Pinjaman tersebut berjangka waktu lima tahun dengan bunga 8,4 persen per tahun. Adapun penalty wanprestasi sebesar 2 persen dari jumlah pinjaman. “Pada saat tenor berakhir, dengan opsi pembayaran kembali lebih awal,” tulis Adi.
Adapun ICPL merupakan anak perusahaan terkendali sepenuhnya secara tidak langsung oleh Indika Energy, sedangkan EMB adalah anak perusahaan yang dimiliki perseroan secara tidak langsung sebesar 51 persen.
Transaksi ini merupakan transaksi afiliasi yang membutuhkan pendapat kewajaran berdasarkan pada POJK 42/2020.
“Laporan pendapat kewajaran telah diterbitkan oleh Kantor Jasa Penilai Publik Iskandar&Rekan, penilai independent terdaftar di OJK, dalam laporan pendapat kewajaran Nomor 00233/2.0118-00/BS/02/0596/I/VI/2023 tertanggal 16 Juni 2023 dengan pendapat wajar,” tulis Adi.
Transaksi ini bukan merupakan transaksi benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam POJK 42/2020, karena tidak memerlukan persetujuan pemegang saham independen.
“Transaksi ini bukan merupakan transaksi material sebagaimana didefinisikan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 17/POJK.04/2020 mengenai transaksi material dan perubahan kegiatan usaha utama,” tulis Adi.
Pada penutupan perdagangan Selasa, 27 Juni 2023, saham INDY naik 0,53 persen ke posisi Rp 1.910 per saham.