Sukses

Sinar Eka Selaras hingga ITSEC Asia Bakal Jadi Penghuni Baru di BEI Hari Ini 8 Agustus 2023

Hingga Selasa, 8 Agustus 2023, ada 59 emiten baru seiring empat saham emiten baru akan mencatatkan saham perdana di BEI hari ini.

Liputan6.com, Jakarta - Empat perusahaan akan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 8 Agustus 2023. 

Adapun perusahaan yang dimaksud adalah PT Paperocks Indonesia Tbk (PPRI), PT Ingria Pratama Capitalindo Tbk (GRIA), PT Sinar Eka Selaras Tbk (ERAL) dan PT ITSEC Asia Tbk (CYBR). Dengan pencatatan empat saham perdana itu, ada 59 emiten baru sepanjang 2023 di BEI.

Berikut ini Liputan6.com ulas empat calon emiten yang akan menjadi penghuni baru BEI

1. PT Paperocks Indonesia Tbk (PPRI) 

PT Paperocks Indonesia Tbk (PPRI) bakal menjadi perusahaan tercatat ke-56 di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2023.  Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Paperocks Indonesia mencatatkan saham perdana dengan kode saham PPRI.

Paperocks Indonesia mencatatkan saham di papan pengembangan dengan jumlah saham yang ditawarkan ke publik 275 juta saham. Lalu, emiten dengan kode saham PPRI akan mencatatkan saham sejumlah 1,07 miliar saham.

Adapun, harga penawaran saham senilai 140 per saham. Dengan demikian, perseroan berhasil meraup dana sebanyak Rp38,5 miliar.

Sebagai pemanis, PPRI juga secara bersamaan akan menerbitkan 165 juta Waran Seri I yang menyertai saham baru perseroan dengan perbandingan 5:3. Artinya, tiap pemegang lima saham baru akan mendapatkan tiga waran. Kemudian, harga pelaksanaan waran seri I senilai Rp 200 dan bakal meraup dana sebanyak Rp 33 miliar. Perseroan menunjuk PT lndo Capital Sekuritas menjadi penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek.

 

 

2 dari 4 halaman

Dana IPO

Sementara itu, seluruh dana yang diperoleh dari IPO, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja perseroan antara lain untuk membiayai persediaan seperti persediaan papercup, paperbowl, paperbag, dan paperwrap dan biaya operasional yaitu beban penjualan dan beban umum dan administrasi perseroan. Vendor akan ditentukan di kemudian hari tergantung pesanan produk dan kuantitas dari pelanggan perseroan.

Begitu pula dana yang diperoleh perseroan dari hasil pelaksanaan Waran Seri I seluruhnya juga akan digunakan oleh perseroan sebagai modal kerja perseroan dalam rangka memenuhi kebutuhan operasional perseroan yaitupersediaan dan biaya operasional antara lain beban penjualan dan beban umum dan administrasi perseroan.

2. PT Ingria Pratama Capitalindo Tbk (GRIA) 

PT Ingria Pratama Capitalindo Tbk (GRIA) bakal menjadi perusahaan tercatat ke-57 di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2023.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Ingria Pratama Capitalindo mencatatkan saham perdana dengan kode saham GRIA. Ingria Pratama Capitalindo mencatatkan saham di papan pengembangan dengan jumlah saham yang ditawarkan ke publik 1,72 miliar saham. Lalu, emiten dengan kode saham GRIA akan mencatatkan saham sejumlah 7,37 miliar saham.

Adapun, harga penawaran saham senilai Rp 120 per saham. Dengan demikian, perseroan berhasil meraup dana sebanyak Rp 207 miliar. Perseroan menunjuk PT Erdikha Elit Sekuritas menjadi penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek.

 

3 dari 4 halaman

Dana IPO GRIA

Seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO saham ini setelah dikurangi biaya-biaya emisi efek, akan digunakan sebesar Rp 151.920.500.000 atau Rp 151,92 miliar untuk pembayaran utang kepada pihak ketiga, sehubungan dengan pembelian lahan yang dikembangkan oleh perseroan.

Sisanya akan digunakan untuk modal kerja perseroan, dengan rincian sebesar Rp 35.079.500.000 atau Rp 35,07 miliar akan digunakan untuk pembangunan proyek perseroan Mahakam Grande City (MGC) yang terletak di Lok Bahu, Kota Samarinda.

Sisanya akan digunakan untuk biaya operasional perseroan antara lain pembayaran bunga pinjaman bank, pembayaran gaji, jasa profesional, biaya perizinan, keperluan kantor, pajak penghasilan, biaya sewa kantor, biaya marketing, dan biaya transportasi.

3. PT Sinar Eka Selaras Tbk (ERAL)

Perseroan bakal menjadi perusahaan tercatat ke-58 di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2023. Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Sinar Eka Selaras mencatatkan saham perdana dengan kode saham ERAL.

Sinar Eka Selaras mencatatkan saham di papan pengembangan dengan jumlah saham yang ditawarkan ke publik 1,03 miliar saham. Lalu, emiten dengan kode saham ERAL akan mencatatkan saham sejumlah 5,18 miliar saham.

Adapun, harga penawaran saham senilai Rp 390 per saham. Dengan demikian, perseroan berhasil meraup dana sebanyak Rp 404,62 miliar.

Untuk melaksanakan aksi korporasi ini, perseroan telah menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan PT BNI Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. 

Sekitar 37 persen dana IPO akan digunakan untuk pemberian pinjaman kepada entitas anak. Lalu sekitar 13,75 persen akan digunakan untuk pemberian modal dalam bentuk penyetoran modal kepada entitas anak. Sisanya sekitar 49,25 persen akan digunakan untuk modal kerja perseroan.

4 dari 4 halaman

4. PT ITSEC Asia Tbk (CYBR)

PT ITSEC Asia Tbk (CYBR) bakal menjadi perusahaan tercatat ke-59 di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2023.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, ITSEC Asia mencatatkan saham perdana dengan kode saham CYBR.

ITSEC Asia mencatatkan saham di papan pengembangan dengan jumlah saham yang ditawarkan ke publik 1 miliar saham. Lalu, emiten dengan kode saham CYBR akan mencatatkan saham sejumlah 6,44 miliar saham.

Adapun, harga penawaran saham senilai 100 per saham. Dengan demikian, perseroan berhasil meraup dana sebanyak Rp 100,87 miliar.

Sebagai pemanis, CYBR juga secara bersamaan akan menerbitkan 504,36 juta Waran Seri I yang menyertai saham baru perseroan dengan perbandingan 2:1. Artinya, tiap pemegang dua saham baru akan mendapatkan satu waran. Kemudian, harga pelaksanaan waran seri I senilai Rp 400 dan bakal meraup dana sebanyak Rp 201,74 miliar.

Perseroan menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menjadi penjamin pelaksana emisi efek. Sedangkan, PT Sucor Sekuritas Indonesia dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk menjadi penjamin emisi efek.

Sekitar 87 persen dana hasil IPO akan digunakan sebagai modal kerja. Kemudian sisanya sekitar 13 persen akan digunakan sebagai belanja modal. Kedua alokasi tersebut dalam rangka mendukung perluasan tim cyber security di Indonesia, Singapura, dan Australia. Serta untuk membangun tim baru serta menyewa kantor di wilayah-wilayah yang dinilai memiliki peluang pasar.