Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah membatalkan penyertaan modal negara (PMN) tahun anggaran 2022 sebesar Rp 3 triliun kepada PT Waskita Karya Tbk (WSKT).
Berdasarkan Surat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia selaku Ketua Komite Privatisasi Nomor EK.5/126A/M.EKOM/05/2023 tanggal 10 Mei 2023 perihal tindak lanjut dana PMN untuk Waskita Karya disampaikan, Komite Privatisasi melalui surat tersebut telah menyetujui dan memutuskan untuk mengembalikan dana PMN TA 2022 Rp 3 triliun kepada perseroan ke rekening kas umum negara. Selain itu, proses rights issue Waskita Karya/privatisasi tidak dilanjutkan.
Baca Juga
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (6/8/2023), Presiden Direktur Waskita Karya Mursyid menuturkan, perseroan akan siapkan langkah strategis untuk menyelesaikan dua ruas tol yang menjadi tujuan penggunaan PMN TA 2022 Waskita yakni ruas tol Kayu Agung-Palembang-Betung dan ruas tol Ciawi-Sukabumi seiring hal tersebut.
Advertisement
“Atas pembatalan dana PMN TA 2022 berdampak terhadap rencana kerja anggaran perseroan (RKAP), tetapi perseroan akan terus berkomitmen untuk memperbaiki kinerja keuangan,” ujar dia.
Selain itu, Waskita Karya juga berkoordinasi dengan stakeholder dalam mencari sumber pendanaan alternatif penyelesaian proyek sehingga target-target kinerja yang ditentukan dapat tercapai.
Waskita Karya Garap Proyek IKN Rp 4,33 Triliun, Begini Perkembangannya
Sebelumnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) tengah fokus mengerjakan 7 paket proyek IKN dengan total nilai kontrak sebesar Rp 4,33 triliun dari total nilai kontrak Rp 7,22 triliun.
Proyek IKN yang digarap Waskita di antaranya adalah proyek Jalan Tol IKN Segmen 5A, Proyek Jalan Lingkar Sepaku Segmen 4, Proyek gedung Sekretariat Presiden dan fasilitas Gedung penunjang, Proyek gedung dan kawasan Kementerian Koordinator (Kemenko) Paket 3, dan Proyek gedung dan kawasan Kemenko Paket 4.
Selain itu, Waskita Karya juga mengerjakan Proyek Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) 1, 2, 3 dan terakhir yaitu proyek Jalan Feeder Distrik Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) yang baru saja awal Juli lalu dilakukan penandatanganan kontrak kerja.
"Sampai dengan saat ini progres pembangunan IKN masih berjalan sesuai dengan rencana," kata Director of Operation II Waskita Karya, Dhetik Ariyanto dalam keterangan resmi, Selasa (25/7/2023).
Rinciannya, progres proyek Jalan Lingkar Sepaku 4 mencapai 48,13 persen, Tol Segmen 5A dengan mencapai progres 33,67 persen, Gedung Sekretariat Presiden mencapai progres 21,18 persen, Gedung Kemenko 3 mencapai progres 5,73 persen, Gedung Kemenko 4 mencapai progress 11,26 persen. Lalu proyek IPAL 1,2,3 mencapai progres 3,49 persen.
Komisaris Waskita Karya, Teuku Iskandar menambahkan, perseroan berkomitmen untuk memberdayakan pekerja lokal di setiap proyek yang dikerjakan Waskita. Dalam catatannya, pekerja lokal yang terlibat dalam proyek IKN saat ini mencapai 30 persen, dan akan terus ditambah ke depannya.
"Kami akan terus tambah pekerja lokal untuk mempercepat pekerjaan di proyek,” tutur Iskandar.
"Selain itu, value engineering, serta pengembangan teknologi dan digitalisasi melalui BIM & Green Construction kami implementasikan pada proyek-proyek on going terutama di proyek IKN,” pungkas dia.
Advertisement
Kontrak Baru pada Semester I 2023
Sebelumnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mencatat nilai kontrak baru (NKB) Rp 7,82 triliun pada Juni 2023. Perolehan nilai kontrak baru ini masih didominasi oleh proyek pemerintah sebesar 66,24 persen.
SVP Corporate Secretary Perseroan, Ermy Puspa Yunita menuturkan, berdasarkan kepemilikan proyek, selain proyek pemerintah, diikuti oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebesar 13,62 persen, proyek Swasta sebesar 1,29 persen dan anak perusahaan sebesar 18,85 persen.
"Alhamdulillah sampai saat ini pemerintah masih percaya dengan menunjuk Waskita untuk mengerjakan proyek-proyek strategis nasional. Sementara berdasarkan segmentasi proyek total NKB tersebut bersumber dari infrastruktur konektivitas sebesar 53,49 persen, infrastruktur sumber daya air (SDA) sebesar 15,70 persen, gedung sebesar 11,80 persen, EPC sebesar 1,25 persen dan anak usaha sebesar 17,76 persen,” kata Ermy dalam keterangan resminya, Selasa (18/7/2023).
Adapun beberapa proyek dengan kontribusi terbesar hingga Juni 2023 adalah proyek pembangunan Jalan Tol Bayung Lencir – Tempino Seksi 1 di Sumatera Selatan sebesar Rp 582 miliar, proyek peningkatan dan rehabilitasi jaringan Irigasi Peterongan di Mrican Paket 2 sebesar Rp 115 miliar, Urban Flood Control System Improvement in Selected Cities Phase 2 Bima Sub Project (Package 4A) senilai Rp112 miliar.
"Selain proyek dalam negeri, perseroan juga meraih proyek luar negeri yaitu peningkatan kualitas Jalan dari Pasar Tono menuju Oesilo, Rehabilitasi dua jembatan eksisting senilai Rp 513 miliar dan proyek Existing Runway Presidente Nicolau Lobato International Airport senilai Rp 1,1 triliun di Timor Leste,” kata dia.
Saat ini Waskita Karyatengah fokus mengerjakan 7 paket proyek IKN dengan total nilai kontrak sebesar Rp7,22 triliun dan secara porsi nilai kontrak Waskita menggarap proyek sebesar Rp4,33 triliun.
Proyek IKN
Proyek IKN yang Waskita garap di antaranya yaitu, Proyek Jalan Tol IKN Ruas 5A, Proyek Jalan Lingkar Sepaku Segmen 4, Proyek Gedung Sekretariat Presiden dan Fasilitas Gedung Penunjang, Proyek Gedung dan Kawasan Kementerian Koordinator (Kemenko) Paket 3, Proyek Gedung dan Kawasan Kemenko Paket 4.
Selain itu, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) 1, 2, 3 dan terakhir yaitu proyek Jalan Feeder Distrik Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) yang baru saja awal Juli lalu dilakukan penandatanganan kontrak kerja.
Selain itu, Waskita fokus meningkatkan kapabilitas terhadap sumber daya manusia, value engineering, serta pengembangan teknologi dan digitalisasi melalui BIM & green construction.
"Kami sudah mulai menerapkan hal ini pada proyek-proyek on going terutama di proyek IKN. Perseroan juga mempekerjakan pekerja lokal sebanyak 60 persen lebih di proyek-proyek IKN. Disisi lain, Waskita berkomitmen dalam peningkatan penerapan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) & manajemen risiko yang hati-hati di setiap lini perusahaan, sehingga fundamental Perseroan dapat semakin menguat,” lanjut Ermy.
Saat ini, perseroan sangat selektif dalam memilih proyek terutama dalam hal kepastian pembayaran, terdapat uang muka dan monthly payment serta sudah melalui Komite Manajemen Risiko Konstruksi sehingga harapannya proyek – proyek yang didapatkan oleh Waskita dapat berjalan dengan lancar dan tepat waktu serta memberikan dampak positif bagi kinerja perusahaan.
Advertisement